04. An Agreement

2.9K 606 79
                                    

QUATTRO

"ARGHHHHHHHHH!"

jeffrey bangun dari tidurnya dengan tergesa akibat suara teriakan nyaring dari dalam kamarnya. Dengan cepat ia berlari ke arah kamar dan kemudian membuka pintu kamarnya dengan kencang.

"Kenapa?" tanya Jeffrey panik.

Rose menatap Jeffrey dengan pandangan menghakimi. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Seraya menangis tersedu.

Jeffrey menghampiri Rose, ia duduk di samping gadis itu dan menatap Rose lembut.

"Hei, kenapa?" tanya Jeffrey lembut. Namun saat itu tangisan Rose makin kencang dan gadis itu menggeser tubuhnya menjauhi Jeffrey.

"Kamu apain aku semalam?" tanya Rose dengan air mata beruraian di kedua pipinya.

Jeffrey tak mengerti, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Menatap Rose dengan pandangan bingung, nyawanya belum benar-benar terkumpul setelah bangun tidur tadi. Ia masih tak bisa mencerna keadaan apa yang sedang terjadi sekarang.

"Ha?"

Rose mendelik, ia menghapus air matanya kasar lalu dengan brutalnya menjambak rambut Jeffrey tanpa perasaan.

"ARGHH, ROSEANNE! STOP!" teriak Jeffrey yang berusaha menghentikan aksi Rose.

"Gak mau! Ini balasannya karena udah nodain kesucian aku!" balas Rose yang masih menjambak rambut Jeffrey tanpa rasa bersalah.

Jeffrey mengumpat dalam hati, ia baru menangkap kemana arah pembicaraan Rose. Gadis itu telah salah paham, dan dengan sekuat tenaga Jeffrey menyingkirkan tangan Rose dari rambutnya sambil mendorong gadis itu hingga jatuh ke ranjang. Jeffrey mendengus, ia mengukung tubuh Rose di antara kedua tangannya dengan dirinya yang ada di atas tubuh Rose.

Jeffrey menatap Rose dalam, ingin memberi gadis itu pelajaran. Ia menatap kedua tangan Rose, ada rambutnya di sana yang rontok akibat jambakan Rose. Oh astaga, rambut indah dan halus terawatnya!

Bug!

Wajah Jeffrey mendongak secara paksa karena pukulan Rose pada bagian dagunya, sakitnya bukan main.

"ROSE!"

Rose kembali merapatkan kedua tangannya pada bagian dadanya.

"Pervert."

"What? You call me pervert."

"Yes, you are!"

Jeffrey sadar bahwa kini posisinya dan Rose masih ambigu. Ia tak ingin Rose kembali berpikiran bahwa ia adalah pria mesum. Karena itu ia bangun dari atas tubuh Rose, membenarkan sedikit bajunya.

"Lo salah paham, Roseanne."

"Salah paham apa? Jelas-jelas aku bangun di tempat asing dan udah dengan baju yang berbeda sama yang kemarin. Ngaku kamu udah apain aku?"

Jeffrey memutar bola matanya. "Gak usah geer lo, gue cuma kasihan kemarin lo mabuk dan gak punya tempat tinggal. Akhirnya gue sama Vernon bawa lo ke flat gue."

"Kenapa gak dibawa ke hotel atau cariin flat baru?" tanya Rose.

"Lo gak punya uang, cuma ada dua euro di dalam dompet lo. Sedangkan kartu kredit lo gak bisa digunain. Terus gue harus apa? Tinggalin lo di restoran sampe akhirnya lo diangkut sugar daddy?"

"Aku suka sugar daddy." jawab Rose enteng.

Jeffrey hanya menghela nafas, ucapan Rose tak perlu ia tanggapi kan?

Juliet's House Where stories live. Discover now