IKIS_42💅

1K 148 14
                                    

A Fanfiction
.
.
IKIS_42
.
.
Na_Ren
.
.
Ada surprise.
.
.
Btw Enjoy
.
.
Klik bintang kalau suka🤗
.
.
Follow juga akun ini hehe
.
.

Hyunjin tersentak melihat ujung mata Jaemin yang sedikit biru, cowok ini terdiam beberapa saat, namun wajahnya menunjukan betapa khawatirnya dia pada sosok di depanya.

Yang di khawatirkan terkekeh sedikit, wajahnya tertutup masker, jangan lupakan topi hitamnya, membuat hanya kedua matanya saja yang terlihat.

"kenapa wajah mu seperti itu, kamu berkelahi?" tanya Hyunjin.

Jaemin menggeleng "hanya kesalah pahaman saja, bukan sesuatu yang besar"

Wajah Hyunjin perlahan menunjukan raut penuh rasa bersalah, ia menatap Jaemin sedikit ketakutan "sepertinya aku melakukan kesalahan waktu itu, aku benar-benar tidak sadar mengatakan hal itu pada Jeno, aku menyesal, kita tetap teman kan?"

Cowok satunya terkekeh, tersenyum manis sembari membuka maskernya.

Hyunjin benar-benar heran, bagaimana bisa Jaemin tetap tampan, tetap manis padahal wajahnya penuh luka, dan bagaimana bisa dia tersenyum padahal Hyunjin menjadi salah satu alasan kenapa persahabatan dia dan Jeno merenggang.

"lupakan saja, itu tidak seperti yang kamu pikirkan, ada banyak hal yang terjadi dan kamu tidak mengetahuinya, jangan merasa bersalah" Jaemin tersenyum manis lagi dan lagi.

Dan itu mengalihkan dunia Hyunjin, mungkin tuhan sedang bahagia saat menciptakan sosok di depanya, senyumnya begitu hangat, sempurna sekali.

"aku benar-benar merasa bersalah" kata Hyunjin lagi.

Jaemin menyandarkan punggungnya ke belakang "kalau kamu terus berkata seperti itu, lebih baik aku pulang"

"jangan dong, ketemu kamu tu susah banget tau" pout Hyunjin

Yang lebih muda berdesis "baru sadar"

Wajah Hyunjin berubah antusias "kamu ada acara hari ini? Jika tidak ada bagaimana kalau kita jalan di taman, aku traktir deh makanan kesukaan kamu"

"baikalah kalau memaksa"

-

Sudah 5 hari setelah insiden di taman malam itu, dan sejak hari itu Renjun belum bertemu Jaemin sama sekali, anak itu tidur di perusahaan, manager yang menyiapkan segala keperluan, hanya untuk menghindari perkelahian antara Jaemin dan Jeno, akhirnya manager memutuskan untuk menyingkirkan Jaemin dari asrama untuk sementara.

Renjun melempar kuas ditanganya kasar, cowok ini menyandarkan punggungnya kebelakang, sesekali memijat keningnya yang terasa pening, seperti seorang pengusaha yang kalah tender.

Tidak ada member yang protes karna lantai kotor penuh bercak cat air, asrama dihuni 4 orang tapi seperti hanya dia seorang, Jeno lebih banyak menghabiskan waktunya di depan layar computer bersama Chenle, dan Jisung lebih banyak di dalam kamar, asrama seperti milik Renjun seorang.

Menurut Renjun ada yang aneh dari Jisung, anak itu sering pergi akhir-akhir ini, pulang larut, jarang makan bersama, bahkan lebih ke menghindar, akhir-akhir ini Renjun juga tidak bisa tidur, sejujurnya dia khawatir akan kondisi Jaemin, adegan kekerasan yang Jeno lakukan masih terekam jelas diingatan, bagaimana tubuh itu ambruk ke tanah.

Yang membuat Renjun menyesal adalah dia tidak bisa menolong Jaemin, dia tidak bisa mengobati lukanya, dia tidak bisa berada di sisihnya ketika dia kesakitan, Renjun rasa dia telah gagal menjadi hyung.

Dan sejak malam itu, Renjun benci Jeno, rasa bencinya berkali-kali lipat, karna setiap Renjun melihat wajahnya, sekelebat raut wajah kesakitan milik Jaemin melintas di kepala.

I know I'm stupid ( Jaemren)✅Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum