[9] Voices

510 110 128
                                    

"Kita kehilangan kebahagiaan kalau kita terlalu banyak mendengar suara manusia, mendengar suara dunia, yang seringkali melemahkan."

--



"Nah, sudah terdengar jelas, 'kan?"

"Sudah,"

Minho duduk di samping Jisung dan memasang telinganya untuk mendengarkan percakapan telepon tersebut.

"Halo, ada apa?"

"Saya hanya ingin memberitahu, kalau korban yang kita culik kemarin sudah tiba di Westernland, pak."

"Bagus, bagaimana keadaan di sana?" tanya Flip.

"Semuanya aman terkendali. Mereka juga sudah terbiasa dengan dunia barunya akibat chip sistem yang ditanam sewaktu tinggal di District 9."

"Baik. Kalau begitu besok jangan lupa untuk membawa korban lagi, karena District 9 hampir padat karena kelebihan kapasitas."

"Siap, Pakk,"

"Yasudah, bertugaslah dengan baik. Jangan sampai ada seseorang yang lolos dari District 9 ataupun mengendus keberadaan rahasia kita."

Tuttt

Minho dan Jisung terdiam cukup lama. Pembicaraan singkat itu membuat mereka berpikir keras.

"Jisung, kau dengarkan percakapan barusan?"

"Iya,"

"Itu artinya, ada tempat lain selain District 9. Semacam rute sih menurutku, jadi sesungguhnya District 9 hanya menjadi tempat penampungan korban sementara."

Jisung bergidik takut. "Untunglah kita tidak dibawa ke sana, Hyung."

"Iya, beruntung kita bisa lolos. Tapi kasihan kalau korbannya terus menerus bertambah. Kita juga tidak tahu nasib akhir korban-korban penculikan itu."

Keduanya terdiam cukup lama, sibuk memikirkan cara untuk menjatuhkan Flip.

Mendadak Jisung menggertak meja. "Hyung, bagaimana kalau kita kumpulkan buktinya saja dan dimasukkan ke dalam flashdisk? Barangkali bisa memudahkan laporan kita ke pihak berwajib nanti."

Minho menjentikkan jari mendengar ide Jisung. Ia pun tampak mencari-cari flashdisk di lacinya. Tapi ketika flashdisknya tak kunjung ditemukan, wajah Minho berubah lesu. "Sepertinya punyaku hilang, punyamu ada?"

Jisung menggeleng setelah lama mencari. "Aku pinjam ke Chan hyung saja ya. Sebentar," Ia keluar dari ruangan dan beralih ke ruangan Chan. Begitu masuk ke dalam, ternyata kamarnya kosong.

Jisung mengalihkan pandangannya, ia melihat ada flashdisk yang tergeletak bebas di atas meja. Mau mengambil tapi takut dibilang tidak sopan, akhirnya ia mencoba memanggil Chan lebih dulu.

"Hyung .., kau dimana?"

"Chan hyung?" panggilnya sekali lagi, tapi tak juga ada sahutan dari si pemilik nama.

Ia pun keluar ruangan, kebetulan ada Woojin yang sedang membersihkan ruang tengah.

"Hyung, kau lihat Chan hyung tidak?"

Woojin menggeleng. "Tidak, memangnya kenapa?"

"Ah tidak apa apa, Hyung. Terimakasih,"

Jisung kembali masuk ke ruangan Chan. Ia membuang pikiran buruknya dan langsung menyergap flashdisk itu.

Wonderland || SKZ ✔️Where stories live. Discover now