Jatuh

677 80 11
                                    

Pagi hari Gun terbangun hanya dengan guling disamping kanannya ada sedikit rasa kosong, biasanya ada Off yang masih terlelap dengan wajah damai namun kali ini yang ia liat hanya guling dengan motif kotak kotak abstrak.

"kangen papi" rengeknya sembari mengelus perutnya gemas dan kemudian beranjak dari tempat tidurnya.

Gun berjalan dengan tertitah rasanya pinggang miliknya akan copot karena menahan beban tubuhnya yang bertambah berat bahkan dirinya sudah tak bisa lagi berlari larinya kecil kini ia seperti kakek tua yang tak pernah meminum susu.

"utututu anak kecil mamah susah berjalan" ucap mamah mertuanya yang entah datang dari mana dan segera membantu Gun untuk berjalan.

Gun merasa beruntung memiliki mamah mertua yang begitu baik dan pengertian pada dirinya seperti kembali mendapatkan kasih sayang seorang ibu kembali, ahhh iya jadi rindu ibunya apa esok harus berkunjung dan memberi kabar?

"tadi Off telfon,  bayangin Gun jam  tiga subuh dia telfon mamah terus ngerengek katanya mamah udah hasut kamu buat kesini. awas aja kalau ketemu mamah pukul pantatnya" cerita mamah Off sambil mempraktekkan memukul pantat suaminya

Gun hanya tertawa keras serta menggeleng tak percaya, bagaimana bisa Off menuduh ibunya sudah menghasut Gun untuk menginap dirumah sang mamah.

"tapi kalian nggak lagi berantemkan?" tanyanya kembali

Gun menggeleng pelan dan menetap wanita yang lebih tua didepannya, "nggak mah, aku nggak tau sih tapi udah tiga hari nggak mau liat muka Off rasanya. aku mau bilang tapi takut Offnya kepikiran"

mamahpun tersenyum gemas dan tangannya mulai mengelus permukaan perut Gun halus, "itu bawaan baby Asaa sayang, nggak papa jangan merasa nggak enak sama Off, malah kalau kamu tiba tiba minta nginep dirumah mamah gini takutnya Off kepikiran dia berbuat salah apa sampe kamu mau nginep disini"

Gun Pun murung, apa yang dikatakan mamahnya benar, bukankah lebih baik jujur dan bilang apa adanya dari pada terjadi kesebuah salah paham?

"kamu nggak salah kok, mungkin gara gara ini hamil pertama jadi kamu serba bingung ngadepin semuanya. besok besok bilang sama Off ya, atau kalau kamu takut bilang sama mamah juga nggakpapa, tempat mamah selalu tersedia buat kamu"

Tanpa sungkan Gun memeluk wanita dihadapannya tersebut dan entah keberapa kali harus ia bilang, dirinya sangat beruntung mengenal keluarga Off yang sangat baik pada dirinya.

"mandi gih sana, nanti mamah buatin susu coklat sama roti bakar "

"mamah terbaik" ucap Gun lalu mengecup pipi wanita tersebut.

lega, itu Gun yang rasakan sekarang. dengan segera dirinya menuju kamar mandi dan membasuh tubuhnya yang sudah lengket. Namun baru selangkah dirinya memasuki kamar mandi kakinya tergelincir dan dirinya terjatuh dengan tangan kanan yang menahan perutnya dari guncangan.

"hiks papi" isaknya

sungguh perutnya sangat sakit, berbicarapun rasanya tak sanggup, "mah hiks..."

tangan kecilnya mengentuk ngetuk pintu agar terdengar mamahnya,

"GUN!!"

itu yang ia dengar sebelum tangisnya pecah karena sedari tadi menahan perutnya yang sakit tak karuan, mamahnya pun panik dan segera memapah Gun menuju sofa dan memesan grab, karena sadar saat panik dirinya tak bisa fokus dengan benar .

...

"off, Gun jatuh dikamar mandi"

saat mendengar telfon dari mamahnya yang terisak, tanpa pikir panjang dirinya langsung menuju kerumah sakit masih dengan celana pendek dan kaos miliknya. tidak, ia tidak menyalahkan mamahnya karena Gun jatuh atau menyalahkan Gun yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri saat ini yang penting adalah keselamatan bayi dan suaminya.

"mah, gimana?" sang mamah saat mendengar suara anaknya tersebut segera memeluknya dan terus melafalkan kata maaf karena tidak bisa menjaga menantunya dengan baik. Off berusaha menenangkannya karena tak sepenuhnya kesalahan sang mamah.

"Gun masih didalem, tadi pas dia jatuh katanya perutnya sakit banget Off, mamah takut"

"nggak papa mah, Gun anaknya kuat jadi baby Asaa nggak kalah kuatnya, kita harus percaya ok?"

"dengan keluarga Gun adulkittiporn?" 

ucap sang suster yang baru saja keluar dari ruangan Gun. "iya sus, saya suaminya"

"bisa tolong masuk?"

Off mengangguk dan mengusap punggung tangan mamahnya lembut.

saat masuk Off melihat Gun terkulai lemas diranjang rumah sakit tak sadarkan diri, meringis saat jarum infus yang tertusuk rapih dipunggung tangan kanannya.

"siang dok, jadi gimana suami saya?"



tbc/

Hai jadi bulol balik sksks...ada yang kangen nggak?

nggak? huhuhu

semoga kedepannya rajin up... makasihh banyak

SepasangWhere stories live. Discover now