[15] Some Are Hidden

449 96 127
                                    

"Tindakan dan keputusan yang kau ambil dapat menjadi titik besar dalam hidupmu."Bang Chan

Playing now:
Not fine - Day6




Pagi ini Chan bangun lebih awal dari member lainnya. Di posisinya yang masih tiduran, ia mencoba menjajarkan kedua tangannya dengan tenang, namun ketika yang dilihat lagi-lagi luka, hembusan kasar terdengar.

"Kapan memar-memar ini akan hilang? Muak sekali melihatnya."

Chan bangun. Kepala yang pusing, tubuh yang lemas, pandangan kabur, dan nafas yang sesak sudah biasa dirasakannya belakangan ini. Tapi Chan berusaha menjadikan semua itu sebagai teman, namun terkadang pula ada saatnya ia muak dengan semuanya. Seperti saat sekarang ini.

Lelah rasanya.
Lelah karena terus-menerus dibenci oleh para member. Andai Chan bisa mengatakan yang sebenarnya, pasti ia tidak akan bertahan sendirian seperti ini.

Mengurung diri di dalam kamar, mengatakan bualan, hanya demi menjaga kerahasiaan antara Flip dengannya selama ini. Ia tak menyangka hidupnya akan seperti ini, hidup seperti neraka dibawah tekanan Flip.

"Aku menyayangi teman-temanku dan aku akan melakukan apapun agar mereka tetap tersenyum." Chan meneteskan air mata, sekarang banyak berkas sudah ada di tangannya, bahkan sedang diremas.

Ia benci ketika melihat berkas-berkas itu mengumpul di kamarnya, berkas-berkas yang membuatnya kembali teringat, kalau dirinya mempunyai riwayat gangguan kesehatan.

"Aku yakin aku bisa menepati janjiku pada Stray kids. Aku percaya aku bisa mengembalikan Wonderland dan mempertahankan angka ganjil pada Stray kids." Chan memeluk remasan berkas itu sambil menangis. "Ya, aku pasti bisa melakukannya."

Selang kemudian Chan menghapus air matanya. Ia turun dari ranjang dan menghampiri tempat sampah untuk membuang sebagian berkasnya. Ia mengambil jaket untuk menutupi memar di lengannya karena malas memakai pondession. Saat melewati kalender, Chan mampir untuk melihat.

"Sudah akhir bulan, tidak terasa waktu berlalu secepat ini."

Chan keluar dari kamar. Seperti biasa ia ingin ke kamar kecil untuk mandi. Tapi ketika dalam perjalanan, netranya terganggu dengan sosok Jisung yang sedang berjalan di lorong.

Chan mengangkat alis dan sedikit tersenyum. "Kukira baru aku yang bangun,"

Chan memutuskan untuk menghampirinya, tapi karena langkahnya terlalu cepat, Chan segera memanggil. "Jisung, tunggu!"

Hening, tak ada jawaban. Jisung terus berjalan tanpa menghiraukan panggilan Chan. Chan pun berusaha mengejar langkahnya.

"Jisung, kau marah ya karena insiden semalam?"

Lagi-lagi Chan mempercepat langkahnya, tapi tak juga berhasil menyamai posisi Jisung, sehingga ia terus berada di belakangnya.

"Jisung, aku benar-benar tidak ada di sana saat itu. Aku pergi ke-"

Ucapan serta langkah Chan terhenti karena ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang.

"Hyung, sedang apa?"

Chan terkejut dan hampir tak mengkedipkan matanya. "Jisung?"

Jisung mengernyitkan dahi. "Kenapa kaget begitu?"

Chan kembali melihat Jisung yang tadi ia kejar, tapi tidak ada. Mendadak Chan gelagapan, kehabisan kata-kata.

"Kenapa, hyung? Ada apa? Kudengar dari kamar, tadi kau memanggil-manggil namaku,"

Wonderland || SKZ ✔️Where stories live. Discover now