[13] Danger

451 95 141
                                    

"Sebagian orang berpikir bahwa kebenaran dapat disembunyikan dengan sedikit menutup-nutupi dan mendekorasinya. Tapi seiring berjalannya waktu, apa yang benar terungkap dan apa yang palsu menghilang."  —Ismail Haniyeh



'... Sekelompok gangster berinisial SK diancam masuk penjara karena telah membuat petisi tentang pemerintah Flip. Kelompok yang beranggotakan 9 orang itu diduga melarikan diri saat polisi melakukan penangkapan. Berdasarkan informasi dari pihak kepolisian, kini SK diklaim sebagai buronan. Menanggapi hal itu, rakyat Wonderland mengaku cemas, mereka berharap polisi bisa membekuk SK secepatnya.'

Berita yang terdengar hampir di sepanjang jalan membuat Jeongin sesekali membenarkan mask face nya dan berjalan sedikit menunduk. Jaket hitam milik Hyunjin membantu tubuhnya terlindung dari desiran angin kencang.

Meski begitu, ia berutinitas seperti biasa. Pergi untuk berbelanja, dan pulang dengan beberapa plastik di tangannya. Ketika Jeongin tak sengaja melihat arlojinya, ia terperangah. "Sudah hampir satu jam! Aku harus cepat sampai di dorm."

Jeongin mempercepat langkahnya dengan sedikit mengindik. Walau wajahnya sudah terbalut topeng, tapi Jeongin tetap berjaga-jaga agar identitasnya tidak diketahui.

Sesampainya di dorm, ia langsung menuju ruangan Felix dan melepas topengnya.

Jeongin mengatur napasnya yang tersenggal-senggal sambil membuang topeng itu ke tempat sampah.

Di sisi lain, Felix mengecek jam dinding setelah mengetahui Jeongin sudah pulang. "Untung saja tidak terlambat."

"Apa masanya tidak bisa ditambah lagi, Hyung? Supermarket ramai sekali tadi, telat satu menit melepas masker saja wajahku akan terbakar." protes Jeongin.

Felix bergumam di kursinya sambil sibuk mengeksperimen sebuah alat buatannya. "Tidak bisa, Jeongin. Memakai alat itu memang harus ada yang dikorbankan. Masih untung ada alat itu, kalau tidak, kau mau keluar dorm pakai apa?"

"Alat yang kemarin itu memangnya tidak ada?"

"Maksudmu green chip?" Felix menunjukan green chip yang diambil dari dalam sakunya. Jeongin pun mengangguk 'benar'.

"Terlalu berisiko menggunakannya. Status kita sekarang buronan, Jeongin."

Jeongin mendesah pelan, meresapi perkataan Felix yang menekan kata 'buronan'. Itu sebutan yang buruk, kalau saja ada kata lain selain buruk, pasti Jeongin akan memilihnya.

"Yasudah, aku mau masak dulu, Hyung." Jeongin membawa plastik belanjaannya dengan wajah datar. Namun ketika mendengar suara Felix, langkahnya terhenti.

"Bukankah Chan hyung bilang hari ini semuanya libur? Katanya sampai keadaan Wonderland sedikit tenang."

Jeongin mendecak kesal. "Kalau itu berlaku juga untukku, siap-siap saja kita tidak makan hari ini." Jeongin lanjut berjalan ke dapur, meninggalkan Felix yang meringis malu karena perkataannya sendiri.


Minho sedang duduk santai diatas sofa. Seperti biasa, waktu senggangnya dipakai untuk mendalami ilmu intel. Ia hanya sekadar mengasah dan mengembangkannya lewat laptop, tapi untuk melakukan hal itu memang harus ada yang dikorbankan, yaitu akun orang lain.

Meski begitu, Minho tidak pernah memakai ilmunya untuk berbuat kriminal. Setelah akun orang lain itu dipinjam untuk bahan praktek, Minho akan mengembalikannya seperti semula. Ia usahakan tidak ada sedikitpun yang berubah, terutama mengenai infomasi pribadi si pemilik.

Wonderland || SKZ ✔️Where stories live. Discover now