1.7

5.5K 1.6K 239
                                    

Soobin melangkah masuk ke kamar Taehyun, lalu menutup pintunya pelan. Ia duduk ditepi ranjang, sambil mengedarkan pandangannya yang terfokus pada beberapa botol obat.

Soobin terkejut begitu tau jika Taehyun meminum banyak obat anti depresi. Jadi apakah selama ini, Taehyun depresi tanpa sepengetahuan dirinya?

"Kenapa lo gak berbagi beban lo juga ke kita, Tae? Lo pikir kita apaan?"

Tanpa sadar, air mata Soobin menetes. Ia merasa kehilangan, dan bingung bagaimana menyampaikan berita duka ini kepada orang tua Taehyun.

Taehyun yang mengajak mereka, Taehyun yang punya penginapannya, tapi Taehyun sendiri yang tewas. Itu terlalu kejam bagi Soobin. Dia pikir, dirinya bisa refreshing dengan tenang di pulau ini. Tapi nyatanya, hari-harinya dipenuhi dengan rasa takut satu sama lain. Bayang-bayang kematian seakan menghantui mereka semua, dengan rasa gundah siapa yang akan menjadi target selanjutnya?

Dan pertanyaan yang paling membingungkan adalah siapa pelaku yang menyamar diantara mereka?

Soobin melirik tas gunung milik Taehyun, lalu karena penasaran ia pun membuka isi tas tersebut dan menemukan sebuah buku catatan dengan sampul bergambar kucing.

Dia iseng-iseng membuka catatan itu karena yakin isinya hanyalah rumus-rumus belaka yang membuat pusing semua orang yang melihatnya. Namun ternyata, catatan itu kosong dan hanya ada beberapa tulisan ditengah-tengah lembaran buku. Tulisan itu berantakan, menandakan jika Taehyun terburu-buru menulisnya.

Siapapun yang membaca ini, tolong bersembunyilah. Ini adalah rahasia yang penting, meskipun aku tidak yakin jika yang membaca ini adalah orang baik.

Tolong baca ini sampai selesai, karena kamu akan menyimpan sebuah rahasia yang besar. Dan setelah kamu selesai membacanya, keputusan berada di tanganmu. Apakah kamu akan menutup mulut, atau membongkarnya agar pertumpahan darah tidak semakin berlanjut?

Dan tolong, sembunyikan buku ini. Aku akan memberi tau siapa pelaku dibalik ini semua. Sebenarnya sudah lama aku mengetahuinya, tapi aku diancam olehnya.

Maaf.

Sebagai permintaan maafku, aku akan memberi tau siapa pelakunya. Dia—

Kalimat itu terputus dan berlanjut ke halaman berikutnya, namun sayangnya ketika jari tangan Soobin berniat membuka lembaran selanjutnya, ia dikejutkan oleh panggilan menggelegar.

"SOOBIN!! BIIN?! WOI KELINCI RAKUS, LO DIMANA?!"

Soobin berdecak begitu mendengar panggilan menggelegar dari Yeonjun. Dengan berat hati, ia menyimpan buku itu lagi di dalam tas lalu keluar dari kamar. "SEBENTAAAR!!!"

Setelah kepergian Soobin, seseorang diam-diam masuk ke kamar Taehyun lalu mengambil buku tersebut dengan senyum sumringahnya yang terlihat menyeramkan. "Pinter juga rambut merah itu, segala ngasih tau lagi. Ck, untung udah gue bunuh."

Ia merobek salah satu kertas catatan itu, dan menuliskan sesuatu disana. Lalu ia segera keluar, dan masuk ke kamarnya sendiri. Tepat setelah itu, Soobin muncul dari ruang tengah dan diam-diam masuk lagi ke kamar Taehyun untuk membaca bukunya lagi.

"Kak Yeonjun bangsat. Minta fotoin aja ke gue, bukannya ke yang lain." gerutunya dengan bibir mengerucut sebal karena Yeonjun menyuruhnya memfoto dirinya. Udah gitu gayanya aneh banget, terus pake kacamata bentuk love juga. Soobin jadi geli liatnya.

Kening Soobin berkerut bingung ketika ia tidak menemukan buku itu di dalam tas. Ia bahkan sudah mencari kesana kemari, sampai ke kolong-kolong kasur namun buku itu tak kunjung ia temukan. Soobin yakin, ia mengembalikannya lagi ke dalam tas.

Kesal karena bukunya hilang, Soobin tak sengaja menemukan secarik kertas yang disobek asal-asalan, terletak di atas meja. Ia membaca tulisan yang tertera di sana.







































Anda kalah cepat, ketua osis. Aku mengawasimu tanpa sepengetahuanmu, hihi. Hati-hati ya, jangan tidur sendirian~

-kE

[2] Alarm | TXT ft. SKZ『√』Where stories live. Discover now