Epilog

2.2K 235 55
                                    

-

-

-

Pikirku,
setelah mencapai kata tamat,
Keadaan akan menjadi lebih harmoni.

Pikirku,
setelah dia lenyap dari panggung kehidupan ini,
Hidupku tidak akan kalut seperti kala itu.

Pikirku,
setelah mengakhiri jalinan kasihku dengannya,
Pintu hatiku akan mudah terbuka kembali.

Bodohnya,
Pikirku pula,
membuat orang lain jatuh cinta,
akan semudah membalikkan telapak tangan.

Apakah menjemput takdir memang sesulit ini?

Tidak bisakah takdir saja yang menjemputku dan bukan aku yang menjemputnya?

-

-

-

Althea Amalthea.
Ingénue. A naive young woman.

Hidup memang tidak semudah itu. Jadi, biasakanlah. Namun, hidup juga tidaklah sesukar seperti yang dibayangkan.

Aku tahu, ini bukanlah sebuah akhir problema hidupku, melainkan sebuah awal menuju akhir yang entah kapan akan tiba.

No one knows, right?

-

-

-

Seorang perempuan berwajah rupawan, badannya tidak begitu mungil, dengan aura tegar di sekelilingnya,

Tak pernah bosan menghampiriku,
di kala ku terlelap.

Bertahun - tahun hal ini terus berlanjut.

Tentu hal ini mengusikku.

Siapa dia sebenarnya,
Apa maksudnya,
Bagaimana bisa,
dan,

Kenapa harus perempuan itu?

Tidak pernah ada di memoriku tentangnya.

Seberapa panjang ceritanya tentangku, tidak pernah mengembalikan lembaran memoriku.

Iya, cerita yang tidak masuk akal.
Benar - benar tidak masuk akal.

Tidak mungkin aku mengatakan itu padanya,
hati nuraniku masih tertanam.

Seorang laki - laki tidak boleh menyakiti perempuan, 'kan?

-

-

-

Xiao De Jun
A man with mellifluous voice.

FUTURAE | XiaojunWhere stories live. Discover now