Part 3 : July (2)

1.4K 220 9
                                    

SATU PEKAN KEMUDIAN

Malam mulai menjelang. Xiao Zhan kembali mengintai dari jendela lantai atas, mengamati van-van media yang masih terparkir di sana dengan tabah.
Dia masih tidak paham bagaimana mungkin berita-berita negatif berputar liar di luar sana, tanpa ada satu pun pihak media yang berusaha mengklarifikasi padanya, menderita kerugian moril atas sesuatu yang tidak ia lakukan, kedengaran sangat tidak logis.

Apakah tidak ada embargo untuk media-media yang menyiarkan berita sebelum memastikan kebenarannya.
Xiao Zhan merasa laju pikirannya menjadi lambat. Pikirannya mulai sulit untuk dikendalikan.

Semangatnya menyurut. Dia tidak berminat melakukan apa pun. Dia hanya ingin tidur, mungkin dengan tidur ia akan menemukan sesuatu yang lebih menyenangkan. Mimpi bertemu Wang Yibo, barangkali.
Pemuda itu belum menelponnya, padahal dia jelas-jelas mengatakan merindukan dirinya. Sesaat Xiao Zhan teringat pesan misterius yang ia terima. Tapi mengingat hal itu membuatnya malah semakin ingin tidur. Itu hanya pesan iseng dari orang sinting, pikirnya. Dia meminum kopi itu, toh, tak terjadi apa-apa padanya.

Xiao Zhan mengunci diri dalam kamarnya dan tidur seperti orang pingsan.

Bunyi alarm berdering keras tepat di samping kepala, membangunkannya dari tidur yang gelisah. Xiao Zhan bangun perlahan-lahan, mematikan alarm dan mengusap wajahnya. Dia membuka mata, jam menunjukkan pukul 07.30. Dia bangun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi, lantas mandi dan berganti pakaian dengan pikiran melayang. Tidak punya ide untuk mengisi hari-hari kosongnya yang entah sampai kapan.
Rambutnya basah dan tidak disisir dengan baik membuat wajahnya terlihat semakin manis. Dia merencanakan akan membaca majalah dan tabloid yang dibawakan Paul kemarin. Setelah menyuruh Shanshan untuk membuatkan secangkir kopi dan sarapan, dia masuk ke ruang perpustakaan.

Xiao Zhan baru hendak membuka halaman pertama tabloid A1 News, saat terdengar ketukan di pintu.

"Siapa itu?"

Seorang wanita berusia sekitar tiga puluh lima tahun, berpakaian rapi dan anggun, masuk agak terburu-buru. Dia membungkuk sedikit kepada Xiao Zhan. Pemuda itu tersenyum tipis. Wanita itu salah satu asistennya. Dia biasa memanggilnya Madam Xia.

"Maaf Lao Xiao, ada berita penting yang harus kusampaikan," ujarnya sopan.

*Lao : panggilan hormat

"Ada kabar apa?"

"Emm.. Begini. Manajemen sedang menjadwal ulang beberapa rapat penting dengan perusahaan advertising."

Xiao Zhan menaruh tabloid yang hendak dibacanya. Dia memperhatikan Madam Xia.

"Beberapa perusahaan yang menjalin kontrak kerja sama dengan anda untuk menjadi duta merk mereka membatalkan kontrak secara sepihak."

"Maksudmu? Aku dipecat??"

Madam Xia menunduk sambil berkata pelan, "Saya yakin pihak manajemen akan mengusahakan yang terbaik untuk Anda."

"Di mana Paul?" tanya Xiao Zhan.

"Dia akan menghadiri beberapa rapat penting. Dia pasti akan menghubungi Anda segera setelah semuanya selesai."

"Astaga..." Xiao Zhan menyandarkan punggungnya ke sofa.

Madam Xia mengeluarkan ponselnya dan terlihat mencari-cari sesuatu.
"Saya menemukan sesuatu yang aneh Lao Xiao, dua akun resmi dari majalah X-posed dan Ivory's, merilis berita pemecatan Anda di situs Weibo. Mereka bahkan sudah berspekulasi tentang ini sebelumnya. Saya yakin berita ini belum bocor ke media. Anda baru saja mendengarnya bukan?"

Madam Xia bermaksud menunjukkan berita di layar ponselnya yang segera ditolak oleh Xiao Zhan.
"Aku tidak ingin melihatnya." Dia mendorong lengan Madam Xia yang terulur.

𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐍𝐨𝐭𝐞𝐬Where stories live. Discover now