Part 22 : Desember (1)

1.1K 149 14
                                    

1 Desember 2020

Saat kau tidur satu bantal dengan seseorang. Mimpi-mimpi orang itu terkadang menular padamu.
Aku seringkali terbangun pada tengah malam, melihat Wang Yibo yang tertidur lelap di sampingku. Sesekali dia mengigau atau terbangun dengan terkejut dan menggelepar jika dia bermimpi buruk, sesekali dia tersenyum dalam tidurnya jika dia bermimpi indah. Sesekali aku mencoba menemukan diriku sendiri di dalam mimpi-mimpinya dan aku menemukannya. Dia seringkali mengigau memanggil namaku. Bahkan dalam tidurnya pun dia mengatakan bahwa dia mencintaiku.

Saat seseorang di sampingmu terjaga, kau akan mendengarkan banyak cerita.
Ambisi, harapan, ketakutan, kemarahan, dan banyak rahasia. Mungkin diselingi dengan lelucon, dan sisanya adalah sampah.

*  *  *

Jin Han

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jin Han

Pintu di kedai makan kecil dan agak pengap itu terbuka dan seorang pria masuk. Dia berpenampilan sangat baik, mengenakan setelan mewah, setidaknya dibanding pengunjung lain kedai makan itu. Tampaknya pria itu datang bukan untuk makan, mungkin lebih tepatnya dia nampak tersesat. Matanya yang kecil namun tajam memutari tempat makan sederhana itu.

Dia menemukan seseorang yang ingin ditemuinya, duduk menyendiri di sudut yang terisolasi.
"Ah kau datang," pria yang sedang duduk itu mendongak, wajahnya nampak tegang.

"Kau mau makan apa?"

Pria itu menekan meja, mimik mukanya terlihat kesal.
"Aku kemari bukan untuk makan," desisnya. "Katakan ada apa? Kenapa kau memintaku menemuimu?"

Pria yang sedang duduk itu, yang tak lain adalah Zhao Lei, mengusap dahinya yang mulai mengeluarkan bintik keringat.
"Polisi mengawasimu," bisiknya seraya melirik ke satu titik.

"Tolol, bagaimana bisa?!" dengus pria itu. Lantas menatap Zhao Lei curiga.
"Mereka menangkapmu?" dia menyelidik. "Kau mengatakan semuanya pada polisi?"

Zhao Lei menarik nafas dalam-dalam.
"Aku bisa mengatakan apa? Sebaiknya untuk saat ini kau tidak melanjutkan aksi yang menggebu-gebu itu, hapus tagar dan semua berita palsu."

Pria itu mendengus lagi.
"Aku tak percaya padamu sejak awal, kau sama sekali tidak kompeten. Kau bahkan tidak becus menjalankan permainan anak-anak. Di otakmu hanya ada uang, tidak ada bedanya dengan loper koran sialan itu."

Zhao Lei dirayapi perasaan takut dan khawatir. Telapak tangannya kini berkeringat.

Pria itu mengawasi sekelilingnya sekali lagi.
"Jangan-jangan kau memancingku kemari atas desakan polisi," dia mencibir.

"Mereka akan menangkapmu," sahut Zhao Lei terbata-bata.

"Coba saja," pria itu menyeringai.
"Apa mereka punya bukti? Polisi tidak bisa sembarangan menangkap orang secara acak dan untung-untungan seperti main dadu."

𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐍𝐨𝐭𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang