11. Mabuk

15.7K 1K 5
                                    

‍‍‍‍‍‍‍Sudah 2 hari berita tersebut menyebar tanpa ada konfirmasi dari kedua belah pihak, bahkan berita tersebut justru semakin menjadi, menyebabkan orang tua dan kakak El mengkhawatirkannya, tapi El sudah menjelaskan pada mereka bahwa tidak ada hubungan apa-apa antara dirinya dengan Alex.‍

"Pa!!" Panggil El kepada Ipan yang sedang memakai jas untuk membalut kemeja putih tanpa dasi miliknya

"Hm"

"Gue besok udah harus berangkat ke sekolah, gimana dong ?"

"Nanti gue anterin"

"Oh ya, malam ini gue gak balik, gue nemenin bos oma"

"Hm"

"Gue berangkat, jaga diri lo"

"Ya hati-hati"

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

El menghela nafas panjang, dirinya bosan karna selalu dikurung diapartemen sendirian, pengen ke toko tapi banyak wartawan, pengen kesekolah tapi banyak wartawan, pengen pulang tapi banyak wartawan

Dimana-mana ada wartawan udah kaya angin aja, Ucap El dalam hati

Kemudian menatap gedget nya, melihat berita tentangnya yang tak kunjung mereda.

®©®©®©

Malam hari, jam 11 malam, El keluar dari apartemen niatnya ingin ke minimarket depan gedung.

El menutup pintu apartemen.

"Oh, nyonya Keliya Pangestu, hahahahha ternyata anda disini, wah wah wah" Ucap Alex serak, El kaget saat melihat kehadiran Alex dengan keadaan kacau dan pakaian yang penuh bau alkohol

"Mau apa anda kesini ?" Tanya El cemas

"Gue mau pulang keapartemen gue, kenapa ?" Jawab Alex sambil menyandarkan tubuhnya sambil menatap El yang masih setia memengang handel pintu

"Ya udah" Jawab El kemudian melangkah pergi, tapi baru 3 langkah dirinya sudah dipeluk oleh Alex dari belakang

"Lepas!!!"

"Lepas? Kok minta lepas sih, kamukan istri aku, harusnya seneng dong aku peluk kek gini"

"Tuan Alex lepaskan saya, sebelum saya teriak" Ucap El mencoba tenang

"Gak mau" Jawab Alex, sedangkan El sudah ketakutan bahkan sangat takut tapi dirinya mencoba tenang

"Huft...nomor berapa apartemen anda ?"

"Kenapa? Mau senam malam ya..hahaha"

"Tuan!"

"Oke oke, unit nomor 98, dengan sandi 061013 ulang tahun Satria, ah..aku merindukan anak itu" Ucap Alex pelan kemudian melepaskan pelukannya pada El

"Baik, mari saya antar" Ucap El kemudian memapah Alex menuju apartemennya yang ternyata hanya berjarak 3 unit dari unit apartemen Ipan.

El sudah masuk kedalam apartemen Alex, El memapah Alex menuju kamarnya tapi saat didepan pintu kamar, Alex sudah mengeluarkan isi perutnya

"Hump huek huek" Alex memuntahkan isi perutnya sedangkan El membantu memijat belakang lehernya, setelah selesai El memdudukan Alex disofa depan tv, sedangkan dirinya membersihkan kekacauan yang Alex buat, setelah selesai El mencoba membangunkan Alex untuk pindah kekamar.

"Alex pindah! Alex" Dan hanya dibalas dengkuran pelan, El menghela nafas kemudian melepaskan kancing kemeja yang Alex gunakan, El sempat menahan nafas saat melihat tubuh Alex, kemudian memasukan kemeja tersebut kedalam ranjang baju kotor, dan dilanjut melepaskan sepatu yang Alex gunakan, El juga sempat membasuh tubuh Alex dengan air walau sebentar karna El tidak kuat melihat tubuh atas Alex yang bidang dan ditambah dengan sixpack dibagian perutnya.

El mengambil guling dan selimut, menyelimuti Alex dan kemudian meletakkan gelas berisi teh lemon dimeja, dan meninggalkan memo dibawah gelas tersebut.

"Untuk menghilangkan rasa pusing"

Tepat jam 12 malam, El keluar dari apartemen Alex.

;_;_;_;_;_;_;_;_;_;_;_;_;_;

Typo bersebaran...maaf :(
Nama, tempat dan yang lainnya hanyalah karangan fiksi, jadi mohon maaf apabila ada kesamaan.
Terimakasih telah membaca...

Vote ⬇️ Next ⬇️

PangestuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora