[21] Challenge death

466 84 58
                                    

"Jika kamu tidak mau mengambil risiko yang biasa, kamu harus puas dengan hasil yang biasa juga." Jim Rohn. A



Woojin mampir ke ruang medis untuk sekadar mengambil kotak obat yang akan ia bawa pergi menuju suatu tempat. Saat akan menutup wadah berisi obat-obatan itu, mendadak Woojin teringat dengan Seungmin.

Ia tersenyum samar dan mengalihkan pandangannya. "Aku tidak pernah mengizinkan Seungmin untuk menyentuh alat-alat ini, sehingga tak pernah ada kerjasama diantara kita." Sinar matanya berubah sendu. "Ya, semua ini memang salahku."

Woojin lanjut membawa kotak obat itu keluar, tepatnya menuju ruang tengah, tempat Stray kids berkumpul.

Mereka akan menjalani misi yang sudah mereka susun semalaman.

/Flashback/

"Memangnya kau punya rencana apa, hyung?" tanya Jisung pada Chan.

Chan yang memang sudah menyiapkan strategi segera menjawab. "Kita akan pergi ke gedung Flip dan mendesaknya untuk jujur. Yang terpenting, kita harus membunuh semua kloning-kloning itu terlebih dulu. Pasti ada sistem rahasia yang disembunyikan oleh Flip."

Felix menerbitkan wajah cemas. "Tapi untuk masuk ke sana bukanlah hal yang mudah, hyung. Banyak sekali penjaga yang akan menodongkan pistol kalau kita sampai nekat masuk."

"Tidak ada cara lain, Felix. Kita harus menerima risiko itu, kita tidak bisa menghindarinya."

Semua member tertegun, menatap kosong meja yang ada di tengah-tengah mereka. Perkataan Chan benar, 'Kita tidak bisa melewati hari esok jika kita menghindarinya hari ini.'

/Flashback off/

"Langsung saja kita masuk ke mobil, matahari sudah semakin terik." ucap Minho sambil menutupi silau matahari yang masuk ke netranya dengan tangan, kemudian mendahului yang lain berjalan di depan. Namun ketika semua member sedang berjalan memasuki mobil, Chan yang berada paling belakang mendadak limbung, beruntung Felix berhasil menopangnya. Ia bisa melihat wajah Chan yang pucat pasi. "Kau baik-baik saja, hyung?"

Chan berusaha sekuat tenaga melepaskan sentuhan Felix. "Tidak apa-apa," Ia lanjut berjalan walau kepalanya terasa pusing. Nafasnya yang sedikit sesak membuat Chan terus memegangi dadanya.

Bruk!

"Chan hyung!"

Felix reflek memekik melihat Chan tiba-tiba ambruk dilantai. Semua ikut menoleh ke belakang dan berhenti berjalan. Terlalu terkejut mengetahui Chan ambruk dengan tiba-tiba, sehingga mereka sempat mematung di tempat dalam beberapa waktu. Setelahnya, mereka langsung mengerubungi Chan dan berusaha membangunkannya. Jauh berbeda dengan Hyunjin yang malah berdecih dan tetap diam di tempat.

"Chan, bangun Chan. Kau kenapa?" Woojin membangunkan Chan walau tau pria itu masih setengah sadar. Sedangkan yang lain ikut melontarkan tatapan cemas dan juga bingung, apalagi wajah Chan terlihat sangat pucat.

"Chan hyung, kenapa hyung? Apa dia sakit?" tanya Jisung cemas, pada Woojin yang hanya membalas dengan gelengan.

Di sebrang, Hyunjin hanya melipat kedua tangannya di depan dada sambil melontarkan lirikan sinis kearah Chan. "Sudahlah, untuk apa kita mengurus orang yang jelas-jelas tidak peduli dengan kita? Buang-buang waktu saja,"

"Jaga ucapanmu, Hyunjin! Bagaimanapun Chan adalah teman kita!" bela Woojin menyentak, tak menyangka Hyunjin setega itu pada Chan.

"Ya memang benar, 'kan? Saat tubuhnya sehat saja dia bersikap seenaknya dan tidak peduli, giliran sakit malah minta di urus. Enak saja!"

Wonderland || SKZ ✔️Where stories live. Discover now