17. Jealous? Again

2.1K 432 20
                                    

DICIASSETTE

"Roseanne Belle."

"Ya?"

"Gimana hari pertama kerja?" tanya Vernon.

"Luar biasa."

"Luar biasa, karena baru satu hari kerja tapi udah jadi cekiber di kantor!" cibir Jeffrey. Sungguh ia sangat kesal saat Christoper Angelo, si casanova kantornya itu terus bertanya tentang Roseanne padanya. Apakah Rose mempunyai pacar? apakah dia baik? Apakah semua gadis Indonesia cantik-cantik seperti Rose? Oh ayolah, itu pertanyaan paling menjengkelkan bagi Jeffrey. Belum lagi Marchello dan Dante yang secara terang-terangan meminta nomor ponsel Rose padanya. Berkat Vernon juga yang bermulut ember, mereka semua jadi tahu bahwa gadis cantik berwajah polos seperti bayi pemakan marshmallow itu tinggal satu flat dengannya.

Rose menautkan kedua alisnya, cekiber?

"Cewek Kita Bersama maksudnya, kamu tau Ros? Di hari pertama kamu udah populer di kalangan tim produksi dan kreatif." jelas Vernon pada Rose.

"Oh."

"Which is cowok Italia itu memang gak bisa lihat yang berbeda sedikit, bagi kami... cewek Asia itu memang lebih menarik. Terbukti dengan kamu yang langsung jadi idola disini, maybe karena kamu satu-satunya cewek Indonesia yang kerja disini. Dan sialnya kamu cantik, mereka gak bisa memungkiri bahwa kamu itu menarik." Rose mengulum senyum malu-malu saat Vernon memujinya cantik. "And... hati-hati sama cowok kreatif dan produksi, terutama sama si jangkung pirang bermata biru itu." lanjut Vernon.

"Siapa? dan perché?" tanya Rose bingung, banyak pria jangkung berambut pirang dan bermata biru disini. Dan ia sudah sempat berkenalan dengan beberapa orang tadi.

[16] Perché: kenapa

"Yang tadi ngajak kamu kenalan, dia emang tampan. Kalau kata staf disini, dia yang paling tampan di antara semua staf. Si casanova Christoper Angelo. Dia itu playboy cap badak bercula satu, drakula penghisap darah perawan, dan maniak seks. Pokoknya jangan dekat-dekat dia, nanti Jeffrey bisa cem--" belum sempat Vernon menyelesaikan kalimatnya, Jeffrey sudah lebih dulu membekap mulut Vernon.

"Intinya, jangan dekat-dekat Christoper. Walaupun dia teman kita, tapi dia gak baik buat keberlangsungan hidup aman damai dan tenang lo selama di Verona." Vernon mengangguk menyetujui perkataan Jeffrey.

"Oh oke," balas Rose. Lagipula ia tak perduli dengan si pria pirang bermata biru bernama Christoper Angelo itu.

"Ciao, bella!"

Jeffrey dan Vernon mengerlingkan mata jengah. Baru saja dibicarakan, sekarang si casanova itu sudah ada di hadapan mereka bertiga. Berdiri tegap sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan jari, lalu memberikan tatapan mematikan pada Rose yang hampir bisa membuat rahim anak perawan menghangat seketika. Namun sayangnya, reaksi Rose tak akan seperti itu. Rose cukup malas meladeni pria selengean seperti Christoper, walaupun tampan bak dewa Yunani dengan rahang tegas, hidung mancung, bulu mata lentik serta alis tebal. Tetap saja pria genit membuatnya mudah ilfeel. Namun dengan alasan kesopanan dan agar terlihat ramah, ia membalas Christoper dengan senyum manisnya.

"Roseanne Belle, masih ingat dengan aku yang tadi ngajak kamu kenalan?" tanyanya.

Rose mengernyit, ini kah si Christoper Angelo? Ia tak ingat pasti nama setiap orang yang tadi berkenalan dengannya. Namun ia masih cukup ingat dengan wajah Christoper.

"Christoper?" tanya Rose ragu.

Christoper tersenyum lebar, ia mengelus dagu mulusnya sambil terkekeh kecil. "Rupanya pria tampan memang lebih mudah diingat," gumannya.

Juliet's House Where stories live. Discover now