Jemi Jeno Ajun

1.1K 234 148
                                    

"Gue udah tahu maksudnya. Itupun kalau dugaan gue bener." Sahut Jemi yang matanya masih terfokus pada jalanan. Althea melongo menatap Jemi.

"Kamu benar - benar.. sudah tahu??" Tanya Althea. Jemi hanya membalasnya dengan anggukan kepala.

"Dengan clue yang sesederhana ini? Kamu sudah menemukan jawabannya??" Tanya Althea sekali lagi untuk memastikan. Tepat di lampu merah, Jemi berhenti. Ia menoleh pada Althea.

"Iya, sayaangg" jawabnya sambil tersenyum pada Althea. Mendengar kata "sayang" yang keluar dari mulu Jemi jelas membuat Althea  malu. Ia masih belum terbiasa dengan itu. Ia memalingkan wajahnya dan memandangi pemandangan di luar kaca mobil. Jemi terkekeh melihat reaksi kekasih 'sementaranya' itu.

"Gue bisa aja egois dan melakukan segala hal untuk jadiin lo pasangan sehidup semati buat gue. Tapi, gue nggak cukup egois dan nggak punya keberanian buat melakukan hal itu."
-Jemi

Begitu tiba di rumah bernomor 21B, yang tak lain adalah rumah Ajun, mereka langsung memasukkan kunci dan membuka pintu rumah Ajun. Jangan tanya siapa yang memperbaiki rumah Ajun setelah pendobrakan beberapa hari yang lalu, tentu saja Jemi yang mengurus semuanya.

"Jadi... bagaimana?" Tanya Althea. Jemi tersenyum.

"Ikut gue." Jawab Jemi.

Tanpa banyak basa - basi, Jemi langsung melangkahkan kaki ke lantai 2 rumah Ajun. Ia berhenti sejenak di depan kamar ayah Ajun. Kepalanya menengok ke kanan dan kiri untuk memeriksa apakah ada ruangan lainnya di lantai 2 atau tidak. Jawabannya ada ruangan lainnya, tapi itu hanyalah kamar mandi.

Jemi memasukkan kunci kamar ayah Ajun dan masuk ke dalamnya. Althea membuntut di belakangnya. Ia berjalan menuju ke-4 sudut kamar ayah Ajun. Entah apa maksudnya. Lalu, berhenti di sudut ruangan dekat almari. Jemi berjongkok dan terlihat mengetuk - ngetuk lantai.

Tuk tuk tuk

Jemi tersenyum puas mendengar suaranya. Althea mengerutkan dahinya saat melihat tangan Jemi meraba bagian pinggir lantai seolah sedang mencari sebuah celah. Matanya langsung melebar begitu melihat tangan Jemi mengangkat keramik berbentuk persegi itu. Althea menutup mulutnya yang terbuka karena melihat sebuah kotak di dalam sana.

"Ketemu." Ucap Jemi. Ia langsung mengambil kotak itu dan mengembalikan keramik tadi ke tempatnya.

"B-bagaimana kamu.. bisa tahu..??" Tanya Althea.

"L2, artinya lantai 2, dugaan lo sebelumnya bener. Di lantai 2 ini hanya ada kamar ayahnya dan kamar mandi. Kalau di logika, terlalu mudah untuk ditemukan jika disembunyikan di kamar mandi karena tempatnya yang tidak begitu luas seperti kamar. Lalu tanda lancip merupakan simbol sudut dalam matematika. Ya.. walaupun gue nggak pinter - pinter amat di matematika, tapi seenggaknya otak gue masih bisa inget tentang simbol - simbol di matematika. Untuk tanda panah, lo sadar nggak kalau tanda panah ini dimulai tepat di bawah huruf L yang mana merupakan singkatan dari 'lantai'? Dari semua clue ini, bisa disimpulkan kalau tempat yang dimaksud ada di bawah lantai yang berada di suatu sudut ruangan yang ada di lantai 2." Jelas Jemi. Althea melongo mendengar penjelasan Jemi. Ia tidak menyangka kalau ternyata semudah itu.

"Yok, sekarang balik ke rumah sakit" Ajak Jemi.

Langkah Jemi dan Althea berhenti saat akan menuruni tangga. Mereka mematung melihat sosok yang berdiri tegak di bawah sana seakan menunggu mereka turun. Jeno. Ia adalah sosok yang berdiri di sana menatap tajam pada Althea dan Jemi.

FUTURAE | XiaojunWhere stories live. Discover now