1.8

5.6K 1.6K 474
                                    

Malam ini, Soobin memberanikan diri untuk tidur sendiri. Masa bodoh dengan kertas ancaman itu.

Namun sebelum ia merebahkan tubuhnya, Soobin terlebih dahulu memasang alarm di pukul 3 juga. Dia hanya ingin memastikan apakah benar yang dikatakan Beomgyu kalau pelaku membenci suara berisik?

Sementara di luar kamar Soobin yang sudah sepi, sosok itu berjongkok mengintipnya lewat lubang kunci kamar.

"Hmm nantangin ya??"





















KRIIIINGG!!
KRIIIIINGG!!
KRIIIIINGG!!

Soobin sama sekali tidak terbangun, meski alarm nya sudah berbunyi sejak 5 menit lalu.

Namun sayangnya, pelaku tidak datang malam itu. Sehingga alarm itu terus berbunyi di tengah sunyi yang mencekam.

Changbin yang sedang asik main game di dalam kamar tiba-tiba dikejutkan dengan mati lampu. Ia berteriak kaget dan spontan melempar ponselnya.

"Anjing! Hp guee!!"

Changbin meringis karena ia tak bisa mencari handphonenya di tengah gelap. Di luar pun sepi sekali karena teman-temannya pasti lagi tidur semua.

Dan karena ia jengah tak mendapatkan ponselnya, Changbin memilih keluar dari kamar untuk pergi ke dapur mencari lilin. Pengennya sih langsung tidur, cuma gak tau kenapa dia lagi baik aja sekarang mau nyalain lilin biar gak gelap-gelap banget. Bodo amatlah sama hantu atau kuyang, yang penting HP nya ketemu terus dia bisa main game lagi.

Ketika ia berjalan di koridor, sayup-sayup ia mendengar suara alarm yang berbunyi. Setelah ditelusuri, ternyata bunyi itu berasal dari kamar Soobin. Changbin mendesis sebal, lalu melangkah menghampiri kamar itu meski dengan tangan yang meraba-raba sekitarnya.

"Orang buta tiap hari ngeliatnya gini doang ya. Kasian banget." gumamnya karena tak bisa melihat apa-apa selain kegelapan.

Tapi Changbin merasa dipermainkan ketika suara alarm itu tidak terdengar lagi. Sial! Buang-buang waktunya saja yang ingin mencari lilin. Namun kakinya tak jadi melangkah ketika mendengar jeritan Soobin di dalam sana. Suaranya seperti dibekap sesuatu.

Changbin merinding. Takut jika itu suara setan biar Changbin nyamperin kesana, tau-taunya kuyang yang minta tumbal. Ia bergidik ngeri, tapi ia penasaran kenapa suara Soobin seakan meneriakkan kata tolong?

Seketika rasa merindingnya bertambah. Bukan karena kuyang atau semacamnya, tapi karena ia teringat apa yang dikatakan Beomgyu.

Tentang pelaku yang membenci suara berisik, terutama alarm.

Kaki Changbin gemetar. Ia tidak tau harus berbuat apa, padahal ia sudah berdiri di depan pintu kamar Soobin. Pertama kalinya ia merasa takut seperti ini. Kemana jiwa pemberaninya dulu?

"HMPPP!! HMMPP!!"

Setitik cahaya muncul di dekat kaki Changbin yang gemetar itu. Changbin menoleh, menatap senter kecil di dekat kakinya. Bagaimana bisa tiba-tiba ada senter di sana?

Tanpa berpikir panjang, Changbin menyentap senter itu lalu dengan sisa keberaniannya, ia mendobrak pintu yang terkunci itu.

"KELUAR LO!! PEMBUNUH BAJINGAN!! LO GAK BAKAL BISA KABUR!!!"

Satu persatu anak-anak lain keluar dari kamar mereka sambil membawa handphonenya sebagai senter. Salah satunya Beomgyu yang langsung lari menghampiri Changbin.

"Kenapa?!"

"Soobin mau dibunuh!!" jawab Changbin sambil terus berusaha mendobraknya.

Beomgyu mendecak dan mendorong tubuh Changbin begitu saja hingga ia terhuyung ke samping. Tanpa ancang-ancang, Beomgyu langsung mendobrak pintu itu dengan kakinya. Tapi sayangnya, pintu tetap tidak terbuka.

[2] Alarm | TXT ft. SKZ『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang