[23] Don't Leave Us Alone

572 87 57
                                    

"Teruslah tersenyum, karena hidup itu indah dan ada banyak hal yang bisa disyukuri."

Playing now:
LMM - Hwasa





Felix dan Jeongin bertatapan sejenak, lalu mengikuti kemana arah Minho berlari. Setibanya disana, mereka sama-sama tercengang melihat semua member mengitari Chan yang sedang sekarat. Mereka terlihat mengeluarkan air mata, terlebih Hyunjin yang sekarang memangku kepala Chan.

"Hyung, bertahanlah! Ayo kita ke rumah sakit sekarang!"

Baru Hyunjin ingin bangkit, suara Chan yang samar sudah terdengar lagi. "Tidak perlu, Hyunjin. Ke rumah sakit hanya membuang waktuku bersama kalian."

"Apa maksudmu, Chan? Jangan membuat kami takut!" sarkas Woojin sambil menghapus air matanya dengan kasar.

Chan kesulitan mengatur napasnya, sementara dadanya yang barusan ditembus peluru terus mengeluarkan darah. "Waktuku sudah tidak banyak lagi, ja-jadi aku mau minta maaf sama kalian kalau selama ini aku sering menyusahkan. Maaf atas sikap egoisku yang membuat kalian muak. Terutama Hyunjin." Chan susah payah menatap Hyunjin yang sudah bercucuran air mata. "Kau membenciku, 'kan? Aku sangat minta maaf karena itu."

Hyunjin langsung menggeleng. "Tidak, hyung! Aku yang seharusnya minta maaf. Gara-gara aku, kau jadi seperti ini."

Chan beralih mengusap kepala Hyunjin. Seulas senyum dan sorot mata menyakitkan terbit di wajah Chan. "To-long jangan merasa bersalah. Kehadiranku memang tidak diinginkan oleh dunia, aku sudah menyadarinya sejak lama, jadi aku mau sedikit berguna di akhir hidupku."

"Hyung, bukan begitu. Kami yang terlalu kekanak-kanakan berkata seperti itu padamu."

Tubuh Chan semakin melemah, ia menyadari waktunya hampir habis. "Satu permintaan terakhirku, tolong cepat tinggalkan Wonderland setelah ini dan jangan pernah kembali lagi. Aku tidak ingin kejadian ini terulang lagi."

Semua member semakin menangis dan tak sanggup berkata-kata. Mereka hanya meratapi Chan tanpa sedikitpun memalingkan wajah disaat-saat detik terakhirnya. Ada harapan kecil dalam benak mereka, yaitu bertahan. Sekalipun mereka membenci Chan, tapi mereka tidak mau kehilangan pria itu.

"Jaga diri kalian baik-baik ya, aku senang Stray kids tetap ber-angka ganjil, dan aku juga senang misi kita se-le-sai."

Berakhir sudah. Tidak ada suara yang terdengar lagi dari mulut Chan, yang ada hanya isak tangis dan penyesalan dari masing-masing member.

Tiba-tiba Woojin mendekat dan langsung meremas baju Chan. "Kenapa kau meninggalkan kami, Chan?! Kita datang bersama-sama, seharusnya juga pulang bersama-sama. Ini tidak adil! Kau curang!" Woojin meringkup dibalik tangan diiringi dengan isakan hebat. Perkataan Woojin mewakili perasaan member lain. Mereka ingin Chan tetap hidup, tapi semuanya sudah terlambat, dan mereka tahu tangisan mereka sia-sia.

"Kau memang berjanji mempertahankan angka ganjil pada Stray kids, tapi bukan angka ganjil seperti ini yang kami maksud, hyung!" tambah Changbin marah. Lelaki itu masih gengsi mengeluarkan air matanya. Ia ingin runtuh sendiri saja, kalau dia ikut menangis, siapa yang akan menjadi kekuatan?

Disisi lain, ada seseorang yang merasa sangat menyesal. Ia Hyunjin, pria yang hampir kehilangan nyawanya. "Seharusnya aku yang ada diposisi itu, hyung, bukan kau." umpatnya tanpa terdengar siapapun. Ia membelakangi para member dan mulai menangis lagi.

Stray kids meluapkan kesedihan mereka disana, diantara mayat-mayat penjaga dan juga beberapa memori yang tersisa dipikiran mereka. Tapi tiba-tiba suara polisi memecah suasana haru itu.

Wonderland || SKZ ✔️Where stories live. Discover now