[4] Goodbye

691 149 105
                                    

"Tidak apa-apa untuk merayakan kesuksesan tapi lebih penting untuk memperhatikan pelajaran tentang kegagalan." -Bill Gates

-




Ketika Chan tiba di ruangan, ia meraba pergelangan tangannya yang kosong tanpa sebuah gelang rantai. Tentu, ia heran dan kembali mengingat-ngingat.

Secara spontan, Chan menepuk dahinya. "Astaga, gelang itu 'kan tertinggal di Lab! Kenapa aku bisa melupakannya?"

Chan tergesa-gesa kembali ke Lab. Ia yakin, kalau gelangnya tertinggal di sana. Gelang berbentuk rantai itu terlepas ketika Chan melepas mantel putih yang ia pakai sebagai alat penyamaran.

Dan benar saja, setibanya di sana, gelang itu tergeletak di atas meja, tepatnya di sebelah mantel. Tanpa membuang waktu lama, Chan pun bergegas mengambilnya dan keluar dari sana.

Tapi saat tiba di ambang pintu, langkahnya terhenti karena dihadang oleh dua pria jangkung bertubuh kekar. Chan mundur pelan-pelan ke belakang. Atensinya tak lepas dari dua sosok yang sejak dulu ia hindari.

"Sial, aku ketahuan," umpatnya. Ia baru ingat kalau tempat ini memiliki banyak CCTV, jadi percuma saja kalau ia mengindik-ngindik untuk mendengarkan pembicaraan mereka tadi.

"Cepat jujur, apa yang kau dengar dari pembicaraan kami tadi?!" Itu suara Flip, ia bergerak maju, sedangkan Chan terus mundur ke belakang. Bibirnya gemetar sepacu dengan langkahnya.

Melihat Chan terus mundur, Flip menginstruksi Pieter. "Pieter, cepat tangkap dia!"

Asisten pribadi yang disebut-sebut sebagai Pieter itu melaksanakan perintah Flip. Ia menangkap Chan dan membawanya ke sudut tembok.

Mendadak, sekujur tubuh Chan jadi membeku. Ia tak berani berbicara, ataupun memberontak, tapi tingkah Chan justru malah membuat Flip semakin geram.

"Hey, kau tidak punya telinga?! Jawab pertanyaanku! Berani-beraninya kau menguping pembicaraan kami!"

Chan menggeleng dengan raut takut. Wajahnya pucat pasi, tapi Flip terus mendesaknya untuk menjawab.

"Ohh, jadi kau tidak mau menjawab?" Flip menyeringai lalu menoleh ke arah asistennya. "Pieter, bunuh dia!"

"Jangan!" Akhirnya Chan bersuara. Ia memejamkan mata, lalu mengambil napas panjang. "A-aku janji tidak akan membongkar rahasia kalian,"

Flip mendengkus lucu. "Kau pikir aku percaya? Cepat bunuh dia!"

"Aku serius!" potong Chan lagi, menghentikan pergerakan Pieter. "Tapi ada syarat lain," Flip mengamati setiap sudut wajah Chan. Tak lama, ia mendekat untuk mendapat bisikan.

-





Malam semakin larut, kesembilan pemuda itu harus mendahului rencana Flip yang ingin membawa mereka ke Westernland (Pulau barat yang tak berpenghuni). Maka dari itu, semua member menyetel alarm agar waktu tak terlewat, dan berkumpul di tempat perjanjian yang ditulis Chan dalam surat, yakni lorong District 9.

"Semuanya sudah lengkap?" Chan bertanya pada semua member. Mereka pun saling memeriksa dan menghitung jumlahnya, setelah yakin tidak ada yang tertinggal, Changbin menjawab pelan. "Sudah, Hyung."

"Bagus, ayo kita masuk ke dalam bus itu," Chan menunjuk bus tua yang terparkir di pelataran. Semua atensi mengarah ke sana, mereka sangat bersemangat melihatnya, seakan itu adalah cahaya kehidupan, walau sebenarnya itu hanya sebuah bus tua yang tak layak pakai.

Wonderland || SKZ ✔️Where stories live. Discover now