IKIS_34

818 145 8
                                    

A Fanfiction
.
.
IKIS_34
.
.
Na_Ren
.
.
Kangen ga?
.
.
Klik bintang kalau suka🤗
.
.
Follow juga akun ini hehe.
.
.

Ruang latihan menjadi tempat yang paling sering Dream datangi, entah berlatih atau melakukan hal lain, ah sebenarnya Dream akan melangsungkan comeback sebentar lagi, jadi mereka harus menyelesaikan berbagai hal.

Ruang latihan tampak ramai saat ini, suara Chenle terdengar mendominasi, dia asik menyanyi bagian Rap di temani Jisung, dua anak itu terlihat menikmati kegiatanya tanpa tau jika itu sedikit mengganggu.

Sementara 3 orang lainya duduk-duduk santai di sofa. Belum ada tanda-tanda kemunculan Jaemin, anak itu semakin liar, pergi keluar bersama anak kompleks sebelah, pertengkaran tanpa sebab itu pun belum terselesaikan.

Wajah khawatir milik Renjun sebenarnya terpancar jelas di wajahnya, tapi tertutupi oleh tawa hambar yang sejak tadi terdengar, anak ini tidak tau harus bagaimana, dia pun tidak tau kenapa Jeno Jaemin bisa berkelahi seperti ini, dan sekarang Jaemin sering pergi entah kemana.

Padahal waktu itu Jaemin sudah kembali, lebih banyak bersama member, tapi kenapa bisa terjadi lagi, situasi ini sangat menyebalkan.

Dan Haechan pun tidak bisa menghilangkan rasa curiga ini, dia kira Jeno cemburu karna Jaemin sering keluar bersama Hyunjin, tapi setelah mendengar penuturan JIsung dan Chenle, rupanya ada satu poin yang ia lewatkan.

Tidak.

Haaechan tidak pernah berharap kalau yang ada di pikiranya ini benar, ini sangat aneh dan sekarang Haechan sadar bahwa dia ketinggalan banyak momen bersama Dream.

Mungkin saja Jeno dan Jaemin hyung sama-sama menyukai Renjun hyung.

Itu yang Chenle katakan semalam, membuat mulut Haechan menganga sampai beberapa saat, rasanya sangat tidak mungkin, selama ini dia mengira kalau Jeno Jaemin memiliki hubungan di belakang, rupanya itu tidak seperti yang Haechan pikirkan.

Bukankah itu lucu kalau semisal Jeno dan Jaemin benar-benar menyukai Renjun, lalu keduanya berkelahi karna ini, sahabatnya sudah dewasa rupanya, tapi bukankah itu bisa merusak persahabatan mereka juga.

Tapi siapa sangka jika Jeno Jaemin bisa menyukai Renjun.

Pantas saja sikap Jeno sedikit berbeda kepada Renjun, sikapnya memang terkesan hangat, sikapnya yang kaku berubah lebih luwes. Berbeda dengan Jaemin yang bisa mengutarakan sikap hangatnya pada semua orang, itu membuat tidak ada yang mencurigai jika dia memang memiliki perasaan pada siapapun, itu membuat Jeno terlihat memang menyukai Renjun.

"aku ke kamar mandi" pamit Haechan.

Cowok ini melangkah melewati panjangnya koridor, sedikit tersentak ketika berpapasan dengan seseorang di belokan, membuatnya harus mundur dua langkah saking kagetnya. Cowok ini mengusap dadanya kemudian menarik pipi Jaemin gemas, meskipun yang di beri afeksi tidak bereaksi. lalu Haechan merangkulnya ala kakak beradik, yang lebih muda tidak protes, dia mengikuti kemana Haechan membawanya, bersyukur karna cowok itu malah mengajaknya ke rooftop.

Keduanya sama-sama menghela nafas kasar, namun cowok berambut biru tak kunjung menanya, sementara yang lebih tua masih sibuk mencari pertanyaan yang sesuai, sekarang nikmati dulu sedikit waktu bersama.

Helaan kasar kembali terdengar " kamu menyukai Renjun?"

Dengan gerakan patah-patah Jaemin menoleh, wajahnya yang kalem nampak terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba.

"dan Jeno menyukainya juga" lanjut Haechan.

Jaemin segera menunduk, berusaha menghindari tatapan Haechan yang berhasil memporak-porandakan pikiranya, otaknya seperti terkena krisis, bahkan untuk mengatakan sepatah katapun ia tidak mampu.

"jadi benar kan" Haechan menarik bahu Jaemin hingga posisi keduanya saling berhadapan, "itu wajar kok, tapi aku tidak bisa membantu mu atau membantu Jeno"

"biar saja aku yang menanggung ini, ini salah ku, tidak ini salah perasaan ku karna baru menyadari kalau aku benar-benar menyukainya sekarang" jeda beberapa saat "saat Jeno bilang dia menyukai Renjun, hati ku sakit sekali, dan saat itu aku baru sadar kalau aku menyukainya, mati-matian aku mencoba menghindari kalian terutama Renjun, aku pergi bersama Hyunjin beberapa kali dan aku sadar kalau aku juga berhak mendapatkan itu, meskipun-"

Ia mengatur nafas yang sudah tersengal-sengal, berusaha menahan emosi yang muncul dalam dirinya agar tidak keluar. Dengan cepat Haechan memeluk sahabatnya itu erat.

"aku tau bagaimana hati mu, kamu pasti terluka tapi sekali lagi aku tidak bisa membantu mu" suara Haechan terdengar penuh rasa bersalah, seperti tidak berdaya.

Jaemin menjatuhkan dagunya di pundak Haechan " tidak apa, hati ku mulai menghangat saat ini"

" tapi apapun itu, persahabatan kalian itu yang paling penting"

-

Jeno keluar dari kamar mandi sedikit mengerutkan bibir, Jisung bilang Haechan ke kamar mandi, tapi setelah dia pergi, ruangan itu kosong tidak berpenghuni.

Cowok ini memutuskan duduk di salah satu bangku pajang koridor, mengaitkan jemari tanganya, sepertinya cowok ini dilanda gusar, seperti ada yang ingin ia ledakan dari dalam sana.

Jelas saja pikiranya kacau, dia ingin menepis apa yang ia dengar dari Hyunjin waktu itu, tapi semakin ia menepis itu, semakin jelas masuk di pikiranya, belum lagi merenggangnya hubungan dia dan Jaemin. Jeno benar-benar tidak tau harus memulai dari mana dulu.

Tapi jika Jaemin benar2 menyukai Renjun, apa yang harus dia lakukan, dan kenapa Jaemin harus melakukan itu, bukankah Jaemin sudah tau kalau dia menyukai Renjun.

Apa Jaemin ingin merebut Renjun, apa Jaemin ingin menikungnya dari belakang? Apa benar begitu?

Sepertinya Jeno butuh seseorang yang bisa dimintai saran, siapa?

"ngapain disini?" tanya seseorang yang baru datang.

Jeno menggeser tubuhnya, membiarkan yang baru saja datang mengambil kursi di sebelahnya "aku hanya,," jeda sebentar, sepertinya Jeno sedang berfikir "sedang menikmati waktu sendiri" lanjutnya.

Cowok yang duduk di sebelah Jeno mengangguk kecil "ku dengar kamu bertengkar dengan Jaemin?"

Ada sedikit tawa "tidak berkelahi kok hyung, hanya sekedar berbeda pendapat saja, ah lebih tepatnya ada sesuatu yang menyangkut perasaan kita"

Yang dipanggil hyung tampak mengerutkan dahinya kemudian menyandarkan punggungnya kebelakang "menyangkut perasaan otomatis menyangkut hati, entah karna kalian saling menyukai tapi bertepuk sebelah tangan atau menyukai orang yang sama"

Mulut Jeno membentuk huruf o. perlahan ia menutup mulutnya tidak percaya mendengar tebakan dari hyungnya.

"ku rasa tebakan ku benar, tapi kamu juga berhak bahagia Jeno, jika kamu menyukainya, maka kejar dia, buat dia jatuh cinta pada mu, dan jangan lupa hempaskan kerikil yang mengganggu jalan mu"

Sejenak muncul keterdiaman, yang dipanggil hyung bangkit dari kursinya "kamu berhak bahagia Jeno, tidak pandang sahabat atau bukan, pastikan kalau kamu bahagia"

Jeno tidak bereaksi.

"aku pergi" pamitnya, baru tiga langkah tapi ia kembali menoleh "siapa yang tau kalau kamu akan di tusuk dari belakang, jadi hati-hati Jeno"

-

Masih di tempat yang sama. Haechan menepuk pundak magnaenya menenangkan.

"kamu serius kan?" tanyanya lagi.

"aku benar-benar menyukai Renjun Chan" ucap Jaemin setengah merengek.

"jadi benar dugaanku, ayo kita buat kesepakatan" Jeno

Jaemin menoleh cepat "aku tidak mau"

T
B
C
21/11/20

I know I'm stupid ( Jaemren)✅Where stories live. Discover now