27. resolusi

7.7K 1.7K 232
                                    

panjang, semoga ga bosen

Beomgyu duduk manis di atas ranjang besar. Matanya menjelajahi ruangan minimalis yang bernuansa abu. Setelah bosan memandang penjuru kamar, manik beomgyu beralih pada pintu kamar mandi—menunggu seseorang yang berada di sana.

Tak lama, sang pemilik kamar keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Jangan salah kira, tentu saja taehyun keluar dengan pakaian yang sudah rapi bertengger di badannya.

Taehyun menghampiri beomgyu dan mendudukkan badannya pada pinggir ranjang. Netra taehyun tak bosan menatap manusia di depannya. Beomgyu dengan hoodie putihnya, perpaduan yang sangat indah. Kemudian taehyun tersenyum, menampilkan lesung pipi nya yang manis.

"Hehe." senyuman itu lama lama menjadi cengiran kuda yang nampak aneh.

"Apa?"

Yang bermarga kang menggeleng, "Enggak kok, kamu manis."

Beomgyu mendorong muka taehyun yang hendak mendekatinya. Dia mencebikkan bibirnya, sebal. Sebal karena sejak tadi taehyun membuat jantungnya tidak tenang.

Apalagi sekarang logat lo-gue sudah taehyun ubah menjadi aku-kamu. Beomgyu masih belum terbiasa mendengar taehyun bicara lembut seperti itu.

"Gombal mulu heran."

"Bukan gombal loh itu, kan kamu beneran manis hehe."

Cengiran taehyun tampak menyebalkan. Tangan kanan beomgyu meraih bantal terdekat dan melayangkannya ke muka taehyun.

"Ohh mau perang nih?"

Taehyun sudah ancang-ancang. Beomgyu kira taehyun akan melemparnya dengan bantal, tapi tebakannya salah. Taehyun malah menggoyangkan kepalanya cepat, alhasil cipratan air dari rambut basahnya berhasil membuat beomgyu sedikit basah.

Setelah selesai dengan goyangan kepalanya, taehyun tersenyum senang melihat beomgyu yang berlindung di balik bantal. Beomgyu mengintip, kemudian satu pukulan ia layangkan pada paha taehyun.

"Kok di tabok sih gyu?" tanya taehyun, tangannya ia gunakan untuk mengelus bekas pukulan beomgyu.

"Sakit tau kalo kena mata."

"Eh masa? maaf ya,"

Ucapan maaf taehyun diangguki oleh beomgyu.

"Pinjam handuk."

Sebenarnya taehyun bingung, untuk apa beomgyu meminjam handuk kan dia sudah mandi. Tapi taehyun iyakan saja, dia beranjak dari ranjang dan mengambil satu handuk kering.

"Nih,"

Beomgyu menerima handuk serta menarik tangan taehyun supaya duduk. Kini giliran dia yang berdiri, dengan tangan yang sudah memegang handuk, beomgyu mulai memegang helai rambut basah taehyun. Dia berniat untuk mengeringkannya.

Sang pemiliki kamar duduk dengan anteng, walaupun dalam hati sudah tak karuan, taehyun melampiaskan perasaan gugupnya dengan senyum manis yang terpatri di wajahnya. Gerakan tangan beomgyu yang berada di kepalanya membuat taehyun sedikit mengantuk.

Taehyun mendongak untuk melihat wajah manis beomgyu. Beomgyu mengerutkan alisnya, dengan taehyun yang posisinya seperti itu, dia tidak bisa mengeringkan rambut dengan cepat. Alhasil beomgyu harus menurunkan kepala taehyun dan menjaganya agar tetap menatap lurus kedepan.

Bebal, taehyun tetap saja mendongak untuk menatap wajah beomgyu. Lagi-lagi beomgyu harus membuatnya menatap ke depan. Hal itu terulang kurang lebih lima kali.

"Taehyun, kamu harus liat ke depan supaya aku bisa cepet selesain ini."

"Gamau liat tembok, maunya liat kamu di sini."

Senyap - taegyuWhere stories live. Discover now