(Bab 40) Tanda Merah

726 185 15
                                    

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

Yeonjun mengetuk pintu ruangan base beberapa kali.

Di dalam sana, Jungkook dan Jimin kebagian untuk menjaga ruangan sedangkan para penjaga lain tampak tidak ada di sana, seakan mereka semua tengah sibuk mempersiapkan sesuatu.

Jimin membuka pintu, “Oh, Yeonjun, ada apa?” tanyanya seraya meminta Yeonjun untuk masuk ke dalam ruangan.

Kedatangan Yeonjun ke tempat itu bukan hanya ingin meminta saran, tetapi juga meminta jalan keluar atas masalahnya, karena sekarang nyaris setiap malam dia selalu bermimpi akan seorang wanita yang sangat-sangat cantik.

“Dia adalah perempuan tercantik yang pernah kulihat, dia juga masih muda, kemungkinan dia berusia 25 tahun atau 26 tahun.”

Jungkook yang baru saja keluar dari toilet base berhenti di depan pintu lalu menatap ke arah Jimin dan Yeonjun yang sedang duduk di sofa, kedua mata Jungkook mengernyit tajam, dia menghampiri mereka berdua dengan langkah sedikit cepat.

“Menyingkir!”

Tiba-tiba saja Jungkook memukul bahu Yeonjun keras-keras hingga membuat Jimin dan Yeonjun terkejut, pasalnya lelaki itu melakukannya secara tiba-tiba.

“Ka-kau kenapa?” tanya Jimin, bingung.

Jungkook tidak mengatakan apapun, lelaki itu justru menatap ke arah pintu keluar ruangan base di samping belakang Jimin dan Yeonjun, mereka berdua mengernyit, menoleh ke samping belakang tempat pintu base berada.

Pintu ruangan itu terbuka lumayan lebar seolah-olah seseorang baru saja pergi dari dalam ruangan ini, tetapi Yeonjun sangat yakin kalau dia sudah menutup pintu tersebut.

****

Hari ini Nabi mendapatkan berita buruk kalau kondisi tubuh Guanlin semakin melemah.

Gadis itu duduk terdiam di kursi dalam kamar rawat Guanlin sambil menatap ayah dan ibu Guanlin yang sedang menangis, beberapa kali gadis itu melihat mereka mengucap kata maaf kepada tubuh anaknya.

Sang ayah terus berdiri di depan kaca yang tirainya terbuka, menatap langit sore di luar sana sambil sesekali menghapus air mata, sedangkan ibunya tengah menggenggam tangan Guanlin seerat yang dia bisa.

“Tuhan, kumohon ampuni dosa-dosa ini, saya berjanji tidak akan menjadi orang yang tamak dan akan lebih memperhatikan anak kami. Tolong jangan bawa dia ke sisi-Mu,” ucap wanita itu dengan suara bergetar.

Nabi tidak bisa mengatakan apapun, gadis itu hanya diam saja sambil menatap keduanya, akan tetapi sesosok lelaki muda berkulit putih dan berambut hitam tengah berdiri di belakang sang ibu, menatapnya dengan raut wajah sedih.

“Tante, tenangkan dirimu,” ucap Nabi sembari mengucap pelan bahu wanita itu.

Akan tetapi usapan dari Nabi tidak membuatnya menjadi lebih baik, dia justru memeluk gadis itu dengan erat seolah-olah membutuhkan tempat untuk mencurahkan rasa sedihnya.

Rumah Sakit Jiwa Surga [TXT - BTS - SKZ - NCT]Where stories live. Discover now