Jemi Jeno Xiaojun

1.5K 258 47
                                    

"Lo beneran mau pulang naik ojol aja? Nggak mau bareng gue?" Tawar Jemi. Althea menggeleng.

"Tidak, terima kasih. Aku.. akan canggung kalau nanti tidak sengaja bertemu dengan Jeno." Balas Althea. Jemi mengangguk dan memahami situasi yang sedang Althe alami. Tidak lama kemudian, seorang pengemudi ojol akhirnya datang menjemput Althea. Setelah memastikan Althea pulang dengan selamat, Jemi berjalan kembali menuju sekolahnya untuk mengambil tas dan motornya.

Suasana kelas sudah sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang melaksanakan piket, dan Jeno yang masih duduk di bangkunya.

"Nggak pulang lo?" Tanya Jemi. Jeno menoleh ke arahnya dan hanya diam.

"Cesa mana? Lo nggak nganter dia pulang?" Jeno menghembuskan nafas.

"Dia dijemput supirnya, mau shopping bareng temen - temennya." jawab Jeno. Jemi memandang aneh temannya. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Jeno tajam.

"Jen.." Jeno tidak mengindahkan panggilan Jemi, Ia malah membereskan barangnya dan bersiap untuk pulang.

"Hubungan lo sama Cesa itu... cuma bohongan kan?" Gerak Jeno berhenti.

"Nggak, hubungan gue sama dia nggak bohongan." Jeno berdiri. Lalu meninggalkan Jemi begitu saja. Jemi yang merasa ada suatu kejanggalan dengan sahabatnya, tidak bisa tinggal diam. Ia kemudian menahan tangan Jeno dan menariknya ke sebuah tempat. Dimana lagi kalau bukan atap sekolah. Jeno sempat menahan Jemi untuk menariknya, tapi tak disangka, Jemi yang badannya lebih kecil dari Jeno masih bisa menarik paksa Jeno untuk mengikutinya.

"Jen, gue mau ngomong serius sama lo" Ucap Jemi. Jeno tidak menjawab dan mengalihkan pandangannya pada Jemi.

"Lo serius punya hubungan sama Cesa?"

"Udah gue jawab tadi." Jawab Jeno dingin, tanpa sedikitpun melihat ke arah lawan bicara.

"Lo bohong."

"Gue nggak bohong."

"Kalo lo nggak bohong, coba lo jawab pertanyaan gue dan lihat mata gue." Jeno menoleh dan menatap Jemi.

"Berapa kali gue harus bilang? Tadi pagi jelas - jelas lo udah lihat sendiri kan?"

"Lo. Sama Cesa. Pacaran. Ya atau tidak."

"Lo nga–"

"Lo cukup jawab, ya atau tidak. Kalo lo emang nggak bohong, Apa susahnya buat lo jawab ini?"

"Oke. Ya. Udah kan?" Jawab Jeno.

"Althea.. lo tau apa yang udah lo lakuin?"

"Apa? Gue ngelakuin apa?"

"Lo kemarin nembak Thea kan?"

"..."

"Jawab, Jen"

"Lo suka banget ngurusin hidup orang la–"

"Thea bukan orang lain buat gue, lo juga bukan orang lain buat gue, Jen." Jeno memutar bola matanya.

"Ya, gue emang nembak Thea"

"Trus kenapa lo malah jadian–"

"Buat latihan." Jemi mengerutkan dahinya. Mencoba untuk menyusun kalimat yang Jeno ucapkan. Apa dia tidak salah dengar?

"A-apa lo bilang?" Jeno malah tertawa kecil.

"Pendengaran lo terganggu apa gimana? Gue bilang, ya, gue emang nembak Thea, buat latihan, paham?"

Buugghh!!

Kepalan tangan kanan Jemi mendarat dengan mulus di rahang Jeno. Satu pukulan saja berhasil membuat Jeno jatuh terduduk. Jeno mengusap wajahnya dan menatap sinis pada Jemi.

FUTURAE | XiaojunWhere stories live. Discover now