┆ving et un┊

21.1K 6.3K 8.4K
                                    

Dalang permainan sama anak
buahnya gampang ketebak nih
keliatannya :D





"Nih, makan."

Yedam menatap datar penyihir di depannya, tak berminat menyentuh nampan di depannya. Gimana dia mau menyentuh, tangan dan kakinya kan diikat.

"Gue bilang makan ya makan!"

Yedam bergeming, tak takut dengan bentakan itu. Dia membuang muka, memilih melihat jaring laba-laba di sudut ruangan sana.

Si penyihir kesal, ingin marah tapi dia harus menyiapkan kalimat untuk bersandiwara nanti. "Gue tinggal makanannya disini, awas kalau kabur."

Yedam memutar bola matanya malas, dia mana bisa kabur. Dia terikat, tidak ada jendela, dan pintu pun cukup tebal sehingga sulit didobrak.

"Udah dua hari lo disini, temen-temen lo gak bakal dateng, gak usah berharap," ucap penyihir itu sebelum mengunci pintu dan pergi dari sana.

Melihat itu, Yedam menghela nafas lega. "Gue memang curiga sejak awal ke lo, dan gue gak nyangka kecurigaan gue bener. Dan ya, gue gak peduli dikurung disini. Karena gue yakin mereka pasti bisa kalahin lo dan anak buah lo, karena kebaikan selalu menang."




























Jay melempar kaleng sodanya ke tempat sampah ala-ala anak basket melempar bola basketnya ke ring. Di belakangnya ada Sunghoon, malu melihat tingkah temannya.

Orang-orang yang berlalu lalang memandang mereka, mungkin karena sorakan gembira Jay karena kaleng sodanya berhasil masuk ke tempat sampah.

"Hoon, si Jake kok gak dateng-dateng? Keburu jamuran nih gue," keluh Jay kesal sambil lanjut berjalan.

Omong-omong, mereka berada di taman dekat Sungai Bogosipda.

"Katanya macet." Sunghoon mengecek ponselnya. "Gak jauh dari sini sih... mungkin lima menit lagi sampai."

"Lima menit serasa lima jam."

Menghadapi sifat Jay yang tidak sabaran dan gampang marah itu terkadang membuat Sunghoon geleng-geleng kepala. Tapi Jay punya kelebihan, dia itu pandai berkelahi dan dia selalu menang.

Namanya juga Jay.

"Sorry, tadi ada kecelakaan makanya macet," ucap Jake baru tiba sambil memutar-mutar kunci motornya.

"Lo tau gak, gue hampir nendang tong sampah," kesal Jay mencibir.

Jake mengusap tengkuk lehernya. "Ya maaf, emangnya mau ngomongin apa? Masalah permainan?"

"Tau tuh si Sunghoon." Jay menunjuk Sunghoon dengan dagunya, sementara yang ditunjuk garuk-garuk kepala.

"Jadi gini... sebelumnya gue minta maaf karena bohongin kalian. Gue takut karena musuh gue banyak."

Jay mencebikkan bibirnya. "Masalah tentang lo yang berasal dari ras Origin? Gue udah tau, skip."

Jake kaget. "Serius?!"

Sunghoon juga sama kagetnya. "Lo tau dari mana?"

"Lo lupa? Dulu kita pernah berantem dan kekuatan lo bikin rumah gue hampir roboh," kata Jay menjelaskan.

Jake terdiam. "Pantesan..."

"Pantesan apa?"

"Gak, bukan apa-apa." Jake menggeleng. "Apa lagi yang mau diomongin? Gue sibuk."

"Ini masalah dalang permainan," jawab Sunghoon serius. Jay dan Jake saja sampai merinding.

"Lo udah tau siapa dalangnya?" Tanya Jay ikut serius.

Cursed or Die | 02 Line ✓Where stories live. Discover now