┆quatre┊

23.1K 6.6K 4.1K
                                    

"Kutukan Doyum sama kayak Kak Daehwi." Begitu kata Junho setelah mengajak Eunsang dan Hyeongjun pergi ke toilet diam-diam.

"Berarti masih bisa disembuhin kan?" Tanya Eunsang cemas.

"Bisa, salah satunya dengan cara disembuhin pakai air mata burung phoenix punya kakak kelas itu...."

"Tapi kita kan gak kenal sama orangnya, cuma sebatas tau nama dan muka doang," kata Hyeongjun ragu. "Gak enak juga kalau tiba-tiba dateng ke rumahnya terus minta disembuhin, apalagi masih berduka."

Junho menggigit kuku ibu jarinya, kebiasaannya jika cemas. Melihat itu, Eunsang menarik tangan Junho dan menurunkannya.

"Gak boleh, nanti cacingan."

Junho membenarkan posisi tongkatnya sambil berdecak. "Ada dugaan siapa dalangnya? Gak mungkin dalangnya gak kenal sama kita."

"Gue curiga sama Taehyun, Hueningkai, Dongpyo, Sunghoon, sama Samuel," jawab Eunsang terlihat ragu.

"Ada kemungkinan di antara mereka, tapi gue rasa kemungkinan kecil," kata Hyeongjun. "Bukan bermaksud membela, tapi sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan kalau mereka dalangnya."

"Oh ya, emang bener si Hueningkai keturunan Dewa Apollo?" Tanya Junho mendadak ingat perkataan Eunsang di grup chat tadi malam.

"Gak tau, cuma ngasal aja," jawab Eunsang mengedikkan pundak. "Dewa Apollo bisa meramal, keturunannya juga. Dia tau banyak hal, jadi... bisa aja kan?"

"Kalau yang lain? Lo tau gak identitas mereka apa?" Tanya Hyeongjun penasaran.

Eunsang menggeleng. "Tau, tapi gak banyak."

"Ehm, kalau boleh tau... siapa aja dan mereka itu apa?"

"Dongpyo penyihir, gue penyihir, lo hantu, Jay... gue gak yakin dia werewolf, Taehyun bikin gue mikir ulang..."

"Terus siapa lagi?"

Eunsang berpikir sejenak, lalu menjentikkan jarinya. "Woonggi. Dia iblis, kayak Kak Jerome."











































































"Lo itu apa?!"

Murid-murid yang ada disana buru-buru pergi begitu melihat ada tanda-tanda keributan. Jay, Samuel, Jisung, Dongpyo, dan Minhee memojokkan Taehyun di dinding luar uks.

Mereka ingin mengintrogasi orang itu, tapi Jay yang memang tak bisa mengontrol emosinya jadi terlihat ingin membully.

"Hunter," jawab Taehyun beberapa saat kemudian.

"Gak mungkin lo hunter," kata Minhee tak percaya.

"Yeah, gue setuju sama lo." Samuel menganggukkan kepala. "Hunter gak mungkin suka ngomong sendiri, emangnya lo bisa liat dan ngomong sama hantu?"

"Kalau iya, ada masalah?"

Jay mencebikkan bibirnya. "Kalaupun lo beneran hunter, lo patut dicurigain dong? Hunter juga berperan dalam permainan, dia bantuin dalangnya bunuhin peserta. Intinya, hunter gak bisa dipercaya."

"Jangan menyamaratakan," tegur Jisung, lama-lama kesal juga melihat temannya menyudutkan Taehyun terus.

"Oh ya? Terus gimana sama hunter itu, maksud gue Kak Beomgyu. Dia baik, gak kayak yang lo pikirin."

"Dia? Dia kan bunuhin makhluk lain, dan dia bunuh temennya sendiri."

Taehyun tersenyum miring. "Kalau cari info jangan setengah-setengah. Dia memang bunuh temennya, tapi itu bukan kemauan dia, dia dikendaliin sihir. Justru dia berkorban demi temen-temennya, bahkan dia sebagai pemilik burung phoenix yang bantu kita lawan death eaters lebih pilih gugur demi keselamatan yang lain. Apa itu yang dinamakan jahat? Oh, bukannya lo yang jahat? Benci orang lain akibat info yang gak lengkap."

Sret

"Atas dasar apa lo bilang gue jahat?" Tanya Jay menarik kerah seragam Taehyun dengan kasar.

"Jay, tahan emosi lo," tegur Jisung mencoba menarik Jay mundur, namun pemuda itu tak menurut.

"Sekarang gue tanya, atas dasar apa lo bilang gue jahat?" Taehyun berubah dingin. "Lo gak tau apa-apa, lo juga berpikir kalau gue tukang bohong kan? Hhh, lo sendiri aja masih bohong ke temen-temen lo tentang siapa lo sebenernya."

Samuel mengusak rambutnya. "Kok gue jadi bingung ya? Rumit banget kayak kisah cintanya Minhee."

Minhee mendelik, menabok pundak Samuel tak terima. "Sembarangan, lo kali!"

"Sekarang lo mau nuduh gue?" Tanya Jay menggertakkan giginya.

"Jay, udah cukup!" Bentak Jisung menggelegar, membuat mereka terkejut.

Jisung itu tipe orang yang tidak pernah marah, dia pandai mengatur emosinya. Tapi sekarang? Dia membentak orang lain saking marahnya.

"Gue tau lo khawatir, tapi bukan gini caranya! Kalau lo mau dalangnya ketahuan, cari petunjuk!"

"Sung, tenang," bujuk Samuel mengusap pundak pelan Jisung. "Kalau lo marah begini, dalangnya pasti seneng. Dia pasti mau bikin kita kepecah belah."

"Nah, gue juga berpikir begitu," balas Minhee. "Tapi gue gak bisa ngelak, gue curigain kalian semua, apalagi di─ LAH, KOK HILANG?!"

Mereka menoleh ke dinding bersamaan, ke tempat Taehyun berada sebelumnya. Kosong, dia tidak ada disana.

Jay mematung, dia merasakan energi yang sangat tidak asing. "Mutiara? Dia pergi pakai mutiara? Dia demigod?"

Cursed or Die | 02 Line ✓Where stories live. Discover now