Part 20 : November (5)

1K 163 16
                                    

Mereka duduk berdampingan dalam mobil Suv hitam milik Wang Yibo. Salah satu koleksi mobil yang paling disukai Xiao Zhan. Mereka meluncur ke lokasi syuting variety show.

"Kau yakin tidak apa-apa aku datang?"

Wang Yibo tersenyum memandang Xiao Zhan yang nampak agak gelisah.

"Ada apa denganmu? Kemarin kau terlihat yakin, sekarang telihat khawatir."

"Aku memikirkan dirimu. Pasti akan ada yang bertanya-tanya dan membuatmu tidak nyaman."

"Aku bilang tidak apa-apa ya tidak apa-apa," Wang Yibo berkata tegas.
"Yang penting aku tahu kau ada di acaraku, aku sudah bahagia."

"Bekerja dengan baik oke!" Xiao Zhan tersenyum.

Wang Yibo menggeser duduknya, mendesak Xiao Zhan sampai menempel ke pinggiran kaca mobil.

"Geser puppy, ini sempit.." protes Xiao Zhan gemas. Dia menggerakkan bahunya mendorong Wang Yibo. Tapi pemuda itu tidak bergeser sama sekali.

Wang Yibo mendekatkan wajahnya ke leher Xiao Zhan sampai hembusan nafasnya yang hangat dan manis menempel di kulit lehernya.

"Aku merindukanmu."

"Bukankah aku disini sekarang, duduk terhimpit dan tidak nyaman," gerutu Xiao Zhan.

"Aku masih merindukanmu walaupun kau ada di sampingku."

Xiao Zhan tertawa kering.

"Ayo cium aku.. "

"Puppy, kau akan bekerja kan? Jangan seperti ini.. "

Xiao Zhan melirik ke arah supir dan merasa tidak nyaman.
"Aku khawatir supir mendengar obrolan kita," bisik Xiao Zhan.

Wang Yibo mendekatkan mulutnya ke telinga Xiao Zhan.
"Dia memang suka menguping semua pembicaraanku dengan siapapun. Aku akan memberinya sesuatu untuk didengar.."

"Nakal!" desis Xiao Zhan sambil  tersenyum lebar, menampakkan deretan gigi putih seperti kelinci.

"Kau manis sekali," Wang Yibo memujinya sambil terus mendekatkan wajah, ujung hidungnya yang lancip menyentuh dagu Xiao Zhan.

Xiao Zhan selalu merasakan jantungnya tidak beraturan tiap kali Yibo memujinya dengan cara seperti itu. Anak ini sungguh berbahaya. Dia seringkali memasang wajah tanpa ekspresi namun ada kilatan menggoda dalam matanya tiap kali melontarkan pujian, sederhana tapi sulit dilupakan.

"Zhan ge, cium aku, kau selalu menolakku beberapa hari terakhir ini." Ada sensasi mengancam dalam suaranya.

Xiao Zhan melirik lagi ke arah supir. Supir itu sedang mengawasi mereka lewat spion kecil. Untuk sesaat seulas senyuman muncul di wajahnya dengan cepat, seolah-olah dia mengetahui lelucon yang tidak diketahui orang lain.
"Kemarin-kemarin aku sakit, kau tahu itu kan."

"Tapi sekarang kau sudah sehat, jadi.."
Wang Yibo menghentikan kalimatnya sambil kembali memercikan lirikan menggoda.

"Apa?" desis Xiao Zhan, sesuatu yang hangat mengalir dalam pembuluh darahnya.

"Tunggu sampai nanti malam oke?!"

".........."

Suara batuk kecil terdengar dari depan mereka. Supir itu nampak membuang muka ke samping.
Wang Yibo memandang Xiao Zhan dan tersenyum lebar, sambil berkedip.

"Geserrr!" Xiao Zhan mendorong dengan bahunya.

Tiba-tiba Wang Yibo mendekatkan wajahnya lagi ke arah dagu Xiao Zhan, kali ini lebih mendesak. Secepat kilat, lalu dia menggeser duduknya, memberi ruang pada Xiao Zhan.

𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐍𝐨𝐭𝐞𝐬Where stories live. Discover now