8. Revenge

1.5K 232 63
                                    

"A-apa maksudmu?"

Rose tertawa memaksa Jennie untuk bangun dan duduk. Rose mencengkeram rahang Jennie lalu mendekatkan wajahnya kedekat wajah Jennie.

"Kau bodoh atau memang bodoh hmm? Kau fikir kenapa tiba-tiba aku melamarmu adahal kita baru bertemu dua kali? Kau fikir cinta datang secepat itu hmm? Tidak bodoh"

"J-Jadi apa maksudmu menikahiku?" tanya Jennie gemetar.

Rose bersmirk. "Balas dendam"

Brakk

Rose menghempaskan Jennie kembali ke kasur lalu dia menindihnya membuat Jennie kembali ketakutan.

"A-apa salahku?"

"Salahmu? Ini bukan salahmu sayang. Ini salah ayah sialanmu"

"Ayahku?"

"Iya, ayahmu itu penghianat" ucap Rose mengendus leher Jennie.

Jennie berontak namun tenaganya jauh lebih kecil dari Rose.

Rose menatap Jennie tajam. "Dan kau harus menanggung akibatnya"

Jennie menggeleng. "Tidak! Ayahku tidak mungkin berkhianat, ayahku orang baik"

"Itu kan menurutmu. Kau tidak tahu saja jika dulu... Ayahmu membunuh ayahku"

"Tidak mungkin! Ayahku tidak sekejam dirimu Rosenne Park!" teriak Jennie.

Plakk

Satu tamparan mendarat keras di pipi Jennie membuat rambut terurainya menutupi wajahnya.

"Berani sekali kau meneriakkan namaku"

Rose kembali mencengkeram rahang Jennie. "Dengar bodoh, Aku menikahimu bukan karena aku mengasihanimu apalagi mencintaimu, aku menikahimu karena kekuasaan dan karena aku membencimu"

"aku sangat membencimu hingga sangat ingin menjadikanmu istri agar aku bisa membuatmu terbelenggu padaku seumur hidupmu. Dan kau ingat soal kekasihmu itu? Sebenarnya dia tidak bunuh diri, tapi aku yang membunuhnya!"

Jennie membulatkan matanya jadi semua yang dia alami hanya rekayasa belaka?

"Jadi... Kau..."

"Iya, ku membunuhnya, agar aku bisa mendapatkanmu. Dan soal skandal kita? Itu aku juga yang merekayasa itu, aku menyewa beberapa fotografer agar memotret kita" ucap Rose lalu kembali menghempaskan Jennie.

Brakk

Tangis Jennie pecah saat itu juga. Kenapa dia bisa termakan bujuk rayu iblis itu?

Rose berdecih lalu membuka ikatan dasi di tangan Jennie. "Mmenangislah, mungkin ini adalah tangisan pertamamu di rumah ini" ucap Rose lalu dia pergi keruangannya.

Jennie bangun mengusap pergelangan tangannya yang perih, keadaannya benar-benar kacau dan menyedihkan.

"Kau salah ayah, menikahinya hanya membuatku menderita. Tapi aku sudah berjanji akan menjadi istri yang baik, apa aku bisa?"

Jennie memeluk lututnya sendiri lalu menangis meratapi nasibnya.

*****

Sreett

Rose membuka kemejanya kasar lalu melemparkannya sembarangan.

Dia mendekati kulkas yang ada di dalam ruangannya. Dia mengambil air dingin lalu meminumnya kasar.

Apa yang terjadi hari ini benar-benar menguras tenaganya. Setelah puas meminumnya, Rose menjatuhkan air dingin itu ke dahinya membasahi wajah dan lehernya.

Can I Love You? Where stories live. Discover now