12. Letter to Juliet

2.2K 500 40
                                    

DODICI

Jeffrey memperhatikan Rose yang sedang sibuk menulis sesuatu pada selembar kertas berwarna merah muda. Iseng ia menghampiri Rose untuk mengintip apa yang gadis itu tulis.

Dear Juliet,

Today is my birthday...

"Apa yang kamu liat?" Rose menutupi tulisan tersebut dengan kedua tangannya, begitu menyadari Jeffrey yang sedang mencoba mengintip. Namun masih tersisa sedikit tulisan yang tak tertutupi, sebuah nama.

... ♥ Roseanne Belle

Entah nama siapa yang ditulis Rose bersama namanya dengan lambang love diantara nama mereka. Jeffrey nampak berdehem, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hari ini... hari berkurangnya umur lo?" tanya Jeffrey.

Rose mengangguk. "Cieee tambah tua, berapa umur lo sekarang? Genap 24 tahun?"

"Udah tau kok nanya."

"Hei, jutek amat. Gue gak liat love letter lo buat sekretaris Juliet kok. Gue cuma sempet liat sampai lo tulis 'today is my birthday' gitu doang." Jeffrey menghentikan sejenak perkataannya. "Mmm--sama yang... gue gak tau siapa terus love Roseanne Belle, lo lagi suka sama orang? Siapa?" tanya Jeffrey.

Rose menggeleng. "Gak ada!" bohong Rose.

Jeffrey mengangguk, cukup tahu saja. Mungkin si Keenan-Keenan itu yang namanya tertulis disana.

"Jeff.."

"Ya?"

"Hari ini aku mau ke Juliet's house--" baru saja Jeffrey ingin membuka suara untuk menawarkan Rose pergi bersama kesana. Namun suara Rose sudah memotongnya lebih dulu. "Sendiri--aku bisa sendiri, lagian aku udah lumayan hapal jalan kok." lanjutnya.

"Yakin? Gue bisa ikut lo kok, kalau cuma mau kirim surat ke Juliet's club gak akan lama, kan?"

Rose menggeleng seraya tersenyum kecil. "Ih gak usah Jeff, soalnya aku.. mmm--ada janji sama orang." jawab Rose ragu.

Jeffrey menaikan satu alisnya bingung. "Siapa?" tanyanya.

"Maxi, cowok yang kemarin aku kasih nomor ponselku. Tadi pagi dia hubungin aku dan ngajak aku nyanyi di event kampusnya." jelas Rose.

Jeffrey nampak tak suka. "Dia mahasiswa?"

"Ya, mahasiswa."

"Eiy, lo sama brondong?"

"Brondong apanya, orang kita seumuran. Dia lagi ambil program pasca sarjana."

Jeffrey mengangguk. "Rose, kalian baru kenal kemarin dan lo udah sepercaya itu sama dia. Kalau dia ada niat jahat gimana? Apalagi lo sendirian, gue harus ikut!"

"Tapi, Jeff."

"Gak ada tapi-tapian--lo tau kan cowok Italia itu kayak gimana. Hei Roseanne, ini bukan Indonesia. Lagipula lo tinggal bareng gue, jadi secara gak langsung lo adalah tanggung jawab gu--" kalimat Jeffrey terpotong saat ia melihat Rose tampak merengut. Ia baru sadar, sikapnya agak berlebihan dan terkesan mengekang. Rose bukanlah anak kecil, dia juga bukan siapa-siapa Jeffrey. Tapi kenapa Jeffrey memperlakukan Rose layaknya ia adalah orang yang penting baginya. Jeffrey menghela nafas, kemudian menjawab. "Silahkan lo pergi, tapi kalau ada apa-apa langsung hubungin gue."

Rose menegakan kepalanya, menatap Jeffrey dengan mata berbinar. "Yaey, Grazie Jeff!" Rose melompat kegirangan sambil memeluk Jeffrey erat.

Jeffrey hanya bisa berulang kali menghembuskan nafas dengan pipi yang panas. "Shit!" makinya.

Juliet's House Where stories live. Discover now