24. Honey

1.7K 236 119
                                    

Selalu ada kisah manis sebelum pahit melanda. Contohnya saat kamu melihat wajahku lalu ngaca. Haha.

Just go!

Punya lagu perfect kan? Coba putar.
▶🔂

Dengan tergesa Rose keluar dari mobilnya. Dia membuka pintu rumahnya dan dia melihat Jennie sedang belajar merajut dengan ibunya.

"Chaeng? Kau kenapa?" tanya Bom.

Rose menggeleng lalu berjalan mendekati mereka lalu duduk disamping Jennie. "Aku hanya ingin cepat-cepat pulang untuk bertemu ibu hamil kita dan baby diperutnya" ucap Rose memeluk Jennie manja.

"Hey, kau masih manja, kukira setelah menikah kau akan lebih dewasa" ucap Bom.

"Jika aku belum dewasa tidak mungkin aku membuat anak eomma" ucap Rose.

Jennie menepuk paha Rose, mulutnya tidak ter Jimin solo. Filter maksudnya. Dimanapun dan kapanpun.

"Astaga... Dasar"

"Kalian sedang membuat apa?" tanya Rose meletakkan dagunya dipundak Jennie.

"Sweter untuk baby" ucap Jennie.

Rose mengangguk. Tangannya mengelus perut Jennie. Jennie merasa geli hingga dia memukul tangan nakal Rose.

"Yak, kenapa kau memukulku?" tanya Rose.

"Tangnmu, sedang apa di perutku?"

"Sedang menyapa Baby."

"Sepertinya eomma hanya jadi nyamuk disini. Sudah, eomma kerumah teman saja" ucap Bom.

"Ingin apa?" tanya Rose.

"Arisan. Sekalian ingin mencari tahu tentang tetangga yang hamil duluan"

"Ya iya lah hamil duluan, jika beranak duluan kan riweuh" celetuk Rose.

Jennie tertawa lalu mengusap pipi Rose. Rose mulai menikmati usapan Jennie. Jennie tak menyangka jika Rose juga bisa melawak. Siapa yang mengajari? Bukannya Joohwang sudah mati?

Kan masih ada Jinhwang, Eunbyul.

Rose memegang tangan Jennie yang mengelus pipinya lalu menciumnya lembut.

"Aku berjanji akan selalu mendampingimu dan anak kita nanti. Maaf telah menyakiti dan menyia-nyiakanmu dulu" ucap Rose penuh sesal.

Jennie mengangguk. "Sudah lupakan sayang. Sekarang kita sudah saling mencintai dan saling memiliki. Kita lupakan masalalu dan coba membuat kenangan baru"

Rose mengangguk setuju lalu memeluk Jennie. Tangan Jennie terangkat mengelus kepala Rose.

"Eunghh"

"Wae?" tanya Jennie.

"Ke kamar eoh?"

Jennie hanya bisa mengangguk mengiyakan kemauan Rose. Dengan sigap Rose mengendong Jennie kekamar. Tangan Jennie memeluk Rose erat menghirup aroma maskulin yang sekarang sudah menjadi candunya.

"Aku dan kamu itu hanya beda satu huruf,
Kamu canduku aku candamu _(:з」∠)_"
-PJH

"Hubby, aku berat" ucap Jennie.

Rose menggeleng. "Kau sangat ringan."

Mereka sampai dan Rose merebahkan Jennie diatas kasur.

"Aku mandi dulu eoh?"

Jennie mengangguk. "Aku akan siapkan baju untukmu Hubby"

Rose tersenyum. "Gomawo Wifey" ucapnya lalu mencuri satu ciuman di bibir Jennie.

Setelah Rose memasuki kamar mandi, Jennie beranjak membawakan baju Rose. Perutnya masih kecil nyaris datar, dan itu sama sekali bukn masalah yakan. Yadong!

Rose keluar dengan rambut basahnya. Dia tersenyum lalu membawa bajunya untuk dia pakai.

Setelah selesai. Rose bergabung dengan Jennie kekasurnya. Lalu memeluknya dari samping. "Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang kau keluhkan?" tanya Rose.

Jennie menggeleng. "Aku baik-baik saja"

Rose menggeleng lalu tangan kanannya bergerak mengelus rambut Jennie. Sedangkan tangan kirinya bergerak mengelus perut Jennie.

Sebuah kesalahan besar jika dulu dia menyia-nyiakan wanita sebaik Jennie.

"Jika dia sudah lahir nanti, kau akan beridia nama apa?" tanya Rose.

"Jika wanita aku akan beri dia nama Eumm Eunbyul mungkin"

Rose memalingkan wajahnya.
"Namanya tak asing"

Kok lagunya gak nyambung ya?

Emangkenapa? Ikan kan cuman nyuruh putar. Mau bae disuruh-suruh buahah.

Rose menutup matanya dan mencoba tertidur dipelukan Jennie. Pdahal hari masih Sore. Tapi Rose sudah menjadi tupai kecil yang lucu.

"Wifey"

"Hmm"

"Apa baby tidak merindukan Daddy nya?" tanya Rose.

"Tentu Baby sangat merindukanmu Hubby. Kenapa tidak menyapanya?"

Rose menatap Jennie tak percaya. "kau ingin juga?"

"Siapa yang tidak mau jika sejak dari tadi kau terus meraba perutku dan memberi rangsangan?"

Rose tersenyum lalu bangkit dari tidurnya dan mencium bibir Jennie berkali-kali hingga kini Jennie menahan kepala Rose agar kini ciuman mereka lebih intens.

"Apa ini tidak apa-apa?" tanya Jennie.

Rose mengangguk. "Tentu. Kehamilanmu baik. Dan orgasme saat hamil bisa membuatmu tidur lebih relax, tidurmu lebih nyenyak dan melatih pinggulmu untuk melahirkan nanti sayang" jelas Rose.

Nah kan, ilmu lagi. Oh iya jelas. Tante gw dokter.

Terus? Dia ngasih tau gw gitu?

Yakagak lah, yakali ngasih tau yang belum kawin beginian. Gw caritau dari google. Yakali gw bikin cerita tapi info nya gak bener.

Akhirnya Jennie mengangguk untuk melayani Rose. Selama kehamilan sehat. Boleh-boleh saja melakukan itu. Malah itu bisa membuat hubungan suami-istri semakin dekat.

"Joohwangie pinter banget sih"

Can I Love You? Where stories live. Discover now