┆douze┊

22K 6.4K 4.9K
                                    

Jisung berlarian di koridor sekolah setelah berita kematian Eunsang menyebar luas dalam waktu sekejap saja. Para guru dan kepala sekolah sudah berada di lokasi, sementara Jisung sendiri berlari kesana kemari mencari para peserta permainan.

Kecuali Yedam, Jay, Junho, dan Hueningkai. Karena mereka berempat harus menjaga Jinsung dan mengatasi para guru yang mendesak mereka untuk jujur.

Jisung pusing sendiri, tinggal empat orang lagi belum terlihat. Sunghoon, Samuel, Hyeongjun, dan Minhee. Eh tapi, Minhee tidak masuk sekolah ya.

"Hei, Jisung Park!" Panggil Samuel dari kejauhan. "Hei tayo!"

"Ke ruang teater sekarang! Yang lain disana!" Perintah Jisung tanpa berhenti berlari dan menoleh.

"What?! Gue lari jauh-jauh kesini terus diusir?! Ugh, c'mon dude!"

Jisung mengabaikan keluhan Samuel di belakang sana, dia harus mencari tiga orang lagi untuk berkumpul sekarang. Mereka harus bersatu, terpecah menjadi tiga kubu bukanlah hal yang baik.

Tepat ketika Jisung sedang memikirkan itu, Jisung ditabrak dari samping kiri sampai jatuh tersungkur ke lantai.

Oknum penabrakan panik, langsung saja dia bantu Jisung berdiri. "Maaf, Sung. Maaf, serius gue minta maaf. Gue gak sengaja, maaf. Duh, maaf banget, ya."

Tidak, Jisung tidak marah, dia bingung. "Lo kenapa ada di sekolah? Bukannya lo izin beli obat?"

Minhee mendelik panik, dia baru ingat kalau dia tidak masuk sekolah hari ini. Duh, mana tadi dia pergi ke kantin untuk jajan. Pantas saja orang-orang menatapnya tanpa henti.

"Tadinya mau cari Hyeongjun, tapi sekalian jalan-jalan," jawab Minhee berbohong, mana mungkin dia jujur kalau dia bertemu seseorang di gudang sekolah sebelum pergi ke kantin.

"Oh, ke ruang teater sana, yang lain nunggu."

"Hah? Ngapain?"

"Bahas permainan, Eunsang jadi korban. Gue mau cari yang lain dulu."

Jisung lanjut berlari mencari yang lain. Minhee yang ditinggal terdiam, perkataan dia di gudang tadi langsung muncul di benaknya.

Orang itu bilang Eunsang korban selanjutnya, dan itu benar-benar terjadi. Lalu, apa benar ada keturunan Hades? Atau pengakuannya tadi hanyalah kebohongan?













































"Gue yakin si Taehyun dalangnya! Hunter punya banyak cara untuk bunuh targetnya, gue yakin!" Seru Dongpyo menuduh.

"Kenapa? Apa karena kejadian sebelumnya?" Tanya Taehyun tak suka. "Ingat pengorbanan seseorang di angkatan atas kita, harusnya lo mikir. Gak semua sama!"

"Lo membela diri apa gimana?"

"Maaf, Pyo. Gue curiga sama lo," sela Jake menunjuk Dongpyo. "Sikap lo justru bikin lo keliatan lindungin diri sendiri, lo keliatan sembunyiin sesuatu."

Taehyun tersenyum penuh kemenangan, secara tidak langsung Jake membelanya. Haha.

"Gue tim netral, gak salahin siapa-siapa," kata Woonggi, tumben waras, ga.

Dongpyo menyipitkan matanya. "Lo ada di kubu musuh ya? Kok sikap lo berubah?"

"Emang ngapa sih? Suka-suka gue lah, sewot amat," cibir Woonggi terlihat sensi, entah apa yang terjadi dengan iblis yang satu ini.

"Daripada tuduh-tuduhan gini, gue mau bahas masalah demigod. Yedam barusan chat di grup, kata demigod muncul di bukunya," kata Jake membaca pesan di gcnya.

Cursed or Die | 02 Line ✓Where stories live. Discover now