[17] We Hate Him

446 95 98
                                    

"Kebanyakan orang lebih mudah mengingat sisi buruk seseorang, meskipun hal buruknya tak sebanding dengan kebaikannya."

Playing now:
Human — Christina Perri

"Hyunjin, tunggu! Dengarkan aku dulu!"

Hyunjin tak peduli, ia terus berlari masuk ke dalam dorm, tak ingin melihat wajah Chan lagi. Tapi usahanya sia-sia karena akhirnya Chan dapat menahannya saat sampai di ruang tengah, kebetulan para member juga masih berkumpul disana.

Hyunjin melepas tangannya dengan kasar, seolah tak ingin disentuh oleh Chan. "Teman-teman, lihat pria ini." Hyunjin berhasil mengalihkan perhatian semua orang. "Selama ini dia hanya berpura-pura hilang ingatan. Dia bekerja sama dengan Flip untuk mengelabui kita,"

Semuanya terkejut dan balik menatap Chan dengan sulutan emosi.

Felix berdecih. "Pantas saja sikapnya sangat aneh, rupanya menyembunyikan sesuatu."

"Tidak, bukan begitu!" Chan panik, lalu mengalihkan pandangannya lagi pada Hyunjin. "Hyunjin, kau tidak tahu apa-apa! Kau salah paham!"

"Salah paham apanya, hyung? Jelas-jelas tadi aku mendengar semuanya. Sekarang kau panik karena semua kebusukanmu terbongkar, 'kan? Kau itu sama saja dengan Flip!"

"Dan kalian sama seperti masyarakat Wonderland terhadap kita! Kalian hanya salah paham." balas Chan menekan.

Hyunjin yang mendengar hanya menggeleng disertai dengusan kecil. Tak lama Changbin bersuara. "Ohh sekarang aku mengerti, jadi sebenarnya hyung memanfaatkan situasi ini untuk kemegahanmu sendiri? Hyung balas dendam karna dulu kami gak pernah anggap hyung sebagai ketua? Dasar egois!"

Chan semakin ingin mati saja, pikiran mereka benar-benar sudah jauh dari realita. "Jangan menuduh yang aneh-aneh, Changbin!"

"Tapi realitanya memang seperti itu! Hyung bilang mau membantu kami bebas dari Flip, tapi malah bekerja sama dengan si brengsek itu. Kami sudah ingat semuanya, hyung! Kami paham bagaimana sikapmu yang pendendam itu!"

"Bukan seperti itu, aku bisa jelaskan semuanya!"

"Yasudah jelaskan," Minho mempersilahkan. Tapi saat itu juga Chan mengkhawatirkan nasib Stray kids yang sekarang sudah diujung tanduk. Kalau ia jujur, pasti Flip akan melakukan hal nekat untuk berbuat sesuatu yang buruk pada Stray kids. Chan menggeleng, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"CEPAT JELASKAN!"

Chan terlonjak kaget saat Hyunjin tiba-tiba membentaknya. Seketika ia jadi ingat dengan masa lalu, dimana saat hidupnya dipenuhi dengan kebencian. Tapi setidaknya hidupnya jauh lebih baik dari sekarang, hidup yang bebas tanpa tekanan dari siapapun. Tidak seperti sekarang ini, pikiran dan hatinya seperti terpenjara.

"Kau tidak bisa jawab, 'kan? Daridulu kau memang tidak pernah berubah, bisanya hanya menyakiti kami saja! Kami membencimu, hyung!" Minho mendorong tubuh Chan lalu pergi darisana.

Woojin yang sejak dulu tak pernah membenci Chan dan selalu berusaha mengerti, sekarang ikut kecewa. "Aku sangat kecewa denganmu. Sangat kecewa." ucap Woojin dengan nada datar, lalu pergi meninggalkan tatapan yang rapuh untuk Chan. Begitupun yang lain. Sekarang Chan sendiri.

Itu semua sangat menyakitkan dan menyiksa bagi Chan. "Kemarin tubuhku yang sakit, sekarang apa Tuhan membiarkan hatiku sakit karena perkataan mereka?"

Dadanya sesak dan kepalanya sakit, tapi rasa sakit di tubuhnya tak sebanding dengan rasa sakit di ulu hatinya. "Aku saja membenci diriku sendiri, apalagi orang lain."

Chan pergi dari ruang tengah sambil terus menyesali keputusan bodohnya. Tapi kalau tidak begini, Stray kids tidak akan selamat. Chan tidak mau itu terjadi, ia ingin melindungi Stray kids, walau pada kenyataannya hanya akan membuat mereka kecewa.

