Is it the end?

1.4K 241 124
                                    

"Jun.."

"Ini waktu yang tepat."

Semuanya terdiam menatap Xiaojun. Semua orang yang ada di sana jelas tahu apa yang Ia maksud. Ini merupakan waktu yang tepat, untuk menyelesaikan masalah 'gila' ini.

"Jelasin dulu ke gue, kenapa lo bisa sampai di sini?" Tanya Ajun.

"Oke."

⏪▶️⏩

Flashback : ON

"Jun.. Ajun.. lo udah tidur??"

Tidak ada jawaban dari Ajun. Dapat disimpulkan bahwa Ajun sudah tertidur lelap.

"Gue keluar bentar ya.. mau jenguk badan gue di ICU.."

Xiaojun keluar dari tubuh saudara kembarnya. Ia menatap saudaranya sebentar. Kepalanya yang masih dibalut perban, kulitnya juga terlihat pucat.

"Coba kalau kita berhenti.. lo pasti sekarang masih terbaring di kasur kamar lo.."

Xiaojun meninggalkan saudaranya yang tertidur lelap dengan Dery yang masih asyik bermain game sambil tiduran di sofa.

Ia keluar dari kamar Ajun dan pergi ke ruang ICU, walaupun Ia sebenarnya tidak tahu dimana ruang ICU sebenarnya. Xiaojun terus berjalan sambil melihat beberapa perawat shift malam lalu lalang masuk ke kamar mengecek pasien - pasiennya. Tak jarang Ia juga bertemu dokter yang berjalan cepat ke beberapa kamar. Mungkin, terjadi sesuatu dengan pasiennya.

Ia berhenti di depan sebuah kamar yang pintunya terbuka. Di dalamnya terdapat seorang dokter muda, perawat, dan beberapa orang yang duduk sambil menundukkan kepalanya. Hatinya ikut teriris. Mereka telah kehilangan seseorang yang mereka cintai. Ia memerhatikan dokter muda yang berjalan keluar. Terlihat biasa saja. Namun, ketika dokter muda itu menapakkan kakinya di luar kamar pasien, Ia melepas kacamatanya dan mengusap air matanya yang menetes.

Ia telah gagal menyelamatkan pasiennya.

Xiaojun langsung teringat dengan Althea, istri masa depannya, yang mengambil program studi kedokteran.

Apakah nantinya Ia harus melihat orang yang Ia sayangi menangis karena merasa gagal menyelamatkan nyawa seorang manusia?

Xiaojun membuyarkan pikirannya. Ia kembali mencari jalan menuju ruang dimana tubuhnya dirawat. Ia kembali berhenti saat melihat seseorang keluar dari lift lantai 2. Ia menggunakan pakaian serba hitam dengan topi yang menutup separuh wajahnya. Begitu sadar siapa "sosok" yang Ia lihat, Ia buru - buru bersembunyi di dalam sebuah kamar.

"Jeno.. apa yang dia lakukan tengah malam begini.." Pikir Xiaojun.

Xiaojun yang awalnya berencana untuk menjenguk badannya, kini beralih rencana. Ia mengikuti kemana Jeno pergi. Menurutnya, Jeno benar - benar terlihat mencurigakan.

Ia tidak menyangka, Jeno malah menuntunnya ke ruang ICU yang Ia cari sejak tadi. Ia berhenti sejenak di balik tembok ruang ICU. Ia memandang Jeno aneh. Ia bisa masuk dengan santai tanpa memakai pakaian khusus. Bukankah ruang ICU harusnya menjadi ruang yang steril?

Xiaojun terlalu lama memikirkan hal itu, baru saja Ia ingin melangkah masuk, Jeno justru keluar dari sana. Matanya melebar saat melihat seorang pasien duduk di kursi roda yang didorong oleh Jeno. Itu tubuhnya.

Tak lama setelah itu, Xiaojun mendapati seorang perawat yang panik karena seorang pasien menghilang. Ia semakin bingung dengan apa yang terjadi.

"Mbak!! Itu badan gue dibawa!! Orangnya udah mau masuk lift!! Masa nggak lihat sih?! Kejar mbak!!" Teriak Xiaojun di dekat perawat yang masih panik. Tentu saja tidak ada yang mendengarnya. Dia cuma roh. Orang dengan keistimewaan lebih saja tidak bisa melihatnya, apalagi orang biasa.

FUTURAE | XiaojunWhere stories live. Discover now