(Bab 7) Hai

1K 272 51
                                    

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

Hari ini adalah kepulangan Soobin dari rumah sakit.

Sebagai penyambutan keempat teman sekamarnya menyiapkan banyak sekali cemilan serta roti kesukaan Soobin.

Melihat bagaimana tidak tenangnya Yeonjun saat Soobin berada di rumah sakit membuat mereka semua sadar betapa pentingnya persahabatan, ketiganya memang tahu kalau Yeonjun dan Soobin adalah saudara sepupu, sejak kecil mereka bersama-sama.

“Apakah terjadi sesuatu selama aku tidak ada? Rasanya aku mendengar kalau mereka membicarakan sesuatu tentang Jaemin,” ucap Soobin sambil merapikan baju-baju miliknya ke dalam lemari.

“Oh, itu ... Kak Jaemin terpeleset lalu jatuh, dia dibawa ke rumah sakit,” jawab Beomgyu seraya membantu Soobin merapikan barang-barangnya.

Yeonjun menyiapkan begitu banyak penyambutan untuk Soobin, mereka berlima berencana untuk makan bersama di kantin dan memesan makanan-makanan enak lainnya untuk mereka makan bersama.

Karena itu Taehyun dan Beomgyu membantu Soobin merapikan barang-barang miliknya agar lebih cepat selesai.

“Benarkah? tapi tadi aku mendengar sesuatu tentang kesurupan, apa Jaemin kesurupan?” tanyanya lagi.

Kali ini Beomgyu bingung ingin menjawab apa.

“Itu baru kemungkinan saja, Kak,” jawab Taehyun sambil tersenyum.

Soobin mengangguk pelan kemudian mengambil beberapa barang-barang lainnya dari dalam koper untuk diletakkan di atas meja belajar miliknya.

“Hei, aku tadi membeli hiasan ini, letakkan di meja belajar kalian ya.”

Soobin memberikan sebuah patung maria berukuran kecil berwarna putih kepada Taehyun dan Beomgyu, dia bilang kalau dia membeli dua maka mendapat gratis satu, akhirnya Soobin membeli empat dan mendapat dua gratis lagi.

Beomgyu dan Taehyun menerima hadiah dari Soobin dengan senang hati, bagi Taehyun hadiah dari Soobin merupakan cara agar mereka menjadi lebih akrab, sedangkan Beomgyu justru bingung mengapa Soobin memberikan patung maria dari sekian banyak patung untuk dibeli.

Taehyun berjalan ke arah meja belajarnya dan meletakkan patung maria tersebut di dekat kotak berisi pulpen.

Akan tetapi Taehyun bingung saat melihat sebuah goresan pisau di pojok atas meja belajarnya, menunjukkan kalimat bertuliskan ‘Hai’.

“Astaga Hueningkai ...,” gumam Taehyun sambil menggosok goresan pisau pada mejanya.

“Apakah kalian baik-baik selama aku tidak ada?” tanya Soobin.

Beomgyu tersenyum tipis, “Tentu saja, kita berempat sering makan bersama dan tidak terjadi apapun di antara kita,” jawabnya.

Soobin tampak sangat lega, seperti orang yang habis takut akan sesuatu.

“Sebenarnya selama aku di rumah sakit, rasanya aku seperti selalu bermimpi aneh. Aku bermimpi ada gadis kecil berambut sangat panjang memberikan boneka berwarna merah padaku. Dia memakai baju seperti pasien rumah sakit jiwa dengan celana pendek selutut berwarna putih.”

Taehyun bungkam.

Tanpa Soobin mengatakan apapun lagi, entah mengapa pikirannya langsung saja tertuju kepada gadis kecil berambut panjang yang dia temui bersama Hueningkai beberapa hari lalu, padahal Soobin tidak memberikan ciri-ciri lain hanya saja Taehyun langsung teringat kepadanya.

“Benarkah? Waaahh, untungnya itu hanya mimpi,” ucap Beomgyu, menjawab perkataan Soobin tadi.

Dia mengangguk setuju, untungnya semua itu hanyalah mimpi, walaupun bagi Soobin setiap mimpi yang dia alami terasa sangatlah nyata. Dia bahkan masih belum bisa melupakan sosok anak kecil dalam mimpi tersebut.

Taehyun lagi-lagi menatap tulisan ‘Hai’ di atas meja belajar miliknya, tulisan itu benar-benar terasa sangat mengganggu.

Setelah membantu Soobin merapikan barang-barang yang dia bawa dari rumah, akhirnya mereka bertiga keluar dari dalam kamar menuju kantin untuk menunggu Yeonjun dan Hueningkai datang.

Suasana kantin asrama saat hari libur rupanya menjadi sedikit lebih ramai daripada biasanya, mungkin karena para murid tampak bosan serta bingung ingin melakukan apa, akhirnya mereka pergi ke kantin untuk makan sambil mengerjakan tugas.

Mungkin sisanya hanya akan pergi ke luar untuk main atau latihan.

Sebenarnya hari ini Yeonjun harus latihan basket di sekolah, hanya saja Jaemin masuk rumah sakit sedangkan Jeno kakinya terkilir, tim mereka benar-benar tidak bisa latihan dengan serius hingga memilih libur.

Mereka bertiga duduk tenang di meja bagian tengah.

Beomgyu menoleh ke arah kantin yang menyediakan minuman, dia sedikit terkejut mendapati Haechan sedang duduk berdua bersama Nabi.

“Hei, apa yang dilakukan oleh Kak Haechan?” tanya Beomgyu, bingung.

Soobin dan Taehyun ikut menoleh, menyaksikan Haechan tersenyum cerah sambil mengobrol bersama Nabi meskipun gadis itu justru menatap Haechan dengan tatapan super tajam dan tidak ramah.

Siapapun yakin kalau tatapan Nabi mampu mengeluarkan cahaya laser merah menyeramkan, sungguh tidak ramah sekali gadis itu.

“Apa aku menguping saja?” usul Beomgyu pada mereka berdua.

“Untuk apa?” keluh Taehyun.

Soobin tersenyum jahil, “Sepertinya itu ide bagus.”

Sebenarnya Soobin tahu semenjak kejadian papan ouija waktu itu Haechan menjadi super membenci Nabi, dia terus mengomel setiap kali melihat Nabi lewat, sungguh mengejutkan melihat lelaki itu justru mengobrol sangat akrab dengannya.

Haechan adalah orang yang sangat jujur jika sudah membenci seseorang.

Beomgyu berdiri dan berjalan ke arah kantin penjual minuman, dia bermaksud untuk menguping sekaligus membeli jus, sungguh ide yang sangat cemerlang.

Dia membeli tiga buah jus kemudian duduk di dekat Nabi dan Haechan agar bisa mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan.

“Jadi menurutmu apa yang lebih bagus? Dress warna putih atau merah?” tanya Haechan sambil memasang senyuman lebar.

Nabi hanya diam saja sambil meminum teh.

Beomgyu menggeleng sedih, bagaimana bisa seorang gadis manis seperti Nabi berubah menjadi sangat dingin seperti ini? Melihatnya saja sudah sangat-sangat menyedihkan, Beomgyu merasa kasihan pada siapapun yang pernah menyukai Nabi.

Haechan mengeluarkan sesuatu dari kantung celana, yakni sebuah jepit rambut berwarna merah muda yang sangat imut.

Beomgyu berpikir kalau Haechan pasti akan memberikan jepit rambut kepada Nabi seperti di film-film romantis, akan tetapi itu tidak terjadi, Haechan justru memakai jepit rambut tersebut pada rambutnya sendiri.

“Bagaimana? Bukankah aku sangat lucu kalau memakai ini? Seharusnya kau memakai jepit rambut juga, aku yakin kita berdua akan menjadi gadis paling cantik kalau memakai jepit rambut.”

Nabi menggosok wajahnya dengan telapak tangan, tidak dipungkiri betapa pusingnya dia mendengar setiap ucapan aneh dari Haechan.

Tidak hanya Nabi, rupanya Beomgyu yang melihat justru merasa sangat-sangat tidak nyaman, rasanya seperti ada yang aneh.

Gadis itu mendengkus kemudian memegang pundak Haechan.

“Kau harus temui Kak Hoseok, minta dia mendoakanmu.”

“Untuk apa?” tanya Haechan sambil mengerjap imut.

“Punggungmu ditempeli hantu.”

TBC

Rumah Sakit Jiwa Surga [TXT - BTS - SKZ - NCT]Where stories live. Discover now