--


Sekarang langit tampak jingga, inilah waktunya Jeongin membuat makan malam untuk para member. Tak lupa ditemani Seungmin juga disampingnya.

Belakangan ini pria itu memang sering membantu Jeongin memasak dengan alasan ingin mengerjakan sesuatu, Seungmin bilang tidak adil kalau ia tidak mendapat tugas sendiri, mendengar alasan itu Jeongin bisa apa selain mengiyakan?

Jeongin tersenyum bangga melihat Seungmin yang mulai mahir dalam hal memotong. "Kau pandai memasak juga ternyata, hyung. Bahkan sekarang kau terlihat seperti chef bintang lima."

Seungmin terkekeh mendengar itu. "Chef bintang lima tidak memotong selambat siput. Lihat ini, masakannya belum selesai karena aku memotongnya terlalu lama."

"Semuanya butuh proses, hyung. Aku yakin kau juga bisa sehebat Woojin hyung kalau belajar."

Seungmin hanya tersenyum miris. Rasanya hal itu mustahil ketika cacian Woojin terngiang lagi di telinganya.

"Oya, apa tanggapanmu mengenai Chan hyung?" tanya Jeongin mengalihkan, ia tau kalau Seungmin masih sensitif jika membahas tentang Woojin.

"Sebenarnya aku kecewa dengannya, apalagi sampai sekarang dia belum memberi alasannya." Seungmin menarik napas panjang. "Semakin kesini, sikap dia semakin sulit dimengerti."

"Iya, dia juga semakin menyebalkan. Dia itu pria terkasar yang pernah kutemui. Andai aku tidak pernah bertemu dengannya, pasti hidupku akan tenang." raut Jeongin terlihat kesal, mengingat Chan pernah menyepelekan hasil masakannya. Peristiwa itu sejujurnya tak akan pernah dilupakan oleh seorang Yang Jeongin.

"Sebegitu mengganggunya kah aku bagi Stray kids? Sampai-sampai kehadiranku tak pernah diinginkan lagi oleh mereka?" Chan bergumam pelan tanpa terdengar oleh Seungmin dan juga Jeongin. Kebetulan ia ingin pergi ke suatu tempat, jadi daripada kupingnya semakin panas, lebih baik Chan langsung pergi saja dari sana.

Tepat setelah kepergian Chan, Jeongin pamit pada Seungmin ke toilet. "Hyung, tunggu sebentar ya, aku mau ke toilet dulu. Sudah kebelet sekali. Tolong ambil alih supnya, seperti biasa, jangan sampai terlalu empuk ya."

"Siap!" Seungmin memperagakan bentuk hormat pada Jeongin yang padahal sudah kabur ke toilet, setelah itu ia fokus pada sup yang hampir matang.

Terkadang Seungmin bergumam, apa tidak ada menu lain selain sup?
Memikirkan itu, Seungmin tertawa. Tapi Jeongin sudah hebat bisa memasak, padahal umurnya masih satu tahun di bawahnya, apalagi ia laki-laki, sementara setahu Seungmin, rata-rata yang bisa masak itu perempuan.

"Sudah matang, hyung?"

Seungmin terkejut dan langsung melihat Jeongin yang sudah berdiri tepat di belakangnya. "Loh kok kamu cepet banget, Ngin? Katanya mau ke toilet?"

"Iya, sudah,"

Karena supnya akan matang, Seungmin terpaksa memfokuskan dirinya lagi pada masakan. Namun sebenarnya Seungmin merasa aneh mengetahui sampai sekarang Jeongin belum mengambil alih sup titipannya.

Tapi tidak! Seungmin tidak mau berpikir buruk, mungkin memang Jeongin ingin membiarkan dirinya semakin mahir dalam bidang masak.

Namun siapa sangka prasangka buruk Seungmin benar? Sosok itu bukanlah Jeongin yang asli, melainkan kloning yang mirip dengan Jeongin.

Kemarin kloning yang ditangkap Stray kids mendadak hilang saat ingin dibawa ke gudang, tak diherankan lagi jika itu memang perbuatan Flip. Alat buatannya memang lebih canggih dari buatan Felix.

Melihat Seungmin masih sibuk memasak dan Jeongin asli juga belum kembali dari toilet, kloning itu secara diam-diam mengeluarkan suntikan berisi suatu cairan. Melalui kesempatan itulah kloning melancarkan aksinya.




Apa kira-kira yang terjadi dengan Seungmin setelah ini?

Tbc

Wonderland || SKZ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang