(Bab 9) Lama Tidak Berjumpa

987 263 20
                                    

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

Beomgyu menjadi pendiam sekali sejak tadi pagi.

Dia tidak mengatakan apapun saat sarapan, dia bahkan tidak menjadi berisik seperti biasa. Satu-satunya yang menjelaskan apa perasaannya hanyalah lingkaran mata tampak sangat jelas di bawah mata.

Hueningkai terus membujuk agar Beomgyu mengatakan apa yang membuatnya menjadi begitu pendiam, tapi dia hanya menggeleng pelan lalu mencari topik pembicaraan lain. Tidak hanya Beomgyu, rupanya Taehyun juga hanya diam saja.

Demi menghindari Hueningkai, Beomgyu sampai menghabiskan makanannya begitu cepat lalu pergi untuk mandi.

“Sebenarnya kau dan Beomgyu kenapa?” tanya Hueningkai pada Taehyun.

“Memangnya kenapa?”

“Astaga ... apakah kalian tidak merasa kalau kalian menjadi aneh? Apakah ada hubungannya dengan semalam?”

Taehyun hanya tersenyum mencurigakan.

“Hentikan itu, senyumanmu mengerikan.”

Dari arah pintu terdengar suara-suara ribut yang tidak jelas, mereka berdua menoleh, melihat Haechan tampak heboh berbicara dengan Nabi.

Tanpa memperdulikan apapun yang diucapkan oleh Haechan, gadis itu berjalan dengan aerphone di telinganya.

Sejenak dia menoleh ke arah Taehyun dan Hueningkai.

Entah mengapa tatapannya berubah menjadi sedikit kaku, bahkan dia tidak bisa mengalihkan pandangan dari Taehyun.

Hueningkai melambaikan tangan padanya sambil tersenyum cerah sebagai sapaan selamat pagi, gadis itu juga mengangguk kepada Hueningkai sebagai balasan, padahal Hueningkai berharap Nabi ikut melambai padanya.

Sekali lagi dia menatap kepada Taehyun dengan ekspresi yang sama seperti tadi, Hueningkai langsung menyipitkan matanya penuh rasa curiga.

“Kenapa dia melihatmu seperti itu?”

“Tidak tahu.”

Taehyun mencoba tersenyum tipis kepada Nabi tapi gadis itu melengos pergi tanpa peduli sama sekali, dia berhasil membuat Hueningkai tertawa terbahak-bahak sambil menepuk pelan bahu Taehyun.

Setelah menghabiskan seluruh sarapan, mereka berdua berjalan kembali ke kamar dengan segara, sudah pasti Yeonjun, Soobin dan Beomgyu sudah selesai mandi.

Di depan pintu kamar tampak Yeonjun sedang sibuk bermain ponsel, dia sudah memakai seragam sekolah lengkap, sepertinya dia sedang menunggu Soobin untuk pergi makan di kantin.

“Sudah selesai, Kak?” tanya Hueningkai.

Yeonjun mengangguk, “Sudah, tinggal Beomgyu yang belum selesai.”

Mereka berdua hendak masuk ke dalam kamar namun Yeonjun menahan lengan Taehyun tanpa sepengetahuan Hueningkai, membiarkan lelaki tersebut masuk ke dalam kamar tanpa Taehyun.

“Apa kau baik-baik saja?” tanyanya.

“Iya, aku baik-baik saja,” jawab Taehyun.

Yeonjun mendengkus keras sambil menyibak rambutnya ke atas, tampak sangat jelas ekspresi gusar yang dia tunjukkan kepada Taehyun.

“Sebenarnya aku juga melihat bayangan hitam itu juga.”

Sontak Taehyun terbelalak kaget, “Benarkah? Kau juga melihatnya semalam?!”

Yeonjun menggeleng pelan, “Bukan semalam, tapi kemarin malam. Aku melihat bayangan itu sekali, dia berdiri tepat di sampingmu.”

“Di samping kasurku?”

“Iya. Dia juga menatapmu seperti orang yang sedang kesal, aku berusaha untuk mengatakannya padamu tetapi aku takut kau menjadi tidak nyaman.”

Akhirnya terbongkar mengapa Yeonjun seakan mengerti saat Taehyun mengatakan ada seseorang di depan pintu kamar, dia langsung menyalakan lampu seakan hanya itu satu-satunya benda yang dapat menolong mereka.

Terbukti, ketika lampu menyala bayangan itu ikut menghilang.

Soobin keluar dari kamar mereka dengan seragam sekolah lengkap, dia mengajak Yeonjun untuk sarapan bersama. Lelaki itu menepuk-nepuk pelan bahu Taehyun sambil berusaha menguatkannya sedangkan Soobin hanya menatap dengan bingung.

“Ada apa?” tanya Soobin.

Yeonjun hanya tersenyum penuh isyarat tanpa memberikan jawaban.

Taehyun masuk ke dalam kamar, menemukan Beomgyu sedang memakai kemeja sekolah yang berarti kalau Hueningkai sedang giliran mandi.

“Taehyun, apa kau ada kaus kaki lagi?”

Taehyun menyuruh Beomgyu untuk mengambilnya sendiri di lemari.

Lelaki itu berjalan ke arah lemari milik Taehyun, dia melihat-lihat betapa rapinya Taehyun menata seluruh pakaian miliknya lalu mengambil sepasang kaus kaki putih di bagian kaus kaki lainnya.

“Taehyun,” panggil Beomgyu.

“Apa?”

Beomgyu terdiam sejenak, dia menutup kembali lemari Taehyun lalu berjalan ke kasurnya agar dapat memakai kaus kaki.

“Apa kau percaya dengan lemari berhantu atau aktivitas makhluk tak kasat mata?” tanyanya kepada Taehyun.

Sambil menunggu Hueningkai selesai melakukan urusannya, Taehyun merapikan buku pelajaran yang ingin dibawa sekaligus menyiapkan seragam untuk dikenakan pagi ini.

Taehyun hanya mengangkat bahu sambil mencari-cari buku matematika miliknya, “Aku tidak tahu, aku tidak pernah melihat yang seperti itu.”

Beomgyu hanya mendengkus mendengar Taehyun bicara seperti itu, persis seperti yang sudah dia duga sebelumnya.

Taehyun tidak dapat menemukan buku matematika di dalam laci belajar, dia berdiri dan melihat ke atas meja belajarnya, akan tetapi sesuatu tampak menarik perhatian Taehyun daripada mencari buku matematika.

Yakni sebuah goresan di pojok atas meja belajarnya.

Sejak kemarin Taehyun melihat goresan pisau bertuliskan ‘hai’ tersebut, namun sekarang kalimat itu bertambah menjadi dua.

“Hai.”

“Lama tidak berjumpa, Kang Taehyun.”

Taehyun mengernyit bingung, dia mengambil spidol hitam miliknya dan dengan sengaja dia menuliskan kata ‘IYA’ di bawah kedua tulisan tadi.

TBC

Rumah Sakit Jiwa Surga [TXT - BTS - SKZ - NCT]Where stories live. Discover now