Althea Xiaojun Jeno

1.3K 263 88
                                    

"Gimana try out lo?" Tanya Xiaojun begitu Althea menjatuhkan dirinya di kasur. Tidak ada jawaban darinya. Hanya helaan nafas panjang.

"Bukan pertanda bagus sepertinya" ucap Xiaojun setelah melihat respon Althea.

"Xiaojun, aku ingin bertanya sesuatu padamu." Althea bangun dari posisinya dan menghadap ke arah Xiaojun yang sedang duduk di kursi belajarnya.

"Apa kamu akan mengakui sebuah kesalahan yang tidak kamu perbuat sama sekali?"

"Hah? Maksud lo?"

"Kamu tidak melakukan sebuah kesalahan, tetapi kamu dipaksa untuk mengakuinya, apa kamu mau mengakuinya?" Xiaojun terlihat berpikir sejenak.

"Kalau gue beneran nggak salah, buat apa gue ngaku? Yaaa, gue tahu kalau misal gue ngaku salah, masalahnya bakal cepet selesai. Tapi, untuk apa gue ngakuin dosa yang orang lain perbuat? Menggantikan dosa mereka? Tuhan nggak tidur, Tuhan tahu semuanya. Gue bakal cari pembelaan untuk diri gue sendiri. Fakta akan terungkap seiring berjalannya waktu." Jawab Xiaojun panjang lebar.

"Emm.. aku tidak menyangka kamu akan menjawab seserius ini...."

"Gue selalu serius kalo sama lo."

"Omong - omong... bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?" Tanya Althea. Kemarin, sepulang dari rumah nenek Jemi, keadaan Xiaojun sedikit menurun. Ia merasa energinya habis. Padahal, Xiaojun tidak melakukan teleportasi sekalipun. Jemi dan Althea awalnya berencana untuk berjalan - jalan sebentar di sana. Pemandangannya sangat indah. Namun, kondisi Xiaojun membuat mereka mengurungkan niatnya. Xiaojun berkali - kali mengatakan kalau dia tidak apa - apa. Tapi tetap saja Jemi dan Althea mengkhawatirkan Xiaojun.

"Iya, gue udah mendingan banget kok ini" jawab Xiaojun.

"Kamu mau makan apa? Biar aku buatkan. Kamu belum makan kan?"

"Terserah. Semua masakan lo bakal gue makan kok, gue juga nggak pilih - pilih."

Althea keluar dari kamarnya dan membawa baju ganti di tangannya. Tidak mungkin Ia akan memasak dengan seragamnya. Kalau terkena cipratan akan menjadi hal yang merepotkan baginya untuk membersihkan kotoran itu. Begitu selesai mengganti pakaiannya, Althea langsung pergi ke dapur dan memasak. Tangannya bergerak dengan cekatan. Satu persatu bumbu Ia tuangkan.

Tak perlu waktu yang lama. 20 menit sudah cukup untuknya menyajikan masakan sederhana. Tumis kangkung beserta tempe goreng. Althea membawa hidangannya ke kamarnya. Ada hal yang tidak biasa. Xiaojun yang biasanya sangat antusias dengan masakannya, kali ini Ia justru melamun. Xiaojun benar - benar tidak menyadari kalau makanannya sudah tersedia di mejanya tempat Ia bertopang dagu.

"Xiaojun..??" Tidak ada jawaban darinya.

"Xiaojun?? Halo??" Althea melambaikan tangannya di depan wajah Xiaojun. Masih tidak ada jawaban.

"..."

"Dejun!!!" Xiaojun tercekat saat Althea memanggilnya dengan nama itu.

"O-oh.. sorry.. gue ngelamun" ucapnya. Ia lalu mulai melahap makanan yang sudah Althea buatkan untuknya.

"Kamu tidak apa - apa? Hari ini kamu banyak melamun..." ujar Althea. Xiaojun hanya menoleh kemudian tersenyum simpul. Ia tidak menjawab pertanyaan Althea dan melanjutkan aktivitas makannya.

Tak perlu menunggu waktu yang lama, Xiaojun telah menghabiskan makanannya. Ia tersenyum pada Althea dan memuji kalau makanannya sangat enak. Setiap kali Xiaojun selesai makan, Ia selalu memberi Althea pujian. Namun, hari ini, Althea merasa pujiannya terasa sedikit berbeda.

"Hmm.. gue mau bahas sesuatu bareng lo" ujarnya tiba - tiba.

"Huh? Membahas soal apa?"

"Lo inget tentang titik cahaya yang gue lihat? Gue rasa.. gue udah tau artinya apa.."

FUTURAE | XiaojunWhere stories live. Discover now