Chapter 38 - Perhatian

2.7K 143 5
                                    

Setelah selesai makan, ChanYeol dan BaekHyun langsung turun ke dalam kolam renang walaupun aku sudah memperingatkan mereka untuk tidak langsung berenang setelah makan. Tapi mereka berdua sama saja, seperti anak kecil.

Sekarang aku hanya mengelus-elus perut ku di mana di dalam nya sudah ada anak ku yang sebentar lagi akan lahir ke dunia ini. Aku akan menunggu nya sampai dia lahir. Sekarang semuanya sudah lengkap, anak ku bisa bertemu dengan ayah nya juga nanti. Aku tahu BaekHyun bisa menjadi ayah yang baik untuk anak ku. Aku percaya BaekHyun bisa belajar untuk menjadi orang tua yang baik.

"Yerin..." Ternyata itu BaekHyun yang memanggil ku. Aku tidak sadar sampai BaekHyun membuyarkan lamunan ku.

"Kenapa? Apa ada yang sakit? Kamu merasa mual? Atau kamu tidak enak badan?" BaekHyun terlihat begitu khawatir.

"Tidak, aku baik-baik saja, tapi apa kamu akan tinggal di sini terus? Menurut ku rumah ini terlalu besar." Ucap ku.

"Aku sudah memikirkannya, dan aku ingin kamu ikut dengan ku besok,"

Aku bertanya-tanya, ke mana dia akan membawaku besok? "Ke mana?" Tanyaku.

"Besok kamu akan melihatnya sendiri, jadi hari ini, kamu tidak boleh tidur malam," Ucap nya.

"Tapi kamu masih memiliki sebuah janji yang belum kamu tepati."

"Janji? Janji apa?" Dia seperti nya benar-benar tidak ingat.

"Kamu janji akan menceritakan yang sebenarnya, kenapa kamu masih hidup di sini, lalu siapa yang aku lihat di peti?" Aku benar-benar masih sangat bingung. Lalu apa benar ini BaekHyun? Atau jangan-jangan yang aku takutkan itu benar.

"Baiklah, setelah ChanYeol pulang ya." BaekHyun mengucapkannya sambil mengelus rambut ku. Tapi untuk sekarang mungkin perasaan ku masih sangat terkejut dan masih belum bisa menerima nya semudah itu, apa lagi sebelum BaekHyun menjelaskannya.

"Baiklah, aku akan menunggu nya."

BaekHyun tersenyum dan mengangguk. "Aku akan ke dalam sebentar, kamu tunggu di sini ya."

Aku mengangguk sebagai jawaban. Dia masuk ke dalam rumah dan ChanYeol baru saja keluar dari kolam renang. "Yerin, kenapa wajahmu jadi tegang? Apa ada sesuatu yang aneh pada BaekHyun? Atau dia membuatmu takut?"

Mereka berdua mengkhawatirkan ku dengan cara yang cukup berbeda. ChanYeol lebih bisa menjaga sikap nya sedangkan BaekHyun, dia lebih memilik melakukan apa yang dia mau tanpa berpikir lebih dulu.

"Tidak, aku hanya kebanyakan berpikir mungkin, tapi aku baik-baik saja,"

"Baguslah, apa sebaiknya aku pulang? Kamu bisa mengabari ku kapan saja jika kamu perlu tumpangan pulang atau butuh bantuan saat kamu merasa takut." Ucap nya.

"Baiklah, terima kasih banyak Yeollie, aku senang kamu sudah membantu ku, aku harap saja bayi ku tidak mirip dengan mu, karena selama ini dia lebih dekat dengan mu dari pada ayah kandungnya sendiri." Ucap ku.

"Aku akan bertanya pada BaekHyun, apa anakmu nanti boleh menjadi anak angkat ku juga? Dan ngomong-ngomong, aku sudah memiliki calon istri, nanti aku akan mempertemukan kalian kapan-kapan, mungkin setelah anakmu lahir nanti." Aku sangat senang dia sudah bertemu seseorang.

"Senang mendengarnya, dan kamu harus secepatnya mengenalkannya pada ku, aku penasaran seperti apa diri nya itu."

"Baiklah, akan ku kabari nanti, sampai jumpa Yerin, Jaga kesehatan mu dan aku akan sering-sering berkunjung nanti." ChanYeol mengambil pakaiannya dan memakai nya setelah dia mengeringkan tubuhnya, lalu dia mengambil kunci mobil nya dan keluar dari rumah BaekHyun. Aku pikir aku akan menyusul BaekHyun saja, sekalian membuang kotak-kotak nasi bekas makanan tadi.

"Baek..."

Aku pikir BaekHyun sedang mengambil minuman, tapi dia hanya duduk diam di atas meja makan, entah apa yang sedang dia pikirkan.

"Ada apa? Kamu sedang memikirkan sesuatu?" Aku membuang semua sampah yang ku bawa dari belakang tadi.

"Kemarilah." Dia membuatku duduk di atas pangkuannya.

"Aku ingin menikahimu secepatnya, Jadi kita juga akan pindah ke rumah baru di sana, dengan suasana baru, dan aku ingin memiliki mu sepenuhnya tanpa perjanjian kontrak lagi, tanpa imbalan apa pun." Ucap nya. Aku memainkan rambutnya.

"Tapi kamu memang sudah memiliki aku sepenuhnya, begitu juga dengan anak ini." Ucap ku. BaekHyun langsung terlihat sangat takut sangat melihat perut ku yang sudah membesar,

"Bagaimana jika dia tidak menyayangi ku? Dia bisa saja membenci ku." Suaranya seketika menjadi sangat takut.

"Bayi ini akan menerima mu apa pun yang terjadi, dia adalah anak mu, dan kamu adalah ayah nya." Aku mengelus rambut nya dan mencium nya sebentar.

"Bagaimana kamu yakin dengan itu?" Dia masih sangat ragu dengan apa yang aku ucapkan. Aku tahu ini mungkin sangat berat karena dia mungkin saja belum siap dengan semua ini, tapi nasi sudah terlanjur menjadi bubur, dan anak ini sebentar lagi akan lahir.

"Percaya saya padaku." Aku menciumnya lagi.

"Tap-"

Chuppp...

"Ta-"

Aku langsung melumat bibir nya kali ini. Awalnya BaekHyun hanya diam, tapi lama kelamaan dia membalas ciumanku dan menggendongku ke kamar nya.

"Kamu tidak akan membiarkan aku bicara?" Tanyanya.

Aku hanya terkekeh dengan wajah kesalnya.

"Sini kamu Yerin." Dia berusaha menangkap ku tapi aku berguling ke sebelahnya, bahkan aku sampai lupa kalau di perut ku ada anak ku.

"Yerin... Jangan berguling seperti itu." BaekHyun melihat ku dengan tatapan ngeri. Tapi aku tetap saja tertawa.

"Baiklah, Ayo sini" Aku memanggil nya agar dia ikut duduk di sebelah ku. Dia menurut dan duduk di sebelah ku.

"Ayo sekarang waktu nya kamu bercerita, tentang semuanya, Kamu berjanji setelah ChanYeol pulang, dia sudah pulang sekarang, hanya kita di sini..." Ucap ku.

"Baiklah, dari mana kita akan mulai?" Tanyanya.

"Dari awal, apa yang kamu lakukan saat aku pergi dari mu?" Tanyaku.

Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar,

"Setelah kamu di bawa pergi aku hanya mengurus beberapa hal." ucap nya. Tapi dari matanya, aku yakin dia melakukan sesuatu lebih dari sekedar mengurusnya.

"Hal apa?" Tanyaku.

"Berjanjilah kamu tidak akan marah." Ucap nya.

"Baiklah, aku berjanji," Balasku.

"Aku membunuh semua orang yang ingin membunuhku dan melukai mu, setelah kamu dibawa oleh ChanYeol, mereka semua membuntuti Suho hyung dan berencana membunuhnya, tapi aku membunuh mereka semua di salah satu pulau pribadi ku, dan sekarang aku masih tidak tahu di mana keberadaan atasan mereka yang menyuruh mereka melakukan semua ini. Tapi untuk urusan anak buah nya, semua sudah beres." Ucap nya.

"Berapa banyak yang kamu bunuh?" Tanyaku.

"Sekitar seribu orang mungkin." Jawabnya. Aku terkejut, bagaimana dia bisa membunuh orang sebanyak itu di dalam satu pulau.

"Itu jumlah yang sangat banyak. Sekarang apa yang kamu khawatirkan?" tanya ku. Dia tidak bangga dengan itu, tapi dia khawatir.

"Diri mu." jawabnya.

TBC

Sugar Daddy ✔️Where stories live. Discover now