IKIS_38

791 131 11
                                    

A Fanfiction
.
.
IKIS_38
.
.
Na_Ren
.
.
.
Enjoy
.
.
Klik bintang kalau suka🤗
.
.
Follow juga akun ini hehe
.
.

Renjun terduduk di ujung kasurnya, menghela nafas berat, hari ini terasa sangat panjang, berat dan sangat melelahkan, dimulai dari video mabuknya yang beredar kemudian pertengkaran kecilnya dengan Jaemin, bahkan bukan hanya tubuhnya yang lelah, hatinya juga begitu.

Matanya terasa kering karna menangis, dan ucapan Jaemin tadi begitu menyakitkan, Renjun kehilangan kata-kata hanya untuk mengelak, dan rasa bersalah itu perlahan muncul.

Jemari letiknya mengusap tengkuknya, sisa-sisa rasa dingin milik Jaemin yang tertinggal, membuatnya ingat satu hal yang terjadi di pagi hari bersama Jeno, ini karna Jeno.

Cowok ini melangkah menuju meja, bercermin untuk memastikan apa yang ada di sana, dugaanya benar warna merah terlihat jelas, ini karna Jeno.

Helaan nafas kembali terdengar, Jaemin pasti salah paham.

Kalau Renjun tau jatuh cinta akan si ribet dan sebodoh ini, mungkin dia tidak ingin merasakan hal seperti ini lagi, harusnya dia tidak perlu bilang pada Jaemin kalau dia menyukainya, harusnya dia tidak perlu mengungkit perasaanya supaya Jaemin tau, bahkan sebelum Jaemin tau tentang perasaanya pun dia sudah bahagia.

Dia bahagia bersama Jaemin, dia rindu jajan bersama, makan bersama, kini itu semua terasa tidak mungkin, untuk bertemu Jaemin esok hari pun rasanya tidak sanggup.

Pikiran Renjun sangat kacau malam itu, masalah lain datang dari para penggemar, mereka pasti kecewa, tidak seharusnya Renjun mabuk di tempat umum meskipun bersama manager, tapi mana sempat Renjun memikirkan tentang tempat.

Cowok kelahiran 00 ini akhirnya menyerah, ia melompat ke atas tempat tidur dan berbaring disana, menatap langit-langit kamar yang berwarna putih, dia ingin tidur.

-

Haechan melipat tanganya di depan dada, berdiri di ambang pintu kamar Jeno santai sedikit mengganggu si pemilik kamar.

"wajah mu itu seperti tidak punya dosa"

Jeno menoleh ke ambang pintu dimana Haechan berdiri melipat tangan di depan dada, sepertinya cowok itu sudah bersiap untuk tidur, piama kebesaran bermotif beruang sudah melekat di tubuh.

"jangan kamu kira aku tidak tau" lanjutnya. Haechan maju selangkah kemudian menutup pintu kamar itu rapat, tidak ingin membuat keributan.

Sekarang Jeno benar-benar menatap Haechan yang berdiri bersandar pintu, tanganya masih di tempat semula. Cowok ini memicingkan mata, mendeteksi ekspresi wajah Haechan yang sebenarnya.

"kalian berdua sangat menyeramkan" Haechan melangkah menuju ujung ranjang kemudian duduk disana, cowok satunya tidak protes ia malah menyandarkan punggungnya ke belakang.

Haechan bersmirk sepertinya dia tau kalau Jeno sudah menanti apa yang akan dia katakan "jangan kamu kira aku tidak tau Jen, kamu memukul Jaemin di perusahaan, kamu bilang persahabatan kalian sudah berakhir, tapi sayangnya kamu malah menempatkan dirimu di lubang buaya"

Jeno terkekeh meskipun wajahnya tampak serius sekali, "apa itu masalah untuk mu?" suara Jeno terdengar lebih nyaring.

"kamu menghancurkan pertemanan kalian, tapi apakah hubungan mu dengan Renjun semakin dekat, tidak Jeno kamu dan Renjun masih sama, jalan di tempat seperti biasanya, dan asal kamu tau, perbuatan mu itu membuat hubungan Renjun dan Jaemin merenggang"

"itu yang aku ingin kan" jeda sebentar "aku ingin membuat mereka jauh, dan disitu lah peran ku, berusaha ada untuk Renjun"

Haechan bergidik pelan "kamu sudah gila rupanya"

I know I'm stupid ( Jaemren)✅Where stories live. Discover now