[6] Secret Promise

562 129 117
                                    

"Cara terbaik untuk menyimpan rahasia adalah dengan berpura-pura tidak memilikinya satupun." -Margaret Atwood

--





"Jeongin, Hyunjin dan Changbin Hyung apa belum pulang?" tanya Seungmin sambil melangkah memasuki Dapur. Netranya menangkap seisi dapur yang tampaknya berantakan. Di antara semua itu, ada Jeongin yang sedang memotong daging.

"Mana ku tahu." ketus Jeongin yang semakin kesal saja, membuat Seungmin tidak mengerti. "Kau kenapa?"

Jeongin terus-menerus memotong daging tanpa mendengarkan ucapan Seungmin.

"Dia itu kesal, Min, karena tidak diajak jalan-jalan sama mereka." Jisung datang bagai kompor meleduk, tapi Seungmin sangat berterima kasih karena pertanyaannya telah terjawab.

Merasa terganggu, Jeongin menghentikan aktivitasnya, lalu menatap Jisung sengit. "Kau bisa diam 'kan, hyung? Seungmin hyung itu bertanya padaku, bukan kau!"

Jisung bergumam dengan wajah menahan tawa. "Ya aku hanya berniat membantumu menjawab, apa itu salah?"

Jeongin semakin mempercepat potongannya, layaknya wanita yang sedang datang bulan. Setelah selesai memotong, ia memasukkan semua dagingnya ke dalam air rebusan.

Tak mau membuat mood Jeongin semakin buruk, Seungmin memilih mengusir Jisung pergi. Barangkali, dengan Jisung pergi, emosinya bisa mereda.

Sebelum pergi, Jisung sempat melirik Seungmin lebih dulu, tapi setelah itu wajah Seungmin malah lebih seram dari sebelumnya, jadi Jisung memilih menyerah, dan pergi dari dapur.

"Iblis telah pergi, bukankah seharusnya keadaan tidak lagi panas?" gumam Seungmin pelan, lalu dengan percaya diri mendekati Jeongin. Ia meletakan sikunya di atas meja.

"Hai Jeongin, tumben memasak. Memangnya kau bisa masak?" sapa Seungmin menghalus, layaknya mengulang pertemuannya baik-baik.

"Memangnya kalau aku tidak masak, siapa yang mau masak? Lalu apa kita bisa makan? Seharusnya Hyung bersyukur karena aku mau menuruti permintaan Chan hyung, seandainya tadi aku tidak mau, bisa jadi kau yang disuruh memasak."

Seungmin skakmat dengan ocehan Jeongin. Ia memukul pelan mulutnya dan menyalahkan kebodohannya dalam berbicara. Bisa-bisa bukannya membuat mood Jeongin membaik, tapi malah bertambah buruk.

"Jeongin--"

"Hyung, daripada membicarakan hal yang tidak penting, lebih baik kau membantuku. Aku masih repot nih, sedangkan makan malam tinggal beberapa menit lagi."

Seungmin kikuk, perlahan ia mengambil alih irus (sendok sayur) yang dibuat Jeongin untuk mengaduk sup, lalu melakukan seperti apa yang Jeongin lakukan. Sebenarnya, Seungmin buta dalam memasak, tapi berkat memperhatikan Jeongin, ia bisa sedikit-sedikit.

Tak butuh waktu lama, akhirnya supnya jadi. Jeongin menaruh sup itu di mangkuk besar, sementara Seungmin membantu menyiapkan piring dan sendok di meja makan. Setelah semuanya beres, Jeongin memanggil semua Hyungnya untuk berkumpul di meja makan.

Felix dengan segala kelaparannya berjalan ke dapur. Matanya tertutup sementara hidungnya terus mencium aroma harum yang berasal dari sup buatan Seungmin dan Jeongin.

"Wahh aromanya enak sekali, siapa yang masak?" tanya Felix yang sudah duduk di kursi, ia membalikkan piringnya dan cepat-cepat menuangkan nasi.

Melihat itu, Woojin yang baru datang langsung menyergahnya. "Hey, kita harus makan malam bersama. Tunggu Changbin dan Hyunjin ya, paling sebentar lagi mereka sampai."

Wonderland || SKZ ✔️Where stories live. Discover now