[18] Don't Let Us

488 91 142
                                    

"Kesalahan terbesar adalah ketika kita tau itu salah, tapi masih tetap dilakukan."



Setelah memastikan keadaan aman, kloning itu pelan-pelan menyuntikkan cairannya ke lengan Seungmin. Tentu Seungmin tidak sadar, karena posisinya persis membelakangi kloning. Ia terus saja mengaduk sup, sampai suatu ketika dadanya terasa sesak.

Seungmin melihat ke belakang, tempat dimana Jeongin berada. "Jeongin? Jeongin kau dimana?"

Seungmin memegangi dadanya dan berusaha mengambil napas, tapi rasanya oksigen tak cukup banyak untuk melancarkan sirkulasi napasnya.

Karena tak sanggup menahan, akhirnya Seungmin jatuh dengan tubuh mengejang. Sulit untuknya berteriak, yang bisa ia lakukan saat ini hanya meracau, melampiaskan rasa sakit di dadanya. Tapi semakin lama rasa sesak itu malah semakin menyerang paru-parunya, seakan ada seseorang yang sedang berusaha mencekik lehernya. Itu membuat Seungmin kehilangan akal.

"To-long,"

"Jeongin-ah,"

Seungmin tak bergerak lagi setelah berhasil menghembuskan napas terakhirnya. Disisi lain, Jeongin baru selesai buang air kecil. Ketika melihat Seungmin tergeletak lemas di lantai, pria itu langsung cepat-cepat ber-jongkok dan berusaha membangunkannya.

"Hyung, kau kenapa?" Jeongin mengusel-usel pipi Seungmin dengan cemas. "Hyung, bangun! Tolong jangan buat aku panik!"

Ia tak menyerah walau Seungmin tak kunjung menyahut. "Hyung, itu tidak lucu! Ayo bangun!"

Jeongin semakin membangunkan Seungmin dengan kasar, rasa takut dan juga khawatir terus menggelayuti pikirannya. Tapi Jeongin tak mau percaya begitu saja, bahkan kalau sampai pikiran buruknya terjadi, ia bersumpah tak akan sudi menerimanya.

"Hyung, bangun! Ayo bangun!" Jeongin menonjok dada Seungmin, berharap Seungmin akan bangun dan tertawa setelah mengelebuinya, tapi sampai sekarang Seungmin masih diam, Jeongin bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri.

Tak mau berpikir aneh-aneh, Jeongin memilih memanggil yang lain. "Hyung, hyung! Tolong aku!"

"Hyung!!!" Jeongin menambah desibel suaranya. Dan berkat pekikan itu, semua member berkumpul di dapur. Mereka sama kagetnya dengan Jeongin ketika melihat Seungmin terkapar di lantai.

"Ada apa ini, Jeongin? Kenapa Seungmin seperti ini??" Woojin langsung mengecek nadi Seungmin dan deru napasnya. Setelah mengetahui hasilnya, seluruh aliran darahnya seketika berhenti mengalir. Ia mematung di tempat, membuat siapapun yang melihat akan bertanya-tanya.

"Hyung, bagaimana? Apa yang menyebabkan Seungmin pingsan begini?" Jisung ikut panik, ia sampai berulang kali mencubit pipi Seungmin hanya untuk membangunkannya. Tapi Woojin tetap diam, seakan syok dengan kondisi Seungmin.

"Hyung cepat katakan!" Hyunjin gemas dengan tingkah Woojin.

"Ahk, lama sekali!" Ia mendorong Woojin hingga menyingkir dari hadapan Seungmin. Ia pun ikut mengecek nadi serta napas Seungmin seperti apa yang Woojin lakukan. Lantas, pria itu sama halnya dengan Woojin ketika mengetahui hasilnya, ia mematung dan tak bisa berkata-kata.

"Hyunjin, bagaimana?" tanya Felix. "Iya bagaimana hasilnya?" Dan kali ini Minho.

Walau terasa tak nyata, Hyunjin berusaha berkata. "Seungmin meninggal,"

Hening.
Tak ada satupun yang bersuara, masing-masing hanya memandangi Seungmin dengan perasaan ngilu di hati.

"Tidak! Leluconmu itu sama sekali tidak lucu! Seungmin hyung tidak mungkin meninggal!" Jeongin menggeleng dan menyalahkan Hyunjin atas informasinya. "Kau bercanda, 'kan? Iya, 'kan?"

Wonderland || SKZ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang