12. Just Friend

1.8K 258 145
                                    

Bukan hal baru jika pagi-pagi Jennie sudah mendandani bayi galaknya, hal baru disini adalah tidak ada ancaman atau teriakan yang dilontarkan dari mulut pedas Roseanne.

Sepanjang jalan dia hanya diam dan fokus menyetir, Jennie menghela nafasnya, aroma maskulin dan parfumnya bersatu.

Jennie menyandar menutup matanya menikmati aroma yang mulai dia sukai. Tunggu, dia mulai menyukai Roseanne?

Entah kenapa jantungnya selalu tak beraturan jika mata tajam itu menatapnya, ini cinta atau hanya sebatas rasa takut?

Entahlah, Jennie juga tidak tahu sendiri karna dia merasakannya secara bersamaan.

Mobil berhenti, Jennie membuka matanya lalu beranjak membuka sabuk pengamannya lalu keluar mobil, namun sebelum tangannya meraih pintu mobil, Rose memanggilnya.

"J..."

Jennie menoleh. "Wae?"

Rose menatap tubuh Jennie, dia memakai kemeja putih dan lehernya sedikit terbuka karna dia membuka dua kancing atasnya.

Rose membuka laci dasbor mobilnya, ada sebuah plester disana dan dia membuka bungkusnya.

"Mendekatlah"

Jennie mematung, 'jangan lagi'

"Cepatlah! Aku tidak akan memakanmu, walau jahat begini aku tidak suka daging manusia, apalagi daging buah alpukat" ucap Rose memalingkan wajahnya saat mengusapkan kata alpukat.

"Hey? Kenapa kau hanya diam disana? Cepatlah aku ada meeting sebentar lagi"

Jennie mendekat lalu menutup matanya takut jika Rose akan berbuat nekat lagi. Namun yang dia rasakan hanya sebuah tangan menyingkapkan rambutnya ke belakang.

Dia membuka matanya dan melihat Rose yang sedang memasangkan plester di tanda kemerahannya.

Setelah selesai, Rose tak kunjung kembali ke tempatnya, tapi dia malah asyik bertatapan dengan Jennie.

Dan lagi-lagi tubuh Jennie merasa hal aneh saat mata dingin itu menatapnya. "J..."

"N-Nde?"

"B-bolehkah aku m-mencium mu?"

Jennie mengernyit, sejak kapan monster ini tahu permisi?

"Boleh kan?"

Jennie mulai ragu. Kayak ikan, semalam ikan mimpiin si J apa si A lupa 😭😭.

Eggak serius, Jennie mulai ragu karna terakhir Rose menciumnya dengan kasar, dia hanya takut jika...

"Tidak boleh ya?"

Jennie terkejut dengan ucapannya yang tiba-tiba.

"Baiklah tidak apa aku pergi ke kantor saja" ucap Rose kembali menghidupkan mobilnya.

Dengan cepat Jennie menahan tangannya, Jennie menatap Rose ragu.

"T-Tentu tuan, aku hanya milikmu sekarang"

Rose tersenyum menarik Jennie lalu dia menciumnya, semakin lama ciuman itu semakin dalam. Tangan Rose tak tinggal diam dan terus menarik Jennie agar menghapus jarak diantara mereka hingga kini Jennie sudah duduk dipangkuan Rose.

Merasa pasokan udara sudah mulai menipis, Jennie memukul bahu Rose tanda berhenti dan Ciuman terlepas. Rose menatap Jennie dan itu membuat Jennie menunduk dengan pipi memerah.

Rose mengusap bibir Jennie yang sedikit membengkak karna ulahnya. "Tunggu aku nanti sore, jangan kabur lagi"

Jennie mengangguk. "Tentu tuan"

Can I Love You? Where stories live. Discover now