24 : Akulah Pahlawannya!

698 164 208
                                    

Gentar menusukkan keris yang ia pegang ke arahnya. Keris itu menembus jaket berwana merah darah itu tepat di bagian dada.

"Kekeke."

Jaket itu hanya pengalihan. Gentar menusuk jaket yang tak bertubuh. Pria itu sangat cerdas! Ia sempat melepas jaketnya tepat sebelum dirinya muncul di hadapan Gentar, dan menjadikan jaketnya umpan kedua setelah Yudistira.

Kini sosok itu muncul secara misterius di belakang Gentar. Seorang pria berbaju hitam bertuliskan 'Uchul' dengan topeng Tumenggung di wajahnya dan tangan kanan yang bersiap meraih Gentar.

"Mata Suratma," ucapnya sambil membuka mata kirinya yang mengeluarkan darah.

Dua hari terakhir ini sudah beberapa kali Uchul menggunakan Suratma total, semenjak kabur dari kejaran Widyatama, dan lagi membawa bocah itu ke alam Suratma. Mata Suratma bagaikan pisau bermata dua, tentu saja dengan kekuatan sebesar itu sangat membebani penggunanya jika digunakan terus-menerus.

Tahan, sebentar lagi. Semuanya bakal berakhir kekeke walau pun mata ini hancur, Rahwana dan Gentar harus dipulangkan ke Alamnya! batin Uchul.

Beberapa menit yang lalu, Dirga menyusun rencana untuk mengalahkan Gentar dan Rahwana. Ia menggunakan taktik yang sama seperti saat melawan Mikail. Namun, mereka semua hampir saja mati ketika itu, jika saja arwah Tara tak menolong mereka semua. Mata Suratma Mikail dan Uchul beradu dan tak membuat Mikail berpindah alam, Segoro Geni hampir menghabisi mereka semua.

"Yakin lu?" tanya Uchul.

"Kayak gua yang bisa pake Braja atau Tara yang hampir bisa niru beberapa teknik keluarga agung. Kali ini gua yakin," jawab Dirga yang tak mampu bergerak.

"Uchul menatap topeng Tumenggung dengan ragu, tetapi memang ini merupakan pilihan terbaik yang mereka miliki. Ia meraih topeng itu dan mengenakannya." Tak ada reaksi penolakan, Tumenggung membiarkan Uchul menggunakannya.

Untuk mencegah kegagalan rencana. Dirga melihat sepintas masa depan, jika mereka menggunakan taktik ini. Gentar tak memiliki mata Suratma seperti Mikail, ia terlihat sangat waspada terhadap sosok Uchul yang merupakan musuh alami para maggots. Prekognision benar-benar membantu, Dirga melihat masa depan bahwa rencana ini sukses besar.

Kali ini Uchul menggunakan kemampuan Tumenggung, ia sudah berada tepat di belakang Gentar yang sedang menusuk jaket merahnya.

"Ladies and gentlemen! Bersaksilah! Bahwa kalian melihat dengan mata kepala kalian sendiri, seorang pahlawan yang mengakhiri Rahwana kekeke." Uchul meraih Gentar. "Suratma total."

Kekeke strike!

Semua mata terpaku menatap Uchul Sang Pahlawan. Pria tengil itu adalah kunci untuk mengalahkan makhluk yang tidak bisa mati. Jika saja ia lebih bersifat normal, mungkin parasnya mampu membuat sebagian wanita jatuh hati.

Tak ada yang bergerak, semua membatu menatap Uchul dan Gentar. Ya--bahkan Uchul juga tak bergerak, tangannya tinggal beberapa senti lagi mampu meraih Rahwana, tetapi waktu benar-benar berhenti.

"Kau tau? Kemampuan utama topeng Rahwana?" tutur Gentar.

"Jika Tumenggung mampu mempercepat waktu penggunanya, Panji sanggup memperlambat aliran waktu di sekitarnya, Bapang bisa memanipulasi tubuhnya penggunanya. Bagaimana dengan Rahwana?"

Gentar menyentuh pipi Uchul yang sama sekali tak bergerak seperti patung. "Chronokinesis ...," bisiknya di telinga Uchul.

Chronokinesis adalah kemampuan untuk mengendalikan persepsi waktu. Orang yang memiliki kemampuan ini biasanya tidak terikat akan waktu. Dengan topeng Rahwana, Gentar adalah pengendali waktu, ia mampu menghentikan waktu di sekitarnya.

MartawangsaWhere stories live. Discover now