08. An Advice From Lisa

2.4K 558 39
                                    

OTTO

"ROSEEEEEEEEEEEEEEEEE!!"

"LISAAAAAAAAAAAAAAAA!!"

Rose dan seorang gadis di dalam layar ponselnya bernama Lisa sama-sama tertawa.

"Aaaa kangen sama lo, kapan balik ke Indonesia?" tanya Lisa--sahabat Rose sejak dibangku SMA.

"Aku baru beberapa hari disini, tapi kamu udah nanyain kapan balik."

"Roseanne, you never know how much i miss you. Gue disini gak ada teman ngegosip lagi. Oh ya, lo tau gak ada HR manager baru? Namanya Teno, orangnya GUANTENG PUOL!"

"Oh ya? Aku jadi penasaran."

Lisa memajukan wajahnya hingga penuh di dalam layar ponsel milik Rose. "Wait a minute!"

"Itu flat elo?" tanya Lisa yang mulai kepo.

Rose mengernyitkan dahinya.

"Coba dong, tunjukin isinya kayak gimana? Gue kepo gimana penampakan flat di Italia."

Rose tertawa kecil, lalu mulai mengedarkan ponselnya keseluruh flat, dari mulai dapur sampai ruang tengah. Kecuali kamar, karena itu privasi Jeffrey.

"Jadi ini room tour?" tanya Rose.

Rose kembali menghadapkan layar ponsel ke arah wajahnya. Dapat ia lihat Lisa sedang membuka mulutnya lebar.

"WOAH, Who is that guy?" tanya Lisa heboh.

"Maksud kamu?"

"What the fucking hell! Roseanne bayi polos gue. Foto siapa yang ada di ruang tamu tadi? Cogan mana dia? Tell me who is he?! Gue harus tau siapa namanya?" tanya Lisa beruntun, dengan hebohnya. "Dan--see! You live with handsome guy in Verona. Hei! You can't do that! Kalau Nenek lo tau, bisa dimarahin lo nanti. But, siapa dia? Your boyfie or your partner sex. Mmm--friends with benefit kah?" lanjut Lisa.

Rose menghela nafas, pertanyaan Lisa terlalu cepat dan beruntun hingga ia tak dapat mencerna satu-persatu. Tapi pertanyaan terakhir Lisa cukup terdengar jelas.

Rose menggeleng keras. "We are not partner sex or fwb as you think, Lisa. Dia--" Rose nampak berpikir sejenak, apa yang harus ia jelaskan tentang Jeffrey. Sedangkan Lisa masih setia menunggu jawaban Rose. "Dia pemilik flat ini, dan aku cuma menyewa." kata Rose ragu, matanya sibuk melihat ke arah lain saat sedang berbicara pada Lisa.

Lisa tersenyum mengejek, sudah berapa lama ia berteman dengan Rose. Kebohongan tampak jelas di wajah Rose. "Hei, you lie Rose."

Rose menggeleng. "No!" jawab Rose cepat dan terkesan panik. Hal itu membuat senyum jahil Lisa makin lebar.

"He is your boyfie, right?" tanya Lisa dengan nada menggoda.

"Bukan Lisa," Rose menghela nafas. Ia tahu bahwa Lisa tak mudah dibohongi. "Ya.. I live with him." jawab Rose kemudian.

Lisa melebarkan matanya, mulutnya terbuka lebar. "Wow, Roseanne Belle bayi polos gue udah dewasa rupanya."

"Lisa, please stop call me with bayi polos. I'm 24 years old, you know?"

"Lo belum 24 tahun, masih on the way ya. Dan umur cuma angka, bagi gue lo tetap Roseanne si bayi polos."

Rose memutar bola matanya. "Jangan bilang Nenek atau kak Keenan soal ini ya."

"Of course, lo pikir gue tukang ngadu. Tapi ya, gue kasih wejangan. Jaga diri lo baik-baik, you know cowok Italia itu terkenal casanova. You have to protect yourself from him. Cewek cowok tinggal satu atap, gak mungkin kalo di antara kalian, salah satunya gak tergoda buat melakukan skidipapap. Well, Italia kinda Amerika or many countries with sex legality. Pokoknya bayi polos gue harus tetap polos, kalau dia ngajak skidipapap. Suruh dia nikahin lo dulu."

Juliet's House Where stories live. Discover now