┆neuf┊

22.5K 6.3K 4K
                                    

Disini terselip tiga clue untuk tiga hal yang berbeda :D






Sejak kehadiran peserta baru yang sangat sangat sangat mencurigakan, kecanggungan semakin bertambah. Awalnya mereka mencurigai Jinsung, tapi Yedam bilang kalau dia pernah melihat Jinsung di camp.

Otomatis semua percaya, berarti dia benar-benar seorang demigod. Apalagi ibunya adalah dewi kejujuran, berarti dia memang jujur.

Kematian Doyum sebagai korban pertama permainan di angkatan mereka membuat pihak sekolah kelabakan. Pasalnya, Jay yang marah menantang semua guru untuk baku hantam.

Adh adh.

Untung Jay tidak diapa-apain, coba kalau para guru marah. Bisa dilaporin ke polisi kali.

Masalah canggung, semua merasakannya. Lima belas peserta terpecah. Hyeongjun bersama Eunsang, Minhee, Junho, dan Dongpyo. Jisung bersama Jasuke, samuel, dan si anak baru. Taehyun bersama Hueningkai, Yedam, dan Woongi.

Hyeongjun dan kawan-kawan memilih bersama karena mereka memang saling mengenal. Kalau Jisung sengaja memisahkan Jay dari yang lain sebab takut Jay membuat masalah. Kalau Jay bersamanya, otomatis Sunghoon dan Jake ikut juga karena Jasuke selalu menempel. Samuel memilih ikut mereka karena ada Jisung, sementara Jinsung ikut karena takut dengan Taehyun dan ingin dekat dengan Jisung si peserta pertama yang tahu siapa saja yang masuk ke permainan. Katanya ingin bertanya lebih lanjut tentang permainan.

Kalau Taehyun pasti selalu bersama Hueningkai, dan karena Yedam teman Taehyun, maka dia bergabung dengan mereka. Woonggi? Dia cari aman dan cari perlindungan.

Tidak semua bersikap dingin dan tak bersahabat, di antara mereka masih ada yang bersikap netral. Namun memilih diam seraya berusaha menyatukan mereka kembali.

Karena kalau mereka terpecah, maka mereka akan terbunuh dengan cepat.













































"Gue gak ada masalah sama dia, tapi setiap kali kita papasan dia kasih smirk ke gue. Itu orang udah gila kali ya?" Keluh Jay menceritakan apa yang dia alami dua hari ini.

Iya, mereka terpecah dua hari.

"Mungkin karena lo sering marah-marah dan bikin orang emosi," jawab Jinsung dengan polosnya.

"Pft." Samuel menutup mulutnya, menahan tawa yang hampir membludak keluar. Ayo tahan, jangan sampai tertawa. Nanti ditonjok Jay kan tidak lucu.

"Jinsung keturunan Dewi Aletheia, omongannya pasti bener, jadi gimana ya..." ujar Jisung bingung sendiri, dia merasa tidak enak dengan Jay tapi di sisi lain dia mengakui kebenaran ucapan Jinsung.

Jay hampir saja melempar buku paket ekonominya jika tidak diingatkan, dia jadi sadar diri setelahnya.

"Jay, lo dicari Yedam," kata Sunghoon memberi tahu, menunjuk Yedam dengan dagunya.

Jay yang posisinya membelakangi orang yang dimaksud berdiri dan berbalik, ternyata memang benar, ada Yedam di luar kelas.

"Tumben dia kesini, biasanya di kelas terus," heran Jay bergumam, memilih segera menemui orang itu.

Merasa ada yang mendekati, Yedam beralih fokus dari buku ke depannya. Matanya memicing begitu Jay berdiri tepat di hadapannya, terlihat kesal.

"Lo suruh Taehyun ketemuan di halaman belakang sore ini untuk berantem tanpa ada yang tahu terutama Hyuka karena lo kesel Taehyun bersikap aneh ke lo dan lo pingin kasih pelajaran ke dia. Apa gue benar?"

Jay mengerjapkan mata, melongo mendengarnya. "Sejak kapan lo belajar rap?"

Yedam mendengus. "Jawab aja pertanyaan gue, bener atau enggak?"

"Ck, iya. Emang kenapa sih? Ngeselin gitu orangnya, gue gak tahan pingin bikin dia babak belur," decak Jay kesal.

"Jangan macem-macem, Jay. Gue dapet petunjuk, besok ada korban nyawa, nama korban ada huruf N nya. Gue gak mau lo kena masalah atau kena tuduh karena tindakan semena-mena lo itu, tahan emosi."

"Ya terus?"

"Jangan.berantem. Paham?"

Ayolah, Jay bukanlah orang yang tenang. Tangannya gatal sekali ingin meninju seseorang, tapi tidak mungkin dia meninju Yedam. Nanti masalah merembet kemana-mana.

"Tenangin pikiran lo, berantem gak akan selesaiin masalah. Inget, permainan belum selesai, jangan memperkeruh. Kalau lo kesel, ajak dia ngobrol. Bicarain baik-baik, gue gak mau kita makin kepecah. Kita harus diskusiin ini sama-sama, lo mau permainan selesai, kan?"

"Iya deh iya, anak Athena selalu benar," kata Jay pada akhirnya, tak bisa membantah. Namun dia sedikit kesal karena diceramahi begitu.

Sambil menepuk-nepuk pundak Jay, Yedam tersenyum. "Gitu dong. Gue balik ke kelas dulu ya, makasih waktunya."

"Tunggu, gue mau tanya satu hal," cegah Jay menghadang Yedam.

"Tanya apa?"

"Waktu itu, gue dan yang lain introgasi Taehyun di depan uks. Dia kabur pakai mutiara, dia demigod?"

Yedam terkekeh. "Gue yang kasih, dia memang butuh itu jadi ya..."

Jay mendelik. "Lo gak sakit kan? Lo kasih mutiara itu ke hunter? Udah gila."

"Dia orang baik, percaya sama gue."

"Gak percaya, gue gak mau ditusuk dari belakang kayak kejadian sebelumnya."

"Tapi dia beneran-"

"Udah sana balik ke kelas, gue gak mau debat sama orang pinter."

Ucapan Jay terdengar mutlak dan tak bisa diganggu gugat. Sifat keras kepalanya membuat Yedam terkadang geleng-geleng kepala, namanya juga manusia.

Gak deh, setengah manusia.

Nah, sudah menemukan tiga clue nya?

Cursed or Die | 02 Line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang