Althea Xiaojun Ajun

1.4K 257 59
                                    

"Lo mau nggak jadi pacar gue?"

"Hah?"





"Weh weh weh.. lo kalo mau nembak yang romantis dikit lah bocah. Dadakan bener.. haduh.. Emang bener ya, kalo berduaan, yang ketiga pasti setan. Gue kek setan banget, ghaib." Sahut Xiaojun.

"Jemi..?"

"Gue serius. Gue udah lama suka sama lo. Lo mau nggak jadi pacar gue?"

"A-aku..." Althea menggigit bibirnya. Ia menoleh ke arah Xiaojun. Xiaojun hanya tersenyum sekilas. Ia teringat, sebelumnya Xiaojun sudah pernah berkata bahwa suatu hari nanti Ia pasti akan dihadapkan dengan pilihan antara Jeno atau Jemi. Mungkin, inilah waktunya. Jeno sudah meninggalkannya. Di dalam lubuk hatinya, Ia tidak ingin kehilangan lagi. Kalau Jemi menjadi miliknya, bukankah berarti Ia tidak akan kehilangan lagi? Siapa yang akan menjadi sandarannya di saat yang rumit seperti ini kalau bukan Jemi?

"Nggak usah buru - buru, gue bakal nunggu–"

"Iya." Jemi mengerutkan dahinya mendengar suara Althea.

"H-hah..??"

"Iya, aku.. mau.." Althea mengalihkan pandangannya. Pipinya terlihat merona. Jemi tersenyum lebar mendengar Althea.

"S-SERIUS?! YESS–Adududuhh!!" Baru saja ingin menyuarakan kebahagiaannya, namun luka dan memar di wajahnya seperti tidak mengizinkannya.

"Aduhh, jangan banyak bicara dulu, jangan tersenyum selebar ini." Tanpa sadar, tangan Althea menangkup wajah Jemi dan memeriksa lukanya.

"E-eh..." Segera Althea menarik tangannya lagi. Jemi terkekeh akan hal itu.

"Oalah jancok, gue beneran jadi setan di sini." Sahut Xiaojun. Dalam hatinya Ia mulai bimbang dengan masa depan yang mungkin saja berubah. Entahlah, apakah jika Ia kembali nanti, akankah semuanya kembali seperti semula? Atau akankah semuanya berubah total? Jika semuanya tetap sama, Ia akan merasa sangat bersalah pada Jemi. Pasalnya, Ia belum memberitahu siapa dia sebenarnya. Jemi hanya tahu kalau Xiaojun adalah seseorang yang datang dari masa depan.

"Jadi.. hari ini kita resmi nih?" Tanya Jemi. Althea tersenyum, namun pipinya sangat merona.

"Iya." Jawab Althea singkat.

"AKHH!!" Xiaojun tiba - tiba berteriak kesakitan sambil memegang dadanya.

"Xiaojun!!" Teriak Althea dan Jemi bersamaan.

"Lo nggak bercanda kan?!" Tanya Jemi. Xiaojun menggeleng.

"G-gue... S-sakit.. s-susah.. n-ngo..mong.." ucap Xiaojun terbata - bata. Ia benar - benar terlihat kesakitan.

"Kak Ajun!! Telepon kak Ajun sekarang!!" Jemi dengan sigap mengambil ponselnya dan menekan kontak bernama "Kak Ajun". Namun sayang, panggilannya tidak diangkat. Ajun tidak dapat dihubungi. Di tengah - tengah kepanikan, Jeno tiba - tiba saja lewat di depan mereka. Senyum yang aneh terlukis jelas di wajahnya. Juga, rambut Jeno tiba - tiba saja berubah menjadi warna putih. Melintasnya Jeno di hadapan mereka, berhasil mengalihkan pikiran Althea dan Jemi, hingga mereka tidak menyadari kalau Xiaojun sudah menghilang.

Entah kemana.

⏪▶️⏩

Xiaojun's side

Xiaojun terbangun di sebuah tempat gelap. Benar - benar gelap hingga Ia tidak tahu ujung dari tempatnya berada. Dengan badan yang masih lemah, Xiaojun berusaha untuk berdiri. Ia mulai berjalan, entah ke arah mana.

Setelah berjalan cukup jauh, Ia menemukan secercah cahaya. Segera, Ia mempercepat langkahnya. Cahaya itu semakin terang begitu Xiaojun mendekatinya.

FUTURAE | XiaojunWhere stories live. Discover now