2.7

5.3K 1.6K 397
                                    

"Beomgyu beneran duduk doang di situ?" tanya Jeongin kepada Yeonjun.

Yeonjun menghela nafas pasrah. "Kita gak bisa maksa juga. Terserah lah dia mau ngapain."

Changbin menghentikan langkahnya. "Pulau ini luas banget. Bakal lama kalo kita nyarinya barengan gini. Gimana kalo kita mencar aja? Jam 2 siang, kita kumpul lagi di pantai."

Hyunjin nampak tidak setuju, namun sebelum ia membantah, teman-temannya yang lain sudah terlanjur menyetujui usulan Changbin. Hyunjin melirik Seungmin yang juga meliriknya, dan lelaki penuh topeng itu tersenyum mengejek padanya. Hyunjin berdecih kesal, lalu membuang mukanya.

"Gue sama Yeonjun, sisanya terserah." kata Changbin.

"Kalo gitu gue sama Jeongin." ucap Seungmin lalu merangkul Jeongin.

"Gak!" larang Hyunjin dengan wajah tidak sukanya. "Kita bertiga aja, masa gue sendirian?"

Yeonjun nampak berpikir, lalu menjentikkan jarinya. "Yaudah kalo gitu, lo jagain Beomgyu aja Jin."

Hyunjin terhenyak, dan menunjuk dirinya sendiri. "Hah?! Gue?!!"

Seungmin mendorong pundak Hyunjin untuk berbalik arah. "Udah sana, nurut aja kenapa sih? Susah banget."

Hyunjin menepis kasar tangan Seungmin yang mendorong-dorong pundaknya. "Gausah sentuh-sentuh gue bangsat."

"Pfftt." Seungmin menahan tawanya.

Hyunjin membenarkan gendongan tas nya. "Oke, gue bakal jagain Beomgyu. Tapi hati-hati, pembunuhnya ada di antara kalian berempat sekarang."

Setelah itu, Hyunjin melangkah menjauh dari teman-temannya yang nampak kebingungan.

Mereka semua berpencar ke arah yang berbeda, termasuk Seungmin dan Jeongin yang kini sedang berbincang-bincang.

"Jeong, menurut lo pelakunya siapa sih?" tanya Seungmin.

Jeongin terdiam berpikir. "Gue gak mau nethink sih. Gue awalnya curiga sama kak Chan, tapi dia kan hilang di laut."

"Ohh." Seungmin mengangguk.

"Kalo lo sendiri? Curiga sama siapa?" tanya Jeongin.

Seungmin menoleh, lalu tersenyum. "Gak ada."

"Kok gak ada? Aneh lo."

Seungmin tersenyum lagi, namun lebih lebar. "Menurut lo, gue ini orangnya kayak apa sih?"

"Apa ya? Lo asik sih, terus juga rajin banget bersih-bersih. Tapi sayangnya, lo jadi cuek sama kita karena sibuk bikin cerita. Lo jadi lebih emosional dan sensitif karena sering begadang. Itu sih yang bikin gue gak nyaman." jawab Jeongin.

"Terus?"

"Gue pengen lo tidur yang cukup. Jangan terlalu memforsir diri lo buat terus berkarya. Sesekali istiharat lah, kak. Gue pernah denger, kalo orang yang begadang itu, dia resiko jadi psikopat jauh lebih besar loh kak." ujar Jeongin, lalu menoleh ke arah Seungmin. Namun tidak ada siapa-siapa di sampingnya.

Jeongin kebingungan sambil terus mencari keberadaan Seungmin dengan ekor matanya. "Kak Seungmin?"

"Ka—hmp!!"

Jeongin dibekap dan diseret entah kemana. Ia terus berusaha memberontak, dengan kakinya yang terus bergerak. Ia melirik tangan yang membekapnya dengan bau parfum yang familiar.

Parfum yang sering Seungmin gunakan.

"AKH!!" teriak orang yang membekapnya itu ketika Jeongin menggigit tangannya.

[2] Alarm | TXT ft. SKZ『√』Where stories live. Discover now