37. About You and Me

4.2K 437 92
                                    

TRENTASETTE

Kalau Rose boleh mendefinisikan apa arti dari memiliki istri versi Jeffrey Manggala Daniswara. Mungkin tidak jauh tentang sex dan sejenisnya, all day long. Rose telah mempelajari tentang Jeffrey akhir-akhir ini, terutama tentang 'kebutuhan' Jeffrey yang luar biasa.

Setiap malam mereka menghabiskan waktu untuk having sex, lalu berakhir tidur tanpa busana. Kemudian paginya dilanjut dengan quick sex dan berakhir dengan mandi bersama. Rose bisa memaklumi awalnya, tapi lama-lama ia jadi kesal juga. Pasalnya, seperti kejadian pagi tadi, bagaimana Jeffrey mencumbunya saat di taksi. Pria itu tak pernah bisa menahan hawa nafsunya jika sudah di samping Rose. Beruntung sang supir taksi sepertinya tidak terlalu memperdulikan aksi keduanya.

Setiap hari dalam kamus pernikahan mereka memang selalu tentang, yaaa happy with little benefit! Kalau setiap ditanya, kenapa? Alasan Jeffrey pasti:

"Kebutuhan biologis itu adalah yang utama, gak bisa ditunda apalagi ditolak." begitulah jawaban Jeffrey tadi pagi, sebelum mereka jatuh dalam jurang kenikmatan yang tak terhingga.

Hari pertama mereka mulai kembali bekerja setelah cuti menikah. Beberapa rekan yang tak datang pada hari pernikahan memberikan hadiah. Hadiah itu sangat banyak sampai Rose belum sempat membukanya, bahkan hadiah dari Lisa dan Vernon pun belum ia buka.

Jeffrey keluar dari kamar mandi, handuk masih terikat di pinggangnya. Sementara tubuh atasnya polos tanpa pakaian, dan masih ada sedikit air yang menetes dari rambut hingga ke dada berototnya. Uhh, so hot!

"Masih belum kamu buka hadiah dari teman-teman kantor?" tanya Jeffrey, ia membuka lemari lalu mengambil baju dan langsung memakainya di hadapan Rose.

Pipi Rose masih saja memerah, padahal hal seperti itu adalah pandangan sehari-hari, apalagi Jeffrey tak pernah memakai baju saat tidur.

"Belum," jawab Rose. Ia mengambil sebuah kotak berukuran besar dengan gambar bunga mawar besar sebagai motifnya, tak lupa pita merah mengkilap di tengahnya.

Jeffrey duduk di hadapan Rose. "Coba buka yang itu dulu."

"Iya," Rose membuka kotak tersebut. Ada surat ucapan di dalamnya atas nama Lisa. "Ternyata dari sahabat kamu." guman Jeffrey.

Hal pertama yang Rose lihat saat kotak terbuka adalah, sebuah pakaian berwarna hitam. Ia mengangkat pakaian tersebut di depan wajah Jeffrey.

"Wow!" Jeffrey membulatkan mulutnya takjub. Sebuah lingerie super sexy dengan bahan tembus pandang.

Rose buru-buru menarik lingerie tersebut, memasukannya kembali ke dalam kotak. "Lisa ada-ada aja," pipi Rose memerah karena malu.

"Boleh juga selera Lisa." Jeffrey menatap Rose dengan pandangan nakal.

"Hah, pakaian kayak gini gak akan aku pake."

"Why?"

"Aneh..."

"Gak apa-apa, malah harusnya kamu buka hadiah Lisa dari kemarin-kemarin, biar bisa dipake di malam pertama. Berhubung malam pertama udah lewat, gimana kalau kamu pake buat malam ini aja?" goda Jeffrey seraya memberikan smirk pada istrinya.

Rose jadi merinding sendiri, wajah mesum Jeffrey mulai muncul kembali rupanya.

"Gak mau ah," keukeuh Rose.

"Oke, no problem. Lagipula aku lebih suka kamu yang gak pake apapun, biar aku bisa liat tubuh kamu lebih jelas." Jeffrey tertawa kecil.

Rose merengut, ia memukul bahu Jeffrey pelan. "Pervert!"

Juliet's House Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang