IKIS_47

997 153 13
                                    

A Fanfiction
.
.
IKIS_47
.
.
Na_Ren
.
.
Btw Enjoy
.
.
Klik bintang kalau suka🤗
.
.
Follow juga akun ini hehe
.
.

Jaemin mengeram dalam hati, siapa yang berani memberitahu keberadaanya pada Renjun, siapa yang sengaja melakukan itu, Jaemin belum bisa melihatnya sekarang, hatinya masih sakit sekali, dia belum siap mendengar apapun dari Renjun, dia belum siap mendengar bahwa—

Mereka berdua sudah jadian.

Jika di pikir, Jaemin terjun ke sungai karna tidak terima melihat Renjun dan Jeno ciuman, seharusnya Jaemin sadar, dia juga sering menciumi Renjun.

"bicara pada ku" Renjun menarik selimut yang menutupi tubuh Jaemin yang berbalutan pakaian rumah sakit. Jaemin terlihat semakin kurus.

Bukanya menjawab perkataan Renjun, Jaemin malah mengeratkan selimutnya, menyembunyikan diri di balik selimut itu, saat Renjun hendak berjalan ke arahnya, Jaemin buru-buru membalikan tubuhnya begitu sampai beberapa kali.

Tentu saja itu membuat yang lebih tua mengeram kesal, sepertinya Renjun tidak bisa menahan ini lagi "aku akan membencimu Jaemin"

Jaemin mempoutkan bibirnya "aku lebih dulu membenci mu" saut cowok itu dari balik selimutnya.

"harusnya aku yang membencimu, kamu tidak datang saat aku mengajak bertemu di taman, kamu membuat ku kecewa"

Jaemin mendudukan tubuhnya "kamu menyuruhku datang karna ingin memamerkan kemesraan bersama Jeno, ha ha ha, itu sangat konyol, untuk apa? kamu ingin mengatakan pada ku kalau akhirnya kalian sudah berkencan"

Renjun menoleh cepat, sedikit tersentak

"aku melihat kalian berciuman, itu sangat romantic, aku tidak mungkin mengganggu sesi itu, kalian akan kecewa, omong-omong selamat, ku harap hubungan kalian berjalan dengan lancar"

"dengar alasan ku"

"ah tidak perlu, aku sudah tau semuanya, meski sangat menyakitkan, aku tidak tau jika akan berakhir seperti ini, itu sangat menyiksaku, tapi jika sahabatku bahagia bersama mu aku tidak bisa menahanya, hati ku sangat sakit, aku menangis di tepi sungai bersama Haechan, dia mau mendengar ku banyak-banyak, tidak perlu merasa bersalah"

"biarkan aku—"

"semoga kamu bahagia bersama Jeno, tapi kita masih teman kan, jangan cemburu kalau aku—"

Plakkk

Jaemin terkesiap saat tamparan keras menghantam pipinya, rasa panas mulai menjalar keseluruh tubuh, termasuk hatinya dan kedua matanya.

Tangan Renjun mengepal dan refleks meninju tembok di sampingnya, masih mencoba mengatur emosi yang datang silih berganti, sementara pemilik rambut biru menunduk, tidak ada kata yang mampu ia katakan untuk saat ini.

"apa kamu kira ucapanku waktu itu hanya bohongan" suaranya lebih nyaring dari biasanya, cowok ini mencengkram kerah baju rs milik Jaemin erat " kamu kira aku bohong kalau aku menyukaimu, aku bukan orang yang suka mempermainkan perasaan kaya kamu, kamu tau, aku kesal dengan mu sekarang!" serunya.

Jaemin menggenggam tangan Renjun yang masih mencengkram kerah bajunya, senyum tipis itu perlahan muncul "aku minta maaf"

Renjun perlahan menarik tanganya dari genggaman Jaemin "introspeksi diri, aku akan pergi sekarang" yang lebih tua berbalik, melangkah menuju pintu.

"maaf, maaf karna aku tidak pernah menyadari itu, maaf kalau kamu harus menunggu sangat lama, terimakasih, karna sudah menjadikan aku sebagai sumber keberanian bagi dirimu, aku membaca itu di tab mu, memang lancang tapi setidaknya aku tau kenapa aku ingin selalu berada di dekat mu setiap hari"

I know I'm stupid ( Jaemren)✅Where stories live. Discover now