14. Party Night

2.5K 262 188
                                    

Tak pernah disangka. Sama sekali tak pernah Jennie sangka jika apa yang dia sangka tak pernah tersangka oleh sangkaannya, bayangkan saja, sangkaannya adalah seperti apa yang dia sangka, namun yang terjadi sekarang jauh sekali dari apa yang dia sangka.

Pusing ya Anjim.

Jadi yang terjadi adalah saat Jennie dan Rose datang ke acara, yang mereka datangi adalah acara yang ramah, tenang dan mewah.

"Nona Park!" pekik seseorang. Sontak semua perhatian teralihkan pada mereka. Rose menarik tangan Jennie agar merangkul tangannya, Jennie tak bisa menolak dan memilih patuh.

"Tersenyum Wifey"

Jennie menghela nafasnya lalu tersenyum. Mereka memasuki ruangan itu dan semua tamu terlihat menyambut mereka.

Rose tersenyum menyapa mereka dan JenRose sampai di atas panggung. Entah Joohwang harus panggil apa tapi lantai itu lebih tinggi dari lantai lainnya.

Rose berbalik menatap mereka semua. Rose tersenyum dan muli berbicara.

"Selamat Malam Tuan dan Nyonya"

Gini Bos, Ceritanya di chapter sebelumnya Jennie dan Rose datang ke kantor itu siang, Jennie nunggu Rose sampe sore dan sekarang udah malem. Camkan!

"Di acara malam ini, aku ingin memperkenalkan istriku pada kalian" ucap Rose menatap Jennie dengan senyuman untuk pertama kalinya. "Park Jennie"

Para tamu bertepuk tangan, Jennie tersenyum kearah mereka.

"Ingin mengatakan sesuatu... Wifey?" ucap Rose dan membuat para tamu melting dengan ucapan Romantis Roseanne.

Jennie tersenyum kaku dan mendekati mikrofon. "Anyeong, Park Jennie ibnida" ucap Jennie dengan segala kepolosannya.

"Kiyowo..." ucap seseorang disudut sana.

"Pasangan serasi"

"Kenapa kau tidak romantis sepertinya?"

"Oke google, bagaimana cara romantis sepertinya?"

Rose menatap mereka dengan mata dinginnya. Dia menyembunyikan tubuh kecil Jennie dibalik tubuhnya.

"eumm, silahkan nikmati pestanya" ucap Rose.

Rose menarik Jennie untuk menuju kebawah menemui temannya. Jennie tak menyangka bisa bertemu dengannya lagi. Kang Seulgi, mantan kekasih Irene yang mencampakkan dirinya.

"Seulgi-ahh" panggil Rose.

"Hai Rose, Hai Jen"

"Hai Seul, eum... Kau datang sendiri?" tanya Jennie.

"Kau gila? Ini acara spesial... Tidak mungkin aku datang sendirian"

"Kau datang dengan siapa?"

"Tentu saja kekasihku Irene"

Datanglah Irene dengan senyumannya. "Kalian Flashback?" tanya Jennie.

Irene tersenyum lalu menatap Jennie dan Rose bergantian. "Hai Mrs. Park, aku sangat mengagumimu"

"Hai, aku juga mengagumiku tapi... Terima kasih"

"Ahh iya, kapan kita menyusul mereka Rene?" tanya Seulgi.

"Kapanpun kau siap"

"Yes, besok kita daftar eoh?"

Irene hanya tersenyum simpul. Jennie tersenyum melihat Irene, setidaknya rasa bersalahnya sedikit berkurang karna Irene kembali pada Seulgi.

"Ah, musiknya sangat indah, mari berdansa, kau masih bisa berdansa kan Rose?" tanya Seulgi.

"Tentu, Ayo Wifey" ucap Rose.

Jennie gugup.

Jennie benar-benar gugup saat Rose menatapnya dengan serius, apalagi saat Rose melingkarkan tangannya di pinggang Jennie.

"Kalian kaku sekali" komentar Seulgi.

"Diamlah" Rose menatap Jennie lagi dan tatapan itu membuat Jennie lemas. Rose menaikkan tangan Jennie ke bahunya.

Jennie menatap dada Rose, dia menurunkan tangannya mengusap dada Rose lalu menatap Rose lekat.

"Let it be"

Jennie mulai mengendalikan diri, dia mulai menyimpan tangannya di bahu Rose. Rose menarik Jennie agar mendekat ke badannya dan dia mereka pun mulai mengikuti alunan lagu yang mereka dengar.

Tatapan mata mereka bertemu. Jennie tersenyum dan entah kenapa itu menular pada Rose. Rose menunduk menyatukan kening mereka, entah siapa yang memutar lagu romantis ini, liriknya sangat menghayati.

Bukan Boombayah ya bund, lagu itu berjudul You and I, lagu kesukaan Rose.

Mereka selesai berdansa. Setelah bertepuk tangan mereka duduk di sebuah meja. Tapi duduknya di kursi, yakali duduk di meja.

Rose menuangkan Wine ke gelas kecil yang ada disana.

Dan dia mulai meminumnya.

"Haruskan ada Wine di pesta formal seperti ini?" gumam Jennie.

"Tentu, apa kau berfikir ada Jus mangga disini huh?" ucap Seulgi.

"Kau tidak minum huh?" tanya Rose pada Jennie.

Jennie menggeleng. "Aku tidak minum"

"Wae?"

"Jika kita sama-sama mabuk siapa yang akan mengemudi?" ucap Jennie.

"Ya... Terserah"

******

"Aaarrgghh Aku mual" ucap Rose.

"Dasar payah, baru minum beberapa gelas saja sudah mabuk" cibir Seulgi.

"Diam! Aku itu... Hik... Lebih suka minum jus mangga daripada Wine... Haha... Hik"

"Kenapa kau tidak menyajikan Jus mangga saja?"

"Ayolah, aku tidak mau mereka cap kekanakan arrgg ayo pulang" ajak Rose pada Jennie.

Jennie mengangguk. Setelah berpamitan pada Seulrene mereka pulang. Jennie yang mengemudi lalu dia mulai menjalankan mobilnya.

Setelah beberapa saat, mereka sampai di rumah. Dengan susah payah Jennie memapah Rose ke kamar mereka.

Setelah Jennie menidurkan Rose, dia pergi mandi dan mengganti dress nya dengan piyama yang nyaman dan dingin.

Rose membuka matanya dan melihat Jennie yang sedang terbaring disampingnya.

"Ji..." gumamnya.

Rose menindih Jennie dan menatap mata Jennie dengan tatapan sayu nya.

"Kau cantik sekali" ucap Rose mengusap pipi Jennie.

Dan malam itupun menjadi malam dimana Jennie menuntaskan tugasnya sebagai istri meski Rose melakukannya tanpa kesadaran penuh.










Kurang Ramah anak

Can I Love You? Where stories live. Discover now