"Tak peduli berapa kali aku harus menyakiti diri sendirii..
Yang teroenting bagiku..
Memastikan kamu baik-baik saja.."
"Hyy gann.." Dokter Rahma membuka pintu ruang rawat Afgan. Laki-laki itu tersenyum.
"Udah enakan.." tanya dokter Rahma.
Afgan mengangguk.
"Lumayan dok. Masih agak pusing aja." jawab Afgan
"Nihh titipian buat kamu.." Dokter Rahma menyerahkan bunga pemberian Rossa.
"Sebenernya ini dari siapa sih dokk.. knpa tiga hari ini saya dapet bunga.." tanya Afgan.
Dokter Rahma mnghela nafas teesenyum
"Hmm mungkin itu dari penggemar kamu.." dokter Rahma terkekeh. Lalu mulai memeriksa Afgan
"Tapi udah ketiga kalinya dokk.. dan kenapa harus dititipin kedokter.." ucap Afgan.. dokter cantik itu tersenyum menatap Afgan
"Yang jelas orang yag ngasih bunga itu pasti nganggep kmu penting dihidupnya gann.. yahh mungkin semacem secret admirer.. gk tauu dehh.."Dokter Rahma terkekeh.
Afgan tersenyum kecil. Sheila membuka pintu ruangan rawat Afgan. Ia baru saja kembali dari kamar mandi.
"Kalau gitu saya permisi keluar dulu yahh.." ucap Dokter Rahma lalu melangkah keluar.
"Dapet bunga lagi..?" tanya Sheila. Afgan mengangguk meletakan bunga diatas nakas.
"Udah tiga hari belakangan ini bunga tanpa nama tanpa surat.. aku gk tau dari siap ya kira-kira.." gumam Afgan.
Sheila tampak berfikir ia juga tak tau bunga itu dari siapa.
Afgan menatap bunga yang ia letakan diatas nakas itu.tak mungkin dari Rossa kann.. jika dari wanita itu pasti Rossa akn masuk bukan hanya mnitipkan bunga.
"Udah mungkin dari penggemar kamu.." ujar Sheila. Afgan tersenyum.
"Emang aku siapa punya penggemar.." laki-laki itu tertawa kecil.
"Afgan kamu itu ganteng.. gk kalah deh sama artis itu jadi pasti kamu punya penggemar.." Sheila berkata riang. Afgan terkekeh
"Kamu ada-ada aja.." ucap Afgan.
Sheila tersenyum. Ah ia senang bisa menikmati waktu bersama Afgan seperti ini.
"Sheii.." tegur Afgan karena sejak tadi sheila menatapnya
"Ehh iya gan.." jawab Sheila gugup.
"Thanks yaa.. udah selalu nemenin aku.. sory aku ngrepotin kamu.." ucap Afgan
Sheila tersenyum menyentuh lengan Afgan.
"Gann its ok aku seneng kalau kamu yang ngerepotin.."
Ada jeda sejenak.
"Ehh ehmm maksudnyaa aku seneng bisa bantu kamu.." Sheila tersenyum canggung meralat kalimat sebelumnya.
Afgan tersenyum lebar. Jika saja yang dihadapanya sekarang adalah Rossa Afgan pasti akan jauh lebih senang. Ah sayang wanita itu tak datang..
****
Sementara dirumahnya Rossa tengah duduk disamping kolam renang. Memasukan kakinya ke air kolam.
Tatapanya kosong. Hatinya berkecamuk. Tentu saja fikirannya hanya untuk satu orang. Satu orang yang kini mungkin sedang bersama orang lain.
Rossa menyibakan rambutnya yang menutupi wajah. Ia rinduu sekali ingin memeluk Afgan menatap mata teduh dibalik bingkai yang selalu mempesona itu. Rossa menggigit bibirr.
Hari ini ia belum datang kerumah sakit bayangan kebersamaan Afgan bersama Sheila masih membekas jelas diingatanya. Mata indah itu perlahan mengembun. Rossa mendongak ayolah cha jangan lagii..
STAI LEGGENDO
C.I.N.T.A
Fanfictionsesederhana Judulnya maka seharusnya kisah cerita ini pun sederhana.. hanya tentang seorang bintang besar dengan sifat sederhana yang dipertemukan dengan seorang yang sederhana dalam banyak hal.. lalu bagaimana jika mereka saling jatuh Cinta dengan...
