┆trois┊

25.3K 6.6K 6.7K
                                    

"Murid-murid peserta permainan harap berkumpul di aula sekarang, semua harus hadir tanpa terkecuali. Kepala sekolah menunggu kalian."

"Doyum! Ke aula bareng yuk!" Ajak Woonggi gelendotan di pintu kelas C.

"Tumben, biasanya sama Dongpyo," balas Doyum merangkul Woonggi, padahal mereka berdua baru kenalan malam tadi di grup chat.

Memang ya, anak laki-laki gampang sekali akrab. Ya, walaupun tidak semua sih...

"Dongpyo bareng Eunsang, biasa lah sesama penyihir."

"Emangnya lo bukan penyihir?"

"Ya bukanlah! Kenapa semua orang ngira kalau gue penyihir? Muka gue cocok ya?"

Kalau dilihat-lihat sih... cocok saja. Tapi menurut Doyum, Woonggi lebih cocok menjadi iblis seperti kakak kelasnya yang bernama Jerome. Kelakuannya sebelas dua belas lah ya.

"Oh ya, gue mau tanya sesuatu," kata Doyum tiba-tiba, mengurangi volume suaranya.

"Apa?"

"Itu si Kai, Hueningkai maksudnya, dia beneran keturunan Apollo?"

"Hmm, setau gue dia manusia bisa. Tapi jujur, gue setuju sama Eunsang. Karena si Kai suka musik dan dia tau banyak, bisa aja dia ngeramal."

"Dia anak kelas mana?"

"Kelas A, bareng Yedam, Eunsang, Sunghoon, Junho, sama Taehyun."

Di sekolah ini, sebelum naik ke kelas mipa ataupun ips akan belajar di kelas khusus selama setahun. Jadi, mereka empat tahun belajar di SMA Ulgoshipjianha ini. Nah, kelas khusus tersebut menggunakan huruf alfabet sebagai nama kelasnya. Urutan kelas berdasarkan kemampuan di bidang tertentu.

Contoh : kelas A unggul di segala bidang, Kelas B unggul di bidang pertahanan atau fisik, kelas C unggul di bidang seni, dan seterusnya.

Namun tidak semua siswa dan siswi masuk di kelas yang sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka, masih banyak yang merahasiakan identitas demi keamanan dan keselamatan diri.

Doyum sendiri ada di kelas C bersama Dongpyo, Hyeongjun dan Minhee. Sementara Woonggi ada di kelas B bersama Jake, Jisung, Jay dan Samuel.

"Terlambat lima menit, silahkan duduk," ucap kepala sekolah begitu mereka tiba di aula.

Rupanya yang lain sudah duduk rapi di kursi yang disediakan. Tidak deh, Jay dan Samuel gayanya macam preman pasar.

"Maaf pak," cicit Doyum lalu duduk di kursi kosong di samping Junho.

"Telat lima menit gak masalah kali pak, daripada gak dateng," balas Woonggi menggerutu sambil duduk di samping Doyum.

"Bener-bener ya kamu, untung nilai kamu selalu sempurna," kata kepala sekolah tersebut, Pak Siwon namanya.

"Jadi??? Kenapa kita berlima belas dipanggil kesini, pak?" Tanya Minhee mulai mengantuk, pingin rebahan.

"Saya mau bahas permainan yang kalian mainkan, Cursed or Die. Saya harap kalian bisa menyelesaikannya, apa kalian gak kasian kalau angkatan setelah kalian kena juga?"

"Loh, kenapa kita yang dituntut? Kakak kelas sebelum kita juga dibilangin begitu dong, seharusnya," protes Hyeongjun kesal.

"Saya pikir permainannya gak seberbahaya permainan kalian, karena itu saya minta-"

"Sejak awal permainan ini memang bahaya," potong Taehyun datar. "Kalau gak bahaya, gak mungkin ada korban jiwa. Dan gak seharusnya Anda santai-santai saja sementara kami berjuang bertahan hidup dan mencari cara untuk menyelesaikannya."

Cursed or Die | 02 Line ✓Where stories live. Discover now