26. paradoks

8K 1.6K 266
                                    

Langkah demi langkah membawa mereka ke parkiran, di sana taehyun langsung menaiki motornya dan menarik beomgyu supaya cepat naik. Taehyun tidak tenang jika mereka berdua masih di kawasan bandara.

Motor hitamnya melesat cepat di tengah hiruk pikuk kota, membelah jalanan yang secara kebetulan sedang ramai. Dia meraih tangan beomgyu yang memegang jaketnya dan menariknya supaya tangan itu memeluk badan taehyun erat.

"Pegangan yang erat, gue mau ngebut." ucapnya.

Beomgyu mendengar suara taehyun walau samar, dia mematuhi perintah cowok itu untuk mengeratkan pegangan.

Satu cairan bening turun menetes tepat pada hidung beomgyu. Dia mendongak mendapati tetesan yang lain menimpa wajahnya. Hujan. Sepertinya beomgyu kurang memperhatikan situasi karena nyatanya awan hitam sudah bergerumbul di atas mereka.

Pantesan delay.

Kemudian bibirnya membentuk senyuman kecil yang manis. Bersamaan dengan itu, hujan yang tadinya masih rintik-rintik kini berubah semakin deras. Beomgyu masih mendongak, membiarkan tetesan air itu berjatuhan di wajahnya dan menimbulkan rasa geli. Matanya membentuk bulan sabit yang indah—menandakan bahwa dia sedang bahagia.

"Makin deres nih, berhenti dulu ya?" tanya taehyun.

Dari kaca spion, taehyun dapat melihat anggukan singkat dari beomgyu. Motornya ia belokkan ke arah sebuah rumah yang sepertinya bisa untuk berteduh .

Beomgyu turun dari motor taehyun. Mata bulatnya menjelajahi bangunan di depannya yang nampak sepi. Ia bahkan mengintip dari jendela dan hanya melihat ruangan besar yang kosong.

"Ada orang?" tanya taehyun.

Gelengan pelan menjadi jawaban atas pertanyaan taehyun. Lalu cowok itu mengikuti beomgyu yang hendak masuk ke dalam.

"Jangan masuk, ga sopan." sebelum beomgyu mendorong pintu rumah kosong itu taehyun mencekal pergelangan tangannya dengan lembut.

Beomgyu paham, dia mengangguk dan beralih duduk tak jauh dari pintu. Taehyun benar kok, mau dilihat dari sisi manapun memang tidak sopan memasuki rumah orang lain tanpa permisi.

Kini mereka berdua duduk dengan anteng di sana. Suara hujan mampu meredam keheningan yang sengaja mereka ciptakan sendiri. Taehyun maupun beomgyu sedang bergulat dengan pikirannya sendiri.

Ekor mata beomgyu menangkap gerak gerik aneh dari orang di sebelahnya. Taehyun meremas tangannya berung kali, sering menyisir poninya ke belakang dan menghela napas kasar. Sepertinya ada yang menganggu pikirannya.

Tanpa rasa malu, beomgyu meraih tangan taehyun yang tak bisa diam. Senyum teduh ia berikan pada si surai coklat sembari mengusap punggung tangannya lembut.

"Maaf." cicit taehyun. Kepala yang biasanya terangkat kini menjadi menunduk sangat dalam. Manik bulat itu sepertinya tidak memiliki keberanian untuk menatap lawan bicaranya. Bibirnya terkatup setelah mengucap kata maaf.

Jelas ada yang salah dengan taehyun, dan beomgyu menyadari hal itu.

Si manis menaruh tangannya pada kedua pipi tirus taehyun. Dia mendongakkan kepala taehyun supaya ia mau menatapnya. Sepertinya taehyun benar-benar tidak mau menatap mata indah beomgyu, pasalnya dia malah melirik hal lain untuk menghindari tatapan bertanya beomgyu.

Beomgyu menggoyangkan tangannya pada pipi taehyun. Netranya menatap taehyun dengan tatapan seolah berkata, 'ada apa?'

"Gue...pengecut, maaf." lirih, kalimat yang taehyun lontarkan terlalu lirih. Suara indahnya termakan oleh gemuruh hujan yang semakin deras. Beomgyu tidak mampu mendengarnya.

Senyap - taegyuWhere stories live. Discover now