Part 12 : Oktober (2)

1K 172 5
                                    

05 Oktober 2020

Aku melihat diriku sendiri terbaring di sebuah genangan air, seperti tanah yang tersiram hujan. Beberapa orang berlari mendekatiku. Mereka mulai bicara sesuatu yang tak kumengerti. Sebagian menunjuk wajahku, sebagian terdiam. Tapi tak ada yang membantuku bangun. Aku merasakan air merembes membasahi seluruh pakaian dan kulitku.
Dingin.

Kemudian aku terbangun.

* * *

Pada Senin siang, Xiao Zhan bersiap-siap untuk memenuhi appointment nya yang kedua dengan dr. Haikuan. Dirinya agak tekejut saat menyadari bahwa ternyata ia menantikan pertemuan tersebut. Rasanya seperti menemukan seorang teman baru.

Xiao Zhan memilih sebuah sweater biru muda dan celana panjang putih dipadukan dengan sepatu putih. Warna warna terang yang membuat wajah pucatnya agak tersamarkan.
Ponselnya berbunyi.
dr. Haikuan menghubunginya.
"Zhan, aku sedang tidak ada di rumah. Bagaimana kalau kita bertemu di Taman Lotus?"

"Taman Lotus?"

"Ya. Seratus meter dari pintu gerbang perumahan, kau akan menemukan sebuah pertigaan. Ambil arah kiri, jalan itu agak menanjak. Setelah sepuluh menit kau akan tiba di sebuah rumah teh, itu Taman Lotus. Kita bisa bicara di sana sambil minum dan menikmati keindahan taman. Pemandangannya luar biasa."

Xiao Zhan ragu sesaat. Lalu menjawab
"Oke!"

"Aku menunggumu di sana, sampai ketemu."

Jadi, dokter itu ingin menunjukkan dirinya di tempat umum, berkonsultasi dengan seorang psikiater. Xiao Zhan berpikir beberapa saat.

Dia mencoba mengembalikan keberanianku untuk menunjukkan diri, dia mungkin ingin aku berhenti memikirkan pendapat orang lain.
Yah mengapa aku harus takut. Ini hidupku.

Sesuai dengan namanya, rumah teh itu dikelilingi kolam luas yang dipenuhi bunga lotus. Di musim seperti sekarang ini bunga-bunga tersebut tidak banyak yang mekar. Udara sangat jernih dan langit cerah. Letak tempat itu yang berada di dataran agak tinggi membuat hembusan angin terasa lebih kencang dan sejuk. Rumah teh itu cukup ramai.

Xiao Zhan mengenakan topi putih dan berjalan santai sambil menundukkan kepala. dr. Haikuan terlihat duduk menunggunya di seberang kolam. Xiao Zhan harus melintasi sebuah jembatan kayu yang indah dan melengkung di atas kolam itu.

"Bagaimana kabarmu Zhan? Apakah hari-harimu menyenangkan?"
dr. Haikuan mulai menebarkan senyumnya.

"Lumayan, aku mencoba menyibukkan diri," sahut Xiao Zhan.
Mereka duduk berdampingan.
"Teh?"
Xiao Zhan mengangguk.
"Lemon tea."

"Bagaimana tidurmu?"

Xiao Zhan menggeleng samar.
"Shanshan mengatakan bahwa aku mengigau tadi malam."

"Shanshan?"

"Pelayanku. Biasanya dia tidak menginap. Semalam ia kurang sehat dan aku menyuruhnya untuk menginap."

"Apa yang kau lihat di mimpimu?"

"Buruk."

Xiao Zhan mengatupkan bibir. Lalu ia menceritakan mimpinya semalam.

"Kau melihat mimpi itu dengan jelas?"

"Terkadang kabur. Aku orang yang jarang bermimpi."

"Lalu apa yang kau lakukan di mimpimu?"

"Aku hanya terdiam, tak mengerti."

"Bagaimana rasanya terbaring di genangan air?"

"Dingin, aku merasakan air merembes membasahi seluruh pakaian dan kulitku."

𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐍𝐨𝐭𝐞𝐬Where stories live. Discover